Alaric Melihatnya

Flora memutuskan akan memulai rencana pertamanya. Tapi ia pikir, ia tidak bisa sembarangan terbang di depan mata Alaric saat pria itu tengah banyak bergerak. Ia harus menunggu saat yang tepat untuk memulai aksinya.

Namun setelah menunggu selama kurang lebih dua jam lamanya, pria itu sama sekali tak berhenti bergerak. Ia terus saja menyibukkan diri dengan berbagai aktifitas yang tak masuk akal di mata Flora. Ada saja hal yang Alaric lakukan demi melupakan kejadian menakutkan kemarin. Ia berolaharaga, menonton televisi sambil berjoget, bahkan sampai berkaraoke. Sangat sulit menemukan timing saat dia membuka matanya dengan posisi diam, seperti melamun misalnya.

“Aaghh, manusia satu ini sebenarnya mesin atau apa? Kenapa dia tidak bisa berhenti dari tadi?” gerutu Flora.

Dan saat Alaric menunjukkan tanda-tanda lelah fisik dan mental, dan Flora sudah bersiap menyambutnya, ia malah tertidur tanpa aba-aba.

“Sialan! Benar-benar ya ini manusia satu” teriak Flora, tentu saja hanya dia dan hewan-hewan di sekitarnya yang mendengar suaranya.

Padahal Flora sedang diburu waktu. Ia tidak bisa terus membuang waktunya seperti ini. Akhirnya ia memutuskan untuk beralih ke rencana kedua, masuk ke dalam telinganya dan berteriak sekencangnya di depan gendang telinga.

“Baiklahh, aku akan mulai sekarang..”

Baru saja Flora memasang kuda-kuda untuk melesat masuk ke dalam telinga Alaric, dia melihat pria itu tiba-tiba membuka matanya. Flora pun langsung bersorak kegirangan dengan gerakan tangan meninju-ninju udara.

Ia bersiap untuk terbang cantik di depan mata Alaric agar pria itu melihatnya. Dengan kecepatan terbang yang disesuaikan dengan rute, Flora akhirnya memulai penerbangannya. Ia masih berputar-putar di atas kepala Alaric sembari menunggu waktu yang pas untuk turun ke depan matanya.

Sedangkan Alaric yang secara tiba-tiba membuka mata, mulai merasakan perasaan yang sama dengan sebelumnya. Perasaan diawasi dari dekat oleh seseorang. Alaric juga merasakan sesuatu yang lain namun ia mencoba menahan mulutnya agar tidak berteriak. Ia segera bangkit dari tempat tidurnya, dan duduk dengan perlahan. Ia mencoba fokua dan berdiam diri. Alaric mendengar sesuatu tengah terbang di sekitar kepalanya.

Ia memfokuskan pandangan dan pendengarannya. Dan dalam hitungan ketiga dalam hatinya, Alaric menepukkan kedua telapak tangannya di atas kepala.

“Nyamuk sialaan!” teriaknya geram.

Ia merasa sudah frustasi karena diputuskan pacarnya, lalu mengalami hal yang aneh, dan sekarang nyamuk pun menggangggu tidurnya.

Sementara itu Flora yang dari tadi sibuk mengatur rute dan kecepatan terbangnya, hampir saja gepeng karena tepukan tangan Alaric yang diluar dugaan.

“Wuah, manusia satu ini bener-bener ngajak berantem nih. Awas aja kalau aku udah bisa berubah jadi manusia, selesai kau!” kata Flora.

***

Usaha Flora menampakkan wujud perinya pada Alaric gagal total selama dua hari berturut-turut. Diluar dugaannya, Alaric yang mudah takut karena hantu, sekarang lebih waspada akan dirinya. Sikap siaga itu justru membuat Flora sulit memanfaatkannya.

Ia pun memikirkan rencana lainnya dari atas pohon. Flora duduk di satu ranting yang paling rendah. Ia meminta saran dari seekor kumbang yang tengah menikmati istirahat siangnya. Para peri memang memiliki kekuatan untuk bisa berbicara dengan hewan.

“Hei, kau kumbang kecil! Berapa lama kau hidup di sini?” tanya Flora.

Tapi kumbang itu tak menjawab pertanyaan Flora. Ia malah memalingkan wajahnya sambil mengeluarkan suara “huh” yang berarti “sedang marah”. Kumbang itu tak menyukai cara Flora bertanya padanya.

“Hiw, kamu nakal sekali kumbang kecil..”

“..baiklah, aku akan membawamu ke tempat yang kau inginkan nanti” katanya dengan nada dan wajah yang dimanis-maniskan.

