Kembali nya Sangat Kekasih

"Latifah...!! " isak Ibu Ruri, saat memegang wajah putri nya, yang telah di nyatakan meninggal dunia.

Tubuh yang kurus, dengan jalan yang pincang, Latifah meneteskan air mata nya, di depan Bunda nya.

"Kamu sudah meninggal nak, hiks.. hiks.. karena kecelakaan itu. "

"Bunda, itu bukan tubuh saya, dan memang saat kejadian , semua milik Latifah ada di dalam mobil. Latifah, pergi bersama teman Latifah, Bunda kenal Susan kan? itu susan yang meninggal dunia, dan terbakar tubuh nya. Saat itu, Susan yang mengemudi kan mobil nya, dan karena bukti tas di samping Susan mengira itu saya. Sedang kan bukti milik nya tas milik nya saya yang pegang. "

"Ya Allah Latifah. "Ibu Ruri memeluk tubuh Latifah kembali.

"Saat mobil jatuh ke jurang, saya berhasil lolos, dan saya sempat menyaksikan mobil itu terbakar, namun saya terus terperosok kedalam jurang dan jatuh di aliran sungai deras. Saya tak sadarkan diri selama satu tahun, saya dirawat sepasang suami istri, tua renta di sekitar hutan. Saya tidak bisa jalan, dan lumpuh. Di tahun ke 7 , saya bisa jalan dan memutuskan untuk kembali ke rumah, dan ingin bertemu dengan Abang."

"Nak, seperti nya. Radit sudah menikah, dan ada undangan dari dia, mengundang Bunda. "

"Nggak mungkin Bunda, nggak mungkin, Bang Radit itu calon suami saya, ini tidak boleh terjadi Bunda. "

"Tapi kenyataan memang begini, Radit sudah memiliki istri. Kemarin, ada orang yang mengantarkan undangan nya, kalau kamu tidak percaya kamu baca. " ucap IBU Ruri, memberikan kartu undangan pernikahan Radit dan Meidina.

"Nggak mungkin bund, nggak mungkin, hiks... hiks... "

Ibu Ruri kembali memeluk Latifah, putri nya yang kembali, harus menerima kenyataan pahit mendengar kabar, pria yang sangat dia cintai kini sudah memiliki tambatan hati.

*****

"Semua nya sudah siap Pak, seratus persen sempurna. " ucap seorang penanggung jawab WO.

"Oh iya, nanti saya minta balon jatuh, terakhir kelopak mawar merah, di jatuhkan ke kami berdua. " ucap Radit.

"Siip Pak, dan untuk momen romantis nya juga, sudah kami siapkan lagu spesial yang di bawakan bintang tamu. "

"Ok, makasih. Makan nya, saya pilih WO kamu itu, karena melayani customer nya dengan puas. Dan tidak tanggung - tanggung."

"Seperti, acara yang dahulu pernah gagal. Itu yang paling sempurna, dan memang benar - benar beberapa bulan kami siapkan."

"Iya, momen ini, saya kasih di pernikahan saya yang sekarang."

"Bang." sapa Meidina, langsung menggandeng lengan Radit.

"Sayang, gimana? " tanya Radit menunjukkan dekorasi untuk resepsi pernikahan mereka berdua.

"Bagus Bang. " ucap Meidina, tersenyum.

"Lusa, kita akan duduk di pelaminan, kita akan menjadi ratu dan raja sehari. "

"Ah... kayak mimpi. "

Radit menarik pinggang Meidina, hingga terlihat sangat erat, bahkan sesekali Radit mengusap punggung Meidina dan mengecup pucuk kepala nya, yang terbalut hijab.

****

"Ih.. Mikael, kamu tambah gemes aja." ucap Meidina sambil memangku Mikael putra dari Ilham dan Lastri.

"Cepat Mei, biar ada teman nya. "ucap Lastri.

" Sedang proses mba, ya nggak sayang." ucap Meidina.

"Yups betul, proses percetakan nggak siang nggak malam, kita buat terus. " ucap Radit, langsung mendapatkan tatapan dari Meidina karena malu.

Hahahahah

"Berarti, seperti kita dulu ya Bund. " ucap Ilham.

"Kalau boleh tahu, bisa sampai jadi, sehari berapa kali? ucap Radit.

" Abang....!!! "tegur Meidina.

" Apa sih Yank? " ucap Radit.

"Itu mulut. "

Hahahahah...

"Lucu juga kalian. " ucap Ilham.

"Jangan di jawab Bang, memalukan." ucap Meidina.

"Lagian, suami kamu tanya nya aneh, tanya nya pas banget sama Ayah nya Mikael. " ucap Lastri.

Hahahaha...

"Bunda tahu saja." ucap Ilham.

"Minta doa nya saja, biar kita cepat di kasih momongan. Jujur, saya tuh suka sekali sama anak kecil, makan nya ingin cepat - cepat punya momongan." ucap Radit.

