Warrior Of The Seven Swords

Warrior Of The Seven Swords

Pemberontakan

Sebelum membaca, Othor akan sampaikan. Ini adalah karya pertama Othor dengan genre Fantasi. Othor tidak bisa menjamin pembaca akan suka, karena pasti akan banyak yang tidak merasa puas. Silahkan memberi masukan dan kritik yang membangun. Tapi othor harap jangan menjatuhkan. dan jangan dibandingkan dengan karya yang lain karena pasti karya othor ini masih sangat jauh dari sempurna.

Terimakasih 🙏🙏

...----------------...

Petir menggelegar diiringi tangis seorang bayi. Malam gelap dengan hujan deras itu tidak menjadi soal karena pasangan suami istri itu sedang diliputi kebahagiaan. Semua itu karena kelahiran putra mereka. Putra yang ditunggu tunggu itu terlahir dengan sangat sehat.

" Selamat Ki Wiradharma, anak Ki Wira sangat sehat. Selamat Nyi Gayatri, panjenengan sungguh luar biasa."

" Terimakasih mbok. Terimakasih.".

Gayatri memeluk bayi laki laki yang dibedong dengan kain jarik lalu menciumnya. Sang suami mengusap peluh di kening sang istri. Ia sungguh bersyukur istri dan anaknya sehat.

" Matursuwun Gusti, akhirnya kita bisa memiliki putra dinda."

" Iya kakang, aku sungguh merasa senang."

Gayatri menaruh putranya itu di sebelahnya. Untuk mendapatkan bayi itu sudah banyak hal yang selama ini mereka berdua lakukan. Sepasang suami istri tersebut sudah menunggu selama 10 tahun untuk itu. Wiradharma merapalkan sedikit mantra dan melakukan sebuah gerakan.

Hiat... Hiaa... Huuufh huuuh....

Sebuah cahaya putih keluar dari tangan Wiradharma dan masuk ke dalam tubuh si bayi.

" Kakang, apa yang akan kamu lakukan?

" Aku memberikan sebagian ilmu kanuragan ku kepadanya. Itu akan memudahkan saat dia belajar nanti. Dengan ilmu kanuragan ku itu, dia juga akan terlindungi dari marabahaya."

Gayatri mengerti, dia paham dengan maksud sang suami. Di dunia ini adalah tempat pertarungan. Yang menang akan menjadi dewa dan yang kalah akan menjadi budak dan sampah tak berguna.

Tapi rupanya kelahiran seorang putra di Padepokan Pedang Sakti itu tidak disambut gembira oleh semua orang yang ada di sana. Salah satunya adalah Duranjaya.

Duranjaya merupakan adik Wiradharma tapi lahir dari ibu yang berbeda. Dari semenjak dia dibawa ke padepokan tersebut oleh sang ayah, Duranjaya sudah membenci Wiradharma. Keinginannya menguasai padepokan Pedang Sakti membuatnya memanipulasi pengikut Wiradharma agar menjadi pengikutnya. Tidak hanya itu, di luar padepokan pun ia menghasut para murid baru untuk berada di pihaknya.

" Sial, bayi itu berhasil lahir. Dia akan menjadi ancaman buatku."

" Lalu apa yang harus kita lakukan Den?"

Duranjaya menyeringai. Ia sudah memiliki rencananya sendiri.

Malam selanjutnya hujan turun kembali. Bahkan malam itu hujan semakin bertambah deras, petir menyambar. Angin berhembus begitu kuat membuat pepohonan saling bergesek satu sama lain.

Krek .... Kreeek ... Kreek ...

Bruk ... Bruuk ...

Beberapa pohon tumbang. Sentir sentir di padepokan semuanya mati. Tangis si bayi terdengar begitu kencang seakan tahu akan ada peristiwa buruk yang terjadi.

Suuussssh.... Suuuussh ...

Gayatri mencoba untuk menenangkan sang putra. Ia menggendong putranya dan menimangnya dengan perlahan. Bukannya berhenti bayi tersebut semakin kencang menangis. Gayatri pun kembali duduk. Ia mencoba menyusui sang putra namun bayi itu menolak.

" Duh Gusti, ada apa sebenarnya. Kamu kenapa to le. nangis mu kok tidak berhenti. Mbok ... Mbok tahu ndak dia kenapa. Nangisnya sama sekali ndak mau berhenti."

" Simbok juga ndak tahu den ayu. Mungkin tole takut dengan hujan petir. Biasanya kalau disusui diem den ayu."

Gayatri menghela nafasnya berat. Entah mengapa perasaannya semakin tidak karuan.

Di luar tepatnya di pendopo depan pertarungan tengah terjadi.

