“Hei....kemana kita akan membawa gadis ini?” Tanya salah seorang pria itu kepada temannya.
“Entahlah aku juga tidak tahu, dia sangat cantik mungkin Om Bob pemilik bar itu mau membelinya.” Sahut temannya.
Mendengar kata “Bar” hati Violeta hancur hal-hal buruk sudah menghantuinya.
Tetapi tiba-tiba ponsel salah satu pria itu berbunyi “ Iya Tuan.....iya.....oke....oke....baiklah saya mengerti, kami akan ke sana kebetulan kami ada gadis baru.”
“Huhhh.....Tuan Rey, dia mau mengembalikan gadis yang kemarin kita jual dia tidak menyukainya, dia bilang gadis itu tidak bisa bekerja.”
Mobil itu melaju dengan cepat menuju kediaman Tuan Rey Eagle.
“Tuan Rey.....kami datang.” Teriak salah seorang pria itu begitu mereka memasuki rumah Tuan Rey.
Tuan Rey berada di balkon lantai dua rumah itu, dia tidak turun saat berbicara dengan dua pria yang membawa Violeta
“Heiii..... Kalian, aku kembalikan gadis itu dan aku tidak akan membayar sisanya.”
“Tuan kami bawa gadis baru, lihatlah mungkin anda suka.”
Tuan Rey hanya melongok dari balkon dan melihat Violeta
“baiklah aku tukar dengan gadis itu kalau dia memang bisa bekerja dan melayani ku dengan baik aku akan bayar sisanya.”
Kedua pria itu pergi membawa gadis yang kemarin mereka jual kepada Tuan Rey.
“Heiii...kau mengapa diam saja di sana, naiklah ke sini!!” Teriak Tuan Rey.
Dengan kaki yang sedikit gemetar Violeta menaiki anak tangga satu demi satu
“apakah kesucianku akan ternoda di tempat ini?” pikirnya dalam hati.
Violeta telah berdiri di hadapan Tuan Rey “ Siapa namamu?” tanya Tuan Rey.
“Nama....sssssaaayaa...Vi..VII...”
Tangan Tuan Rey menarik dagu Violeta ke atas sehingga wajah Violeta mendongak ke atas.
“Ohh.....Tuan Rey tampan sekali.” Batin Violeta.
“Kalau bicara itu yang jelas, akun tidak dapat mendengar suara mu! Ayo ulangi!”
“Nama saya Violeta Tuan.” Kali ini suara Violeta sedikit keras sehingga Tuan Rey dapat mendengarnya.
Tuan Rey melepaskan tangannya dari dagu Violeta
“oohhhh Violeta aku akan memanggilmu Vi saja supaya praktis.”
“Masuklah ke kamarku lalu bereskan kekacauan di sana, aku mau makan siang dulu.”
Violeta melangkah perlahan dia membuka pintu kamar itu dan astagaaa kamar itu sangat berantakan.
Dengan cekatan Violeta membereskan kamar Tuan Rey, kertas -kertas penting berhamburan, dia membereskan semua kertas itu menjadi beberapa tumpukan di atas meja kerja Tuan Rey.
Setelah selesai makan Tuan Rey masuk ke kamarnya dia melihat kamar sudah rapi dan Violeta sedang menyapu lantai.
Tuan Rey memeriksa tumpukan kertas yang ada di atas mejanya semua disusu berdasarkan urutan dan klasifikasi.
“Vii....apa pendidikan terakhirmu?”
“Saya baru saja lulus sarjana keperawatan Tuan.”
“Hmmm....pantas saja kerjanya sangat rapi.” Batin Tuan Rey.
“Aku akan pergi ke kantor lanjutkan kerja mu, setelah bekerja pergilah ke ruang belakang carilah Mbak Lela.”
Tuan Rey segera memasukan kertas yang telah dibereskan Violeta ke dalam tas kerjanya.
Selesai membereskan kamar Tuan Rey, Violeta segera ke ruangan belakang mencari Mbak Lela, Mbak Lela menjelaskan peraturan yang ada di rumah ini setelah itu Violeta makan.
Menjelang sore Violeta bingung karena dia tidak membawa pakaian ganti, untunglah ada pembantu yang sama besar size nya dengannya sehingga dia meminjamkan Violeta pakaiannya. Untuk pakaian dalam Mbok Lela selalu menyediakan pakaian dalam baru.
“Tuan Rey pulang.....” seru penjaga pintu.
Semua pembantu berbaris di pintu depan menyambut Tuan Rey ada yang membawakan tasnya, ada yang membawakan jasnya, ada yang membukakan sepatunya, makanan dan minuman sudah tersedia dia meja makan.
Sementara itu Violeta bingung apa yang harus dia lakukan jadi dia hanya mengikuti Tuan Rey dari belakang dan bersiap apabila dia memerintahkan sesuatu.
“Apakah kamarku sudah beres?” tanya Tuan Rey.
“Sudah Tuan semua