Alaric tersadar dan mendapati dirinya masih berada di halaman depan rumahnya. Ia memegang kepalanya yang masih terasa berat dan pusing. Matanya yang perih dan terus mengerjap, masih meninggalkan pandangan yang buram. Begitu mengingat kejadian sebelum dia jatuh pingsan, Alaric langsung bangkit dan berlari ke dalam rumah. Ia terkejut melihat waktu sudah menunjukkan pukul satu pagi.
“Haish, berapa lama aku pingsan?” gerutunya.
Beberapa kali dia mengintip ke luar jendela dan menatap pohon yang ada di depan rumahnya itu. Ia mencoba menyadarkan dirinya, menelaah kejadiannya, dan tetap saja tidak mendapatkan hasilnya.
“Aaahh, apa benar di sini ada hantunya? Bisa gila aku” gerutunya lagi.
Alaric memang tinggal seorang diri. Dia memutuskan tinggal di rumah itu setelah membelinya dari seseorang yang sedang membutuhkan uang dengan cepat. Melihat harganya yang tergolong murah dan tabungannya juga cukup, ia memutuskan untuk membeli rumah itu. Tetapi dia tidak pernah tahu ada info apapun mengenai cerita hantu atau semacamnya. Dan akhirnya Alaric terjaga semalam suntuk karena takut akan ada hantu yang mengganggunya lagi.
Sementara Alaric menjaga dirinya akan hantu yang ditakutinya, Flora yang gagal memanggil Alaric untuk mendekat ke pohon, mulai merasa kesal. Flora bahagia karena dilempar ke dunia manusia, tapi bukan untuk terkurung di sebuah pohon tua seperti ini.
“Eldora, akan kubuat kau menyesal telah mengurungku disini” teriaknya frustasi.
“Argh, gimana caranya keluar dari sini?” gerutunya sambil terus memukul-mukul dinding yang menahannya.
Tiba-tiba Flora melihat sesuatu yang terang sepert cahaya lampu yang besar di depan pohonnya. Dari balik cahaya terang itu keluar seseorang bertudung hitam dengan wujud seperti manusia namun memiliki sayap yang besar. Dia mendekati pohon tempat Flora terkurung. Begitu melihatnya dari dekat, Flora menggerakkan sayapnya untuk mundur hingga menabrak dinding pohon. Ia mengenali seseorang itu, dia adalah Eldora.
Eldora mengatakan sesuatu dengan suara yang menggelegar. Flora langsung bergetar mendengar suara sebesar itu, ia bahkan masih sempat memikirkan manusia-manusia yang mungkin mendengarnya. Namun tentu saja manusia tak akan mendengarnya meskipun suara Eldora sekeras guntur. Suaranya hanya bisa didengar oleh peri yang dia pilih untuk mendengarkannya.
“Flora, apa kau serius bisa membuatku menyesal karena telah mengurungmu di sini?”
Flora sangat ketakutan karena ucapannya yang asal keluar dari mulutnya, didengar oleh Eldora. Ia tak menyangka suaranya akan tetap terdengar dari dunia manusia.
“Heii, i..itu tidak mungkin. Mana berani aku melawanmu” jawabnya tergagap.
"Tunggu sebentar, apa maksudmu.. kau yang mengirimku kesini? Bukan aku yang terlempar dari gerbang cacing?” tanyanya tak mengerti.
“Apa menurutmu, para Ratu akan membiarkanmu melewati gerbang cacing semudah itu? Kau harusnya sudah mati melewatinya dengan tubuh lemahmu” jawab Eldora.
Flora masih tak mengerti, jika dia bukan terlempar tapi sengaja dilempar dan dikurung di sini, apa tujuannya? Terlebih yang melakukannya bukan ratu atau raja peri, melaikan Eldora. Bukankah Eldora diutus untuk menangkap dan memusnahkannya.
“Pertanyaan yang bagus, Flo” kata Eldora.
Flora lupa bahwa Selectors memiliki kemampuan membaca pikiran para peri, apalagi peri kecil nan lemah seperti dirinya.
“Aku memang diutus untuk memusnahkanmu, tapi tidak sekarang. Masih ada satu kesempatan terakhir untukmu” lanjutnya.
“Kesempatan terakhir untuk apa?” Flora masih saja tak mengerti.
Akhirnya Eldora memberitahunya tentang kesempatan terakhir itu. Setiap peri yang dianggap tidak berguna lagi akan dimusnahkan dari dunia peri, namun sebelum pilihan itu terjadi, mereka akan diberi satu kesempatan terakhir untuk melakukan tugas terakhir mereka.
“Tugas terakhir? Untukku?”
“Mm.. tugas itu yang menjadi alasan aku menemuimu malam ini” ucap Eldora.
Flora mendengarkan tugas apa yang akan diberikan padanya. Dan setelah dia selesai mendengarnya, Flora tertegun. Ia tak tahu harus bereaksi seperti apa. Apakah dia harus senang, bahagia, atau justru sedih dan takut?