Trang ... Trang ... Trang..

Suara pedang saling beradu. Kedua kubu terlihat imbang. Ya Duranjaya tengah menyerang Wiradharma. Tapi bukan hanya keduanya yang beradu tanding. Tapi pengikut dari dua kubu pun saling menyerang.

Trang ... Trang ...

Pak ... Pak ...

Hiyaaaa ... Achhh... Wusss ....

Satu per satu para pengikut dari dua buah kubu berjatuhan. Bukan hanya ilmu pedang yang digunakan, namun ilmu kanuragan pun mereka keluarkan.

Huuuummmm huuuufhhh...

Wiradharma mengambil nafasnya dalam dalam dan mengeluarkannya. Tangan kirinya mengusap pedangnya dan keluarlah cahaya berwarna putih dari sana. Pedang tersebut kini menyala terang, membuat pendopo yang tadinya gelap itu kini terlihat.

Hiaaaaat ...

Wiradharma maju menyerang Duranjaya. Duranjaya pun tak mau kalah, ia juga mengeluarkan ilmu kanuragan miliknya. Ia merapal kan mantra di depan pedangnya sehingga pedangnya berwarna merah terang.

Hiaaat ... Syuuuuh ... Syuuuuh ....trang ... Trang ....

"Aaarhg .... Sial"

Duranjaya terjerembab kebelakang. Wiradharma mendekat lalu mengarahkan pedangnya tepat di leher sang adik.

" Apa yang kamu mau rayi. Mengapa kau melakukan ini semua?"

" Hahaha kakang Wiradharma, kau sungguh naif. Apa kau tidak melihat nya, apa kau tidak juga mengerti. Sudah saatnya untuk mu lengser kakang. Kau sudah terlalu lama berdiri di puncak kepemimpinan Padepokan Pedang Sakti."

Wiradharma menyeringai, ia sebenarnya sudah tahu mengenai hal tersebut. Namun Wira membiarkan dulu, ia masih berharap sang adik mau berubah. Tapi dengan adanya penyerangan kali ini menandakan bahwa Duranjaya masih bersikukuh dengan ambisinya.

" Baiklah kalau itu mau mu rayi. Aku tidak segan lagi."

Syuuuuut ....

Wiradharma mengayunkan pedangnya hendak menebas leher Duranjaya. Namun Duran jaya berhasil menghalangi pedang Wira dengan pedang miliknya.

Trang ... Trang ... Syuuuut ... Bugh ... Duagh ...

Durnajaya berhasil bangkit kembali. Pertarungan itu kembali berlanjut hingga Gayatri keluar bersama bayinya. Wanita itu sungguh terkejut melihat dua saudara itu tengah saling beradu pedang. Ia keluar dari bilik kamarnya karena ingin mencari sang suami. Sungguh ia tidak tahu jika di pendopo tengah terjadi pertempuran.

Keluarnya Gayatri menjadi kesempatan emas bagi Duranjaya untuk mengecoh fokus sang kakak.

Dan benar saja saat Wira tengah menoleh ke arah sang istri Duranjaya langsung menebaskan pedangnya.

Sreeeet ..... Argh ......!!!

Wira berteriak keras saat tangannya terkena sabetan pedang milik Duranjaya. Bahkan tangan itu terlepas dari badannya bersama pedang miliknya.

Bugh ... Bugh ...

Duranjaya berhasil melumpuhkan Wiradharma. Sedangkan di sisi lain Gayatri tubuhnya terkena tebasan pedang saat melindungi sang anak.

" Kang ... Mas ..." Gayatri jatuh tersungkur.

Huwaaaaa .... Huwaa....

Bayi itu menangis begitu keras.

" Ja ... Ha ... Nam ... Kau Du ran ja ya."

" Tck ... Banyak omong."

Syuuuut jleb....

Duranjaya menusukkan pedangnya ke tubuh sang kakak sambil menyeringai. Ia lalu berjalan mengambil bayi tersebut.

" Kalian semua dengarkan aku, jika kalian tetap ingin hidup maka bersumpah lah setia kepadaku. Tapi jika tidak maka lebih baik kalian mati di sini."

Beberapa pengikut Wiradharma nyalinya menciut saat mengetahui pemimpin mereka telah tewas. Mereka pun diam. Melawan tidak akan bisa membuat mereka menang.

" Den, mau diapakan bayi ini."

" Habisi saja. Jika tidak dia akan jadi ancaman. Buang tubuh mereka semua ke sungai. Jangan menguburnya di sini aku tidak mau menyimpan tubuh mereka itu."

Duranjaya tertawa puas. Ia benar benar berhasil kali ini. Padepokan Pedang Sakti menjadi miliknya, dengan begitu dia akan menjadi orang yang disegani di dunia persilatan.

