Menolak Ijin

"Nggak Abi, saya tidak setuju." ucap Anisah, dan Bagas langsung menoleh ke arah Anisah.

"Kenapa, kamu tidak setuju? "tanya Abi Mulia.

" Abi tidak paham ya, kalau saya itu benci yang nama nya Ibu tiri. Benci yang nama nya, kehadiran orang lain di dalam kehidupan keluarga kita. Apa Abi, tidak ingat begitu saya sangat tidak suka, dengan almarhumah Umi Sarah. Saya kira, Abi tidak akan menikah lagi, tapi Abi malah ingin menikahi orang tua angkat Meidina."

"Abi, ingin di hari tua ada yang menemani. Kalian, tidak akan mungkin bisa selalu temani Abi. Hanya itu, yang Abi ingin kan."

"Bisa kan, tidak harus menikah lagi. Saya juga bisa, menemani Abi sampai tua nanti, sampai akhir hayat nya. Tidak harus dengan menikah lagi, pokok nya saya tidak setuju."

"Anisah, Abi itu niat baik. Apa salah nya, kalau kamu restui keinginan Abi." ucap Bagas.

"Mas, saya itu tidak suka, kalau tidak ya tidak. Jangan mentang - mentang sesama pria, kamu ijinkan Abi untuk menikah lagi. "

"Anisah, lagian Abi menikah, dan Mami Rosa usia nya juga sudah tidak memungkinkan memiliki anak."

"Bukan masalah itu Mas, saya tidak mau punya Umi tiri. " ucap Anisah langsung pergi.

"Abi, maafkan Anisah. "

"Iya kak, tidak apa - apa. "

"Saya, akan bicara baik - baik sama Anisah."

****

"Kamu tidak boleh seperti itu, sama Abi. Bagaimana juga, dia orang tua kamu. Abi, ingin ada yang menemani di usia senja nya." ucap Bagas.

"Mas, kamu pikir, saya tidak sanggup apa mengurus Abi. Tidak harus, dengan menikah lagi. Sekali, saya tidak setuju, tidak setuju."

"Apa Karena, Mami Rosa seperti Meidina? "

"Kamu paham kan Mas. "

"Mami Rosa, sudah insaf. Dan itu bagian masa lalu, dan apa bedanya dengan Meidina yang dulu kamu ingin dia hijrah."

"Tapi bukan untuk, jadi Umi saya Mas. "

"Satu dua dengan kasus Meidina, kamu asli nya menerima tidak memiliki saudara seperti Meidina? "

"Saya terima Mas, terima. Tapi tidak dengan Mami Rosa, saya tidak mau memiliki orang tua tiri."

"Ok, itu alasan kamu. Dan Abi pun, menyadari kalau kita tidak mungkin akan selalu ada, apa Abi mau ikut dengan kita? apa salah nya, kamu katakan setuju, dari pada Abi Zina. Abi itu seorang pria, pasti ingin ada yang mengurus nya. Anak dan istri, cara nya itu beda. Kita sudah dewasa, apa karena masa lalu Abi kamu, menyakiti hati Umi kamu. Dan cukup hanya, Umi Sarah saja yang jadi orang tua tiri kamu. Dan kamu harus tahu, Meidina korban nya. Mas, tidak membela Abi, tapi pikirkan lagi baik - baik, apalagi Mami Rosa itu dekat dengan Meidina. Mungkin salah satu nya, agar bisa dekat dengan Meidina juga. Kamu sadar nggak? kalau Meidina itu lebih dekat dengan Mami Rosa dari pada Abi. "

"Tapi tidak dengan menikah sama Mami Rosa. "

*****

"Abang, kita jadi pulang hari ini kan? " tanya Meidina pada Radit, yang masih setia memeluk tubuh istri nya yang hanya berbalut selimut.

"Iya, nanti sore aja ya. Abang masih betah begini. " ucap Radit tambah mengeratkan pelukan nya.

"Bang, dua minggu lagi, kita resepsi pernikahan loh. Abang santai aja, nggak mikirin apa - apa. "

"Sayang, semua nya kan sudah 100 persen, mau apa yang di kerjakan."

"Tetap saja, ibu sama Ayah yang kesana kemari, sedangkan kita asik - asik an bulan madu. Udah lebih dari tiga hari loh."

"Ini punya istri bawel banget sih."

"Awwww... ih Abang. " Meidina memukul tangan Radit, yang memegang dengan keras salah satu bagian dada Meidina.

"Habis, ngoceh terus. Yuk, kita bikin dede lagi, terus kita pulang."