Kumbang yang sepertinya berjenis kelamin jantan itu, akhirnya menjawab pertanyaan Flora bahwa dia sudah lima bulan tinggal di halaman rumah ini.

“Apa kau tahu gimana caranya agar aku bisa dilihat oleh manusia itu?” tanya Flora lagi.

Si kumbang lantas memberinya saran agar dia duduk di atas benda yang selalu manusia pegang setiap saat.

“Benda apa itu? Apa ada benda yang selalu dipegang manusia setiap saat?” tanyanya lagi.

Si kumbang menjawab dengan mengajaknya terbang ke rumah Alaric. Dia menunjuk ke arah ponsel yang tergeletak di atas meja di dalam kamar Alaric.

“Benda apa itu?”

Kali ini si kumbang benar-benar sudah frustasi meladeni pertanyaan-pertanyaan Flora. Bahkan ia sempat mengumpat padanya dan mengatakan bahwa Flora tak lebih pintar darinya.

“Kau, beraninya menghina peri!” teriak Flora.

Si kumbang akhirnya menyerah membantunya lagi, dan terbang pergi sambil mengeluarkan kata “huh” lagi, yang kali ini artinya adalah “bodo amat”.

Flora ingin meninjunya tapi ia juga terlalu gemas pada kumbang itu. Dengan informasi yang kumbang berikan, dia mendekati ponsel milik Alaric.

“Apa benar kalau aku duduk di sini dia akan melihatku?” gumamnya.

Akhirnya tanpa ragu lagi dia mencoba duduk di atas ponsel Alaric, dan menunggu manusia itu muncul.

Beberapa menit Flora menunggu Alaric di atas ponsel, tapi ia tak kunjung datang. Dan saat ponselnya tiba-tiba bergetar dan berbunyi, Flora berteriak kaget dan langsung terbang melesat bersembunyi di balik lemari.

Mendengar ponselnya berbunyi, Alaric berlari dari arah belakang rumahnya dan bergegas mengambil ponselnya. Sementara itu dari balik lemari, Flora mengintip Alaric yang mengambil benda itu dan menempelkannya di telinga.

“Wuah, apa itu? Kenapa dia bicara dengan benda itu?” seru Flora heran.

Ia memberanikan diri terbang di dekat Alaric dan ponselnya. Flora merasa takjub lagi saat ia juga mendengar suara dari dalam benda itu.

“Hiiw, manusia sangat hebat. Jadi mereka bisa berbicara satu sama lain dengan benda ini?” ucap Flora takjub.

Saking heran dan takjubnya, saat Alaric masih berbicara dengan seseorang di telepon, Flora justru dengan santai terbang ke depan matanya. Ia bahkan tak sengaja melakukan itu, karena niatnya hanya terbang karena takjub akan kehebatan manusia.

Dan saat itulah Alaric melihatnya dengan sangat jelas di depan matanya. Ia melihat sesosok perempuan kecil dengan sayap putih bening terbang di depannya. Alaric masih terdiam memandangi Flora yang belum sadar bahwa Alaric memandangnya. Flora tetap saja terbang sambil bernyanyi kegirangan.

Dan setelah memandangnya dengan fokus dalam waktu yang cukup lama, Alaric yakin bahwa sesuatu yang tengah terbang di depannya itu tak lain adalah seorang peri yang ia lihat di film-film. Tanpa disadarinya, Alaric justru mengulurkan tangannya dan berusaha meraih peri itu.

Flora terkejut melihat Alaric meraih dan meletakkan dirinya di atas telapak tangannya. Saking terkejutnya dengan hal ini, ia justru tak bisa mengucapkan apa yang seharusnya dia ucapkan pada Alaric soal permintaannya.

Namun beberapa saat setelah bisa mengatur dan menyadarkan dirinya, Flora akhirnya bisa mengucapkan kalimat pertamanya di depan Alaric.

“Hai, manusia! Kenalin aku Flora, aku seorang peri”

Alaric cukup jelas mendengar kalimat itu karena Flora sedang duduk manis di atas telapak tangannya. Ia mendekatkan wajahnya pada telapak tangannya sekali lagi, dan akhirnya mengibaskan tangannya agar Flora terlepas.

“Aaaaaaaaarrrghh”

Terpopuler

Comments

LR

LR

kasihan 😭🤣

2023-02-13

1

LR

LR

awokawok 😭

2023-02-13

1

monocaaa

monocaaa

wkwkwkwk.. tidak semudah itu Flo..

2023-02-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!