TBC

Terpopuler

Comments

Nadyne

Nadyne

jadi nget drama radio jaman dulu....😁😁😁, bila baca kakang mas Adimas..... berasa berasa di jaman kerajaan.....

2023-02-28

4

nandayue

nandayue

semangat bund...nice try..

2023-02-11

1

lihat semua
Episodes
1 Pemberontakan
2 Namamu Damar
3 Berubahnya Padepokan Pedang Sakti
4 Pertarungan Antar Padepokan Dimulai
5 Macan Putih Bertanduk
6 Token Pertama
7 Buku Rahasia
8 Pikiran Aneh Wardani
9 Rencana Pelarian
10 Pergi Dari Arena Pertandingan
11 Prasangka Lain Yang Muncul
12 Dua Buku Berkelanjutan
13 Bertemu Guru
14 Dua Sisi Yang Berbeda
15 Padepokan Resik Jiwo
16 Keinginan Damar
17 Berlatih Bersama Romo
18 Perilaku Aneh Balaajaya
19 Memaksakan Kehendak
20 Rangkaian Peristiwa Masa Lalu
21 Campur Tangan Adipati Gendingan
22 Kerinduan Indira
23 Pedang Pitu Menemukan Tuannya
24 Kegagalan Dalam Latihan
25 Mengeluarkan Wujud Pedang Pitu
26 Identitas Damar
27 Kehebatan Latihan Damar
28 Persiapan
29 Wilayah Singgi Luhur
30 Bayuteja dan Peluit
31 Tidak Akan Mudah
32 Keterkejutan Projo
33 Hal mengejutkan
34 Rencana Yang Disiapkan
35 Penyamaran
36 Pertandingan Babak Pertama
37 Bertemu Teman Baru
38 Wulung, Si Elang Emas
39 Kemampuan Lain Damar
40 Banyak Pertimbangan
41 Seperti Pernah Melihat.
42 Tambah Satu Lagi
43 Jalan Lain Hutan Larangan
44 Berkumpul Di Atas Bukit Wono Ageng
45 Anak Ini Semakin Menarik
46 Belum Semuanya
47 Aku Harus Merebutnya
48 Siapa Diriku Sebenarnya?
49 Kegaduhan Di Atas Bukit Wono Ageng
50 Menghadapi Dengan Ketenangan
51 Menuju Babak Akhir
52 Iblis Banaspati
53 Kebaikan Mengalahkan Kejahatan (END)
Episodes

Updated 53 Episodes

1
Pemberontakan
2
Namamu Damar
3
Berubahnya Padepokan Pedang Sakti
4
Pertarungan Antar Padepokan Dimulai
5
Macan Putih Bertanduk
6
Token Pertama
7
Buku Rahasia
8
Pikiran Aneh Wardani
9
Rencana Pelarian
10
Pergi Dari Arena Pertandingan
11
Prasangka Lain Yang Muncul
12
Dua Buku Berkelanjutan
13
Bertemu Guru
14
Dua Sisi Yang Berbeda
15
Padepokan Resik Jiwo
16
Keinginan Damar
17
Berlatih Bersama Romo
18
Perilaku Aneh Balaajaya
19
Memaksakan Kehendak
20
Rangkaian Peristiwa Masa Lalu
21
Campur Tangan Adipati Gendingan
22
Kerinduan Indira
23
Pedang Pitu Menemukan Tuannya
24
Kegagalan Dalam Latihan
25
Mengeluarkan Wujud Pedang Pitu
26
Identitas Damar
27
Kehebatan Latihan Damar
28
Persiapan
29
Wilayah Singgi Luhur
30
Bayuteja dan Peluit
31
Tidak Akan Mudah
32
Keterkejutan Projo
33
Hal mengejutkan
34
Rencana Yang Disiapkan
35
Penyamaran
36
Pertandingan Babak Pertama
37
Bertemu Teman Baru
38
Wulung, Si Elang Emas
39
Kemampuan Lain Damar
40
Banyak Pertimbangan
41
Seperti Pernah Melihat.
42
Tambah Satu Lagi
43
Jalan Lain Hutan Larangan
44
Berkumpul Di Atas Bukit Wono Ageng
45
Anak Ini Semakin Menarik
46
Belum Semuanya
47
Aku Harus Merebutnya
48
Siapa Diriku Sebenarnya?
49
Kegaduhan Di Atas Bukit Wono Ageng
50
Menghadapi Dengan Ketenangan
51
Menuju Babak Akhir
52
Iblis Banaspati
53
Kebaikan Mengalahkan Kejahatan (END)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!