"Amin, semoga cepat di kabulkan." ucap Lastri.

"Oh iya, saya masak banyak. Pada makan yuk, kebetulan sudah waktu nya makan siang. " ajak Meidina.

"Iya yuk, pada makan. " ajak Radit.

"Wah, kebetulan banget saya kangen masakan kamu Mei." ucap Lastri.

Saat sedang makan, ponsel Radit berdering, sebuah nomer baru memanggil. Radit, langsung mereject nya, tapi mencoba menghubungi nya lagi.

"Angkat Bang, siapa tahu penting." ucap Meidina.

"Nomer tidak di kenal. " ucap Radit.

Ponsel nya kembali berdering, Meidina mengangkat nya. Namun di matikan lagi, lalu berdering lagi, dan Meidina mengangkat nya lagi.

"Hallo, ini siapa ya? "

Tuuuttt...

"Siapa sih, ganggu orang makan saja." ucap Meidina kesal, dan mematikan total ponsel milik Radit.

"Makan nya, Abang tidak angkat. Pasti orang iseng, sudah jelas itu, kalau penting pasti chat." ucap Radit lalu memasukan sendok nya, yang berisi nasi dan lauk.

Sedang kan di tempat lain, Latifah semakin terisak, saat mendengar suara perempuan. Nomer ponsel Radit, masih tetap sama dengan nomer ponsel yang dulu.

Latifah, memegang cincin pertunangan nya, yang masih terpasang di jari manisnya. Ibu ruri, menghampiri putri nya, yang sedang bersedih.

"Kamu harus ikhlas nak, Radit bukan jodoh kamu. "

"Kalau kecelakaan itu tidak tejadi, saya sudah hidup bahagia dengan Bang Radit. Mungkin, kami sudah memiliki seorang anak."

"Kamu harus lepaskan dia, karena dia telah bahagia. "

"Tidak Bund, tidak. Saya masih belum ikhlas Bund, saya masih belum rela."

Hiks.. hiks...

"Abang.... Latifah, kembali Bang. " ucap Latifah terisak.

*****

Acara resepsi pernikahan Radit dan Meidina, begitu sangat terlihat mewah. Pesta pernikahan, yang di selenggarakan di sebuah hotel bintang lima. Penuh dengan tamu undangan, yang kebanyakan dari Polisi, rekan kerja Ibu Mira dan beberapa teman - teman Meidina.

Meidina tampak cantik, dengan bersanding bersama Radit di atas panggung pelaminan. Kedua nya, melebar kan senyum menyambut para undangan.

Radit begitu terlihat tampak perhatian, saat kedua kaki Meidina yang pegal, karena berdiri dengan sepatu high heels nya.

"Ganti pakai sendal saja." ucap Radit.

"Nyeker aja, telapak kaki nya sakit. "

"Abang pijat ya. "

"Jangan, malu banyak tamu. Itu apalagi, ada yang memperhatikan kita. "

"Tidak apa - apa, sini Abang pijit. "

"Radit."

Radit dan Meidina langsung mengalihkan pandangan nya, saat seorang wanita separuh baya menyapa nya.

"Bunda." Radit langsung mencium punggung tangan nya.

"Selamat nak." ucap Ibu Ruri.

"Terima kasih Bunda, sudah mau hadir. Dan kenalkan, ini istri saya Bunda, Meidina namanya. " ucap Radit, dan Meidina langsung bersalaman dengan Ibu Ruri.

"Cantik."

"Terima kasih. "

"Ada sesuatu yang kamu harus tahu Radit. "

"Apa Bunda? "

Ibu Ruri, langsung melambaikan tangan nya, mata Radit dan Meidina tertuju pada lambaian tangan Ibu Ruri memanggil seseorang.

Radit terasa lemas seketika, saat melihat wanita yang sudah di nyatakan meninggal dunia 7 tahun yang lalu, kini berada di depan mata nya.

Ibu Mira dan Pak Halim pun kaget, saat Latifah bersalaman dengan kedua nya. Latifah tersenyum, saat mencium punggung tangan kedua nya.

"Apa kabar Ayah, ibu. " sapa Latifah dengan sebuah senyuman.

"Ba - baik. " ucap Ibu Mira.

"Latifah." ucap Radit.

.

.

Terpopuler

Comments

Nurmila Karyadi

Nurmila Karyadi

aduh mulai dh ada durinya nh crta.
please thor jgn lg ada duka utk meidina .

2023-03-12

1

fitri indrawati sutanto

fitri indrawati sutanto

ujian cinta bang Radit smoga ja bang Radit tetap setia kpd meidina

2023-02-18

1

fitri indrawati sutanto

fitri indrawati sutanto

relakan Radit Latifa itu menunjukan bahwa km tdk berjodoh dgn Radit jg jd pelakor ya km perempuan jgn menyakiti hati wanita lain ingat karma ya disini tdk ada yg salah tp yg salah itu keadaan dan Kalian tdk berjodoh

2023-02-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!