"Ini punya suami, kerjaan nya ngajakin bikin anak terus, istirahat dulu kenapa. "

"Habis, kamu candu buat Abang."

"Candu sih candu, minta istirahat sebentar saja. "

"Ok, hanya 10 menit. "

"Kok 10 menit, 2 jam ya."

"Nggak bisa. "

"Ih nggak adil. "

"Dosa, loh nolak suami."

****

"Anisah." ucap Mami Rosa, saat Anisah datang ke rumah nya.

"Masuk Anisah."

Anisah pun masuk, setelah bersalaman dengan Mami Rosa, lalu duduk di sofa tamu. Dan Mami Rosa, melebarkan senyum nya pada Anisah, tapi tidak dengan Anisah.

"Mau minum apa? "

"Tidak usah repot - repot, saya hanya ingin kasih tahu Mami, tolong tolak lamaran Abi."

Mami Rosa tersenyum, ke arah Anisah. Tidak dengan Anisah, hanya menatap lurus ke arah Mami Rosa, yang kini duduk berhadapan lurus dengan nya.

"Mami, belum kasih jawaban sama Abi kamu, dan Mami juga kaget, secara tiba - tiba Abi kamu, bicara seperti itu. "

"Jadi, Abi sama Mami itu, sebenar nya belum terjadi suatu hubungan? "

"Anisah, Mami saja kan komunikasi sama Abi kamu itu , bisa di hitung sama jari. Dan awal nya juga, tidak ada yang lebih, baru kemarin. Makan nya, Mami itu kaget, tiba - tiba Abi kamu meminta Mami jadi istri nya."

"Tolong Mami, jangan diterima. Karena saya, tidak Mau memiliki orang tua tiri. Cukup, Umi nya Meidina saja. "

"Baik Anisah, Mami akan berikan jawaban itu."

"Terima kasih Mami, kalau begitu saya pamit. Assalamu'alaikum. "

"Walaikumsalam."

Mami Rosa menggelengkan kepala nya, dan saat membalikkan badan sudah ada, Wulan dan Eva.

"Mami kalau jadi menikah, sama Abi nya Meidina. Apa sanggup memiliki anak tiri seperti dia? " ucap Wulan.

"Seperti nya, dia keras kepala. Dan hanya ingin, menang sendiri saja." ucap Eva.

"Sudah, lagian juga Mami masih mikir - mikir lagi. " ucap Mami Rosa langsung pergi.

"Kamu, setuju tidak sih kalau Mami nikah sama Abi nya Mei? " tanya Eva pada Wulan

"Setuju saja, tapi apa kamu tidak lihat. Belum apa - apa, anak nya sudah datang kesini. Gimana kalau, jadi nikah. Seperti nya, bakalan ngamuk - ngamuk disini."

"Benar kata kamu, tapi kayak nya si Mei sih setuju saja." ucap Eva.

"Jelas lah, watak nya juga beda. Walau masih satu Pabrik, tapi kan beda cetakan. " ucap Wulan, lalu kedua nya saling tertawa.

****

"Saya masih di jalan Anisah, memang nya ada apa? " ucap Meidina saat menerima telepon dari Anisah.

"Ya sudah, kamu ke rumah saya. Jangan dulu pulang ke rumah kalian." ucap Anisah dari seberang.

"Baik, mungkin satu jam lagi sampai."

"Ya sudah, saya tunggu. Assalamu'alaikum."

"Walaikumsalam." ucap Meidina mematikan ponselnya.

"Ada apa? " tanya Radit.

"Kita ke rumah Bang Bagas dulu. "

"Ada apa? "

"Tidak tahu, Anisah minta kita kesana. "

"Ok, kita ke sana. " ucap Radit, langsung berbelok ke arah jalan menuju ke rumah Bagas.

"Ada masalah apa ya, Anisah tumben minta kita kesana, seperti penting begitu."

.

.

.

Terpopuler

Comments

Nurmila Karyadi

Nurmila Karyadi

bikin eneg aja sifat asli anisah ...kasian bagas dapet yg segel tapi Egois.

2023-03-12

0

Tie Rumyati

Tie Rumyati

amit2 ih kenapa anisah seperti itu malu2 in denhan qpriah terbaik..

2023-02-24

1

fitri indrawati sutanto

fitri indrawati sutanto

betul sekali mungkin mei terlahir dr seorg perempuan yg baik sabar jd mei spt itu kl Annisa kan tau sendir pamannya kaya apa egois jahat mungkin Annis ketularan sifat buruk dr pamannya

2023-02-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!