"Hi.. Radit, Mei" sapa Bagas, langsung menyambut kedua nya.
"Baru pulang? " tanya Bagas.
"Iya nih, istri kamu suruh kita kesini dulu." jawab Radit.
"Kira - kira ada apa ya Bang? " tanya Meidina.
"Nah, Abang kurang tahu ya. Nanti tinggu saja, dia sedang pergi ke minimarket seberang." jawab Bagas.
"Gimana bulan madu nya lancar? "
"Lancar, tapi Nyonya minta pulang terus.'
" Ih.. minta pulang lah, memang nya Abang nggak mau kerja. Terus saya makan apa? "ucap Meidina.
"Makan cinta dong sayang."
"Nggak kenyang, kalau belum makan nasi." ucap Meidina dan membuat Bagas tersenyum.
Anisah datang dengan membawa barang belanjaan, dan langsung bercipika cipiki dengan Meidina.
"Kalian mau pada minum apa? atau makan. Habis perjalanan jauh, pasti capek." ucap Anisah.
"Nggak perlu repot - repot." ucap Meidina.
Anisah lalu duduk di samping Bagas, setelah membuatkan sirup dingin rasa leci.Dan beberapa kue kering, yang di suguhkan untuk Meidina dan Radit.
"Begini Mei, saya hanya ingin kasih tahu kamu, kalau Abi ingin menikah dengan Mami Rosa. "
"Iya, kemarin Mami sempat telepon saya, bahas masalah itu. Terus gimana? "
"Jujur, saya tidak setuju. Makan nya, saya undang kamu kemari, untuk bahas ini."
"Kalau saya pribadi, nggak masalah. kalau Abi , ingin menikah lagi. Lagian, Mami Rosa baik kok orangnya. "
"Nggak, saya tidak setuju. Karena saya, tidak mau memiliki orang tua tiri. Baik bagi kamu, tapi tidak bagi saya."
"Abi, mungkin ingin ada yang menemani di hari tua nya, mungkin tujuan nya itu."
"Kita juga, bisa menemani Abi di hari tua. Apalagi, nanti kalau kita memiliki anak, bisa menghibur Abi." ucap Anisah, sedang Bagas dan Radit hanya menjadi pendengar.
"Saya juga belum tahu banyak, dari Mami dan Abi, kan saya baru saja pulang. Kita ini, nggak pulang dulu ya Bang, langsung kemari. Takut nya, ada berita penting apa. "
"Iya, kalau kita pulang dulu, yang ada kepikiran terus. " ucap Radit.
"Anisah, Mas sependapat sama Meidina." ucap Bagas.
"Nggak, kalian tidak boleh, ada yang memberikan restu. Dan kamu Mei, ajari Mami kamu. Untuk tidak tergoda dengan, bujuk rayuan Abi. "
"Iya Anisah, saya akan kasih tahu Bund."
****
"Bang, saya tuh jujur. Dukung saja, apa keputusan Abi, kalau saya bilang menolak, saya malah mematahkan hati Abi."
"Abang mengerti, mungkin disisi lain, posisi Umi nya Anisah tidak bisa terganti kan, makan nya Anisah menolak. " ucap Radit sambil mengusap kepala Meidina.
"Mungkin juga Bang, tapi saya juga belum tahu, gimana tanggapan Mami, soalnya Mami kan belum kasih jawaban."
"Menurut Ayank, Mami nerima nggak? "
"Kemarin sempat bilang, kaget dan memang tidak punya rasa apa - apa."
****
"Kemarin Anisah sempat kesini, melarang Mami untuk menerima lamaran Abi kamu." ucap Mami Rosa.
"Ya sama Mami, sama Mei juga gitu, ya kan Bang." ucap Meidina.
"Iya Mami, kita di perjalanan pulang, suruh mampir ke rumah nya, ternyata bahas masalah ini."ucap Radit.
"Jujur, Mami tuh belum ada rasa Mei, nggak ada pikiran untuk dekat sama Abi kamu. "
"Mami, kalau Mei, tidak melarang Mami atau pun Abi, Mei setuju saja. Bahkan, terlihat juga Bang Bagas setuju, Bang Radit setuju, tapi kan mereka berdua hanya menantu. Sedang kan Anisah, tidak mengijinkan yang anak sendiri. Ini juga, saya belum tahu, bagaimana tanggapan dari keluarga besar. "
"Sudah, jangan bahas lagi, masalah Abi kamu. Sekarang kita fokus, sama resepsi pernikahan kalian." ucap Mami Rosa.
"Mami, cepet ya, nggak nyangka. Kemarin nikah, sebentar lagi resepsi. Dan sebentar lagi, ada Radit junior hadir. " ucap Radit.