Setelah Eldora menghilang dari pandangannya, dia merasakan ada yang berbeda. Ia tak lagi merasakan kekuatan dinding yang mengurungnya. Flora mencoba mendekati dinding itu dan melewatinya. Ternyata dia berhasil melewatinya tanpa kesulitan dan bahkan bisa keluar dari dalam pohon itu.
“Hiiiwww, akhirnya aku bebaaas” teriaknya.
Lantas ia mencoba memulai misi dan tugas terakhirnya. Ia membutuhkan wujud manusianya untuk melakukan misi itu. Namun setelah ia mencoba berubah wujud menjadi manusia, kekuatannya seperti menghilang. Ia terus mencoba merubah wujudnya tetapi selalu gagal. Berpikir kekuatannya telah benar-benar hilang, ia mencoba menghidupkan satu tanaman yang mati di sekitar pohon itu, dan berhasil.
“Ini berhasil, kenapa aku nggak bisa berubah?” gumamnya heran.
Tiba-tiba ada seekor kupu-kupu yang datang entah dari mana, terbang mendekatinya. Kupu-kupu itu mengatakan padanya bahwa dia diutus menyampaikan pesan dari Eldora.
“Kau tidak akan bisa merubah wujudmu sebelum seorang manusia membebaskanmu dari pohon ini. Kau hanya kuijinkan keluar dalam wujud peri. Kau harus meminta manusia mematahkan satu ranting pohon itu agar kau bisa terbebas seluruhnya dan bisa menggunakan kekuatanmu untuk berubah wujud”
Mendengar pesan dari kupu-kupu itu, Flora langsung terbang berputar-putar tak terkendali. Ia merasa frustasi dan kesal dengan hukuman yang dia terima.
“Gimana caranyaaa?” teriaknya keras. Bahkan teriakannya tak lebih keras dari helaan napas manusia.
Namun setidaknya Flora masih bisa terbang di luar pohon. Jika dia masih terkurung di sana, ia merasa akan menjadi lebih gila.
“Baiklah, mari kita coba! Ngomong-ngomong di mana manusia itu sekarang?”
Flora menyemangati dirinya sendiri agar bisa melalui misi terakhirnya. Ia pun menggerakkan sayapnya mencari manusia yang tak lain adalah Alaric.
***
Pagi akhirnya tiba, langit subuh yang masih sedikit gelap telah berganti menjadi langit pagi yang lebih cerah. Alaric yang mencoba begadang semalaman karena berjaga dari hantu, akhirnya bisa terlelap meski baru satu jam ia tertidur.
Di tengah-tengah tidurnya, dia bermimpi seseorang yang sangat cantik menghampirinya dan memintanya untuk membukakan sebuah pintu. Tentu saja Alaric dengan senang hati bersedia membantunya. Namun begitu dia mencoba membuka pintu itu, ada sebuah badai yang tiba-tiba menerjang mereka berdua hingga terhempas jauh dari pintu itu.
Dan saat itulah Alaric terbangun dari tidurnya. Namun begitu ia bangun, ada yang aneh di sekitar dirinya. Ia merasa ada yang mengawasinya dari dekat. Ia juga merasa ada yang berkeliaran di sekitarnya tapi ia tak tahu itu apa. Ia tak melihat lalat atau nyamuk beterbangan di sekitarnya, tapi perasaan seperti itu terus saja ia rasakan.
Ya, perasaan Alaric tidak salah. Flora memang tengah mengitarinya seperti nyamuk dengan teriakan-teriakannya memanggil Alaric agar melihatnya.
Tentu saja tak semudah itu melihat seorang peri yang bahkan tak banyak orang yang mempercayai keberadaannya di era modern ini. Itulah sebabnya Flora merasa frustasi dan mengitarinya terus selama yang ia bisa.
Bagaimana dia bisa meminta Alaric mematahkan satu ranting pohon untuknya jika mendengar dan melihatnya saja tidak bisa.
“Heiiiii, manusiaaaaaaaa, lihat akuuuuu!!!”
Setidaknya sudah ada seratus kali Flora meneriakinya seperti itu sejak Alaric membuka matanya. Tetapi bagi Alaric suara teriakannya hanya terasa seperti udara yang berhembus tapi tidak terasa olehnya.
Bahkan usahanya memasuki mimpi Alaric pun dihambat oleh Eldora. Dia tidak diperbolehkan curang dan mengambil jalan pintas. Menyebalkan sekali, pikir Flora.
Tapi bukan Flora jika tidak mempunyai cadangan ide lainnya. Ia terkenal punya banyak akal di kalangan para peri. Hanya saja memang tak pernah ada kesempatan untuknya memperlihatkan kekuatannya di depan para raja dan ratu peri.
Ia terpikir satu cara yang memungkinkan manusia melihatnya. Ia akan terbang tepat di depan matanya. Jika gagal ia akan masuk ke telinganya. Benar-benar, Flora tak akan melepas kesempatannya untuk tetap hidup.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
monocaaa
mau lanjutannya thor.. seru ceritanyaa
2023-02-11
1