Padepokan Pedang Sakti di bawah kepemimpinan Balaajaya banyak mengalami banyak perubahan. Baik dari segi prinsip maupun penerimaan murid baru. Balaajaya hanya membiarkan murid yang memberinya emas dan perak yang bisa masuk dan menjadi murid di padepokan. Selebihnya ia akan menolak, terlebih jika murid itu dari kalangan orang miskin.
Tadinya beberapa pihak tidak setuju. Karena Padepokan Pedang Sakti adalah perguruan yang diperuntukkan bagi siapa saja yang ingin belajar. Prinsip itu sudah lama di pegang. Apalagi jika dari kecil sudah terlihat bakat nya maka Padepokan Pedang Sakti akan menerima murid itu bahkan tanpa memberikan apapun.
Namun hadirnya Balaajaya sebagai pemimpin baru padepokan membuat semuanya berubah.
" Saat ini akulah pemimpinya. Semua harus mengikuti apa yang aku katakan. Jika kalian tidak setuju segera angkat kaki dari padepokan ini. Aku tidak butuh pembangkang."
Perkataan Duranjaya berhasil membuat semua penghuni padepokan terdiam. Para tetua yang masih ada pun tidak bisa berbuat apa apa. Balaajaya selalu mengancam keselamatan nyawa keluarga mereka jika mereka tidak mematuhi apa yang di inginkan oleh Balaajaya.
Pernah suatu ketika ada seseorang yang tidak menyetujui peraturan Duranjaya. Memang saat itu dia membiarkan orang tersebut pergi. Tapi siapa sangka di tengah perjalanan orang itu dan keluarganya di habisi oleh orang orang suruhannya. Kekejaman Duranjaya tersebutlah membuat semuanya akhirnya patuh terhadap apa yang dikatakannya.
Tak ... Tak ... Tak ...
Projo berlari menuju pendopo untuk menemui Balaajaya. Ada hal yang harus disampaikan oleh nya.
" Ki ... Hosh ... Hosh ... Hosh ... "
Pria berpakaian serba hitam dengan ikat kepala dan sebilah pedang tersampir di sabuk pinggangnya itu terengah engah saat menghadap Balaajaya.
" Ada apa. Tenangkan dirimu dulu sebelum berbicara."
Huuum huuuuf
Projo menarik nafasnya dalam dalam dan membuangnya dengan perlahan. Kini dia sudah semakin tenang.
" Ki, Saya mendapatkan kabar bahwa perkumpulan sekte bela diri dari segala penjuru dan aliran hendak mengadakan sebuah pertandingan untuk menobatkan padepokan mana yang terkuat dan layak sebagai pemimpinnya."
Balaajaya menarik sudut bibirnya. Ia sebenarnya sudah menduga hal ini. Kabar kematian kakak nya Wiradharma pasti sudah tersebar. Mereka pasti akan langsung memutuskan hal tersebut karena ingin menjadi padepokan terkuat. Selama Wiradharma memimpin, Padepokan Pedang Sakti memanglah menjadi padepokan terkuat dan menjadi incaran para murid untuk berguru. Ilmu pedang yang dimiliki padepokan ini merupakan ilmu pedang dengan level kekuatan tertinggi.
Wiradharma sendiri adalah orang yang memiliki tingkat ilmu kanuragan level atas. Jika saat itu fokus Wiradharma tidak terpecah pastilah saat ini Balaajaya hanya tinggal nama saja.
Pendekar yang lulus berguru di padepokan Pedang Sakti pasti akan menjadi pendekar yang sakti dan ditakuti. Tidak hanya ilmu pedang namun ilmu kanuragan pun menjadi begitu mumpuni.
" Heh, rupanya mereka sudah sangat tidak sabar. Baiklah segera umumkan ke semua murid kita jelas akan mengikuti pertandingan kali ini. Projo, sebelumnya kumpulkan semua guru dan tetua. Kita akan mengatur strategi agar bisa memenangkannya."
" Sendiko dawuh Ki."
Projo menangkup kan kedua tangannya di depan dada. Ia menunduk memberi hormat lalu berjalan mundur dan segera menyampaikan perintah Ki Balaajaya kepada seluruh warga padepokan Pedang Sakti.
Balaajaya yang masih berada di pendopo seketika langsung bangkit. Ia berjalan menuju ke kamar nya. Di dalam kamarnya itu ada kamar khusus yang hanya diketahui oleh dia sendiri.
Duranjaya menggerakkan sebuah tombak dan pintu ruangan khusus itu pun terbuka. Ia kemudian berjalan masuk lalu mengambil sebuah buku dari lemari kecil.
Dalam sampul buku itu terdapat tulisan kuno. Duranjaya membukanya lalu menyeringai.
" Dengan buku ini aku yakin aku akan bisa menguasai dunia persilatan. Ilmu kanuragan ku akan berada di puncak level tertinggi hingga tidak akan ada yang bisa mengalahkan ku. Aku akan jadi kesatria pilih tanding Ha ha ha"
🍀🍀🍀
Di lembah Palarang dimana Ki Pramadhana berada saat ini, pria itu tengah berada di ladang menanam ubi jalar. Damar ia titipkan kepada Nyi Sambi tetangganya. Jujur ia sendiri belum bisa merawat bayi yang masih begitu kecil. Beruntung Nyi Sambi mau menerima Damar.
" Ndak apa apa Kang. Kebetulan juga kan Indhira usia nya sama. Jadi aku bisa mengawasi keduanya."
Begitulah jawaban Nyi Sambi saat Ki Pramadhana meminta bantuan untuk menjaga Damar. Pria itu pun merasa lega.
Tapi sebenarnya Ki Prama merasa tidak enak. Pasalnya Nyi Sambi adalah ibu tunggal. Suaminya dengan kejam mengusirnya sesaat setelah ia melahirkan seorang putri. Bagi sang suami anak perempuan merupakan sebuah kesialan. Di masa itu anak perempuan sungguh tidak diharapkan. Ketika sang istri tengah mengandung mereka selalu berharap yang dilahirkan adalah anak laki laki.
Itulah sekarang yang terjadi pada Nyi Sambi. Awalnya Nyi Sambi ini adalah istri pertama bupati kota Prajen. Prajen adalah kotanya di daerah lembah Palarang tersebut. Namun ketika ia melahirkan seorang anak perempuan ia pun diusir dari kadipaten dan di sinilah ia sekarang. Di lembah Palarang, sebuah tempat terpencil yang tidak banyak dijamah oleh orang.
Sebaliknya, Nyi Sambi pun awalnya tidak mengenal Ki Prama. Ia waktu itu hanya berjalan dan terus berjalan hingga ia menemukan sebuah rumah dan ternyata rumah itu milik Ki Prama. Ki Prama lah yang menolong Nyi Sambi. Bahkan Ki Prama juga yang membuatkan rumah untuk Nyi Sambi dan Indira tinggal.
Nyi Sambi sungguh berterimakasih. Hubungan keduanya terjadi karena menjadi saling menguntungkan dan saling berterimakasih satu sama lain. Nyi Sambi pun membalas jasa Ki Prama dengan menjadi ibu susu untuk Damar. Kelak Damar dan Indira akan menjadi kakak adik karena berasal dari air susu ibu yang sama.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
nandayue
bukunya bapake si damar ya....
2023-02-13
3