"Amin..!! " ucap Mami Rosa dan Meidina bersamaan.
"Bang Radit, sudah ingin jadi Ayah banget nih Mam."
"Yaiyalah, tujuan menikah itu apa sih, selain ingin punya anak. "
"Tapi kan, apa kata yang di atas Bang, semuanya Allah yang mengatur. Kalau belum, di percaya ya belum di kasih. Kalau sudah waktu nya, pasti di kasih. "
"Kita kan sebagai manusia, doa dan usaha, jangan sampai lepas."
****
"Gimana sayang, kemarin bulan madu nya? " tanya Ibu Heni.
"Senang banget Bu, apalagi Bang Radit nggak mau pulang. " jawab Meidina.
"Betul Radit? "
"Ibu ini gimana, namanya juga pengantin baru. " ucap Radit sambil menyandarkan kepala nya di bahu Meidina.
"Tuh, lihat Bund, Abang manja banget, waktu sebelum nikah begini nggak? " ucap Meidina.
"Boro - boro begitu, waktu masih kecil iya. Sekarang sih nggak. "
"Sekarang kan beda bu, apa segala sudah ada yang mengurus, mulai dari pakaian, makan sampai bangun kadang di bangunin."
"Dasar, manja. " ucap Ibu Heni tersenyum.
****
"Abi serius sama Mami Rosa? " tanya Meidina.
"Abi serius nak, Abi merasakan sangat cocok. Apalagi, dia sayang sama kamu." jawab Abi Mulia.
"Tapi Anisah tidak setuju Abi, saya tidak bisa berkata apa - apa lagi. Kalau Mei, setuju saja. Tidak melarang Abi untuk menikah lagi. "
"Terima kasih Nak, nanti Abi akan bicara lagi sama Anisah."
"Kalau keluarga besar bagaimana? "
"Kalau mereka tidak banyak bicara, selalu mendukung keputusan Abi. Dengan menikahi Mba Rosa, Abi tidak lupa dengan Almarhumah Umi Salmah dan Umi Sarah, dia akan tetap selalu ada di hati Abi. " ucap Abi Mulia.
"Saya akan mendukung apapun itu keputusan Abi, bagi Abi yang terbaik, bagi saya pun yang terbaik. "
"Terima kasih Nak. "
"Sama - sama Abi." ucap Meidina memegang tangan Abi Mulia.
****
"Anisah, apa kamu tidak ingin Abi kita bahagia?
" Kamu itu paham nggak sih Mei, saya tidak mau ya tidak mau, tidak setuju. Umi saya hanya Umi Salmah, tidak ada yang bisa di gantikan. Begitu juga, dengan kehadiran Umi Sarah, saya tidak pernah menganggap dia ada."
"Saya paham disini, saya memang anak dari istri kedua. Kamu pantas seperti ini, apa kamu tidak mengabulkan nya, untuk Abi di usia senja nya. "
"Saya akan rawat, dan hibur Abi, tidak mesti harus menikah lagi. Kalau kamu tidak mau, merawat Abi ya sudah, biar saya saja. Dari dulu juga saya, yang dekat sama Abi. "
"Bukan begitu Anisah. "
"Sudah jangan bahas masalah itu, kamu fokus saja dengan persiapkan resepsi pernikahan kamu."
Meidina hanya mengehela nafas panjang, menatap saudara nya, yang sedang menatap kesal ke arah nya.
"Ya sudah, kita bicarakan baik - baik lagi, dengan Abi. Dan Mami Rosa juga, belum tentu mau karena belum kasih jawaban."
****
"Bunda...!!! "
Seorang wanita terbelalak kaget, saat seorang wanita yang telah lama pergi, kini kembali. Air mata, yang tidak terbendung membuatnya, menangis dan langsung memeluk seorang wanita, yang kini berada di depan mata nya.
"Kamu...!!! hiks.. hiks.. hiks...
" Bunda...!!! "
"Ini kamu? "
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Nurmila Karyadi
amit" uh sama di anisa..dari awal cerita emang g respect dia.,..semoga bagas kepincut wanita baik .
2023-03-12
1
fitri indrawati sutanto
Malang bener km Bagas dpat istri model Anisa yg egois sekali dan beruntungnya Radit mendapat istri yg baik dan sabar kaya mei itulah hidup
2023-02-18
1
fitri indrawati sutanto
mei itu contoh ank yg berbakti dia hanya menginginkan kebahagiaan org tuanya beda jauh sama Annisa yg dr kecil disayang sama abinya tp dgn egois tdk mengijinkan ada yg menemani hari hari tua abinya
2023-02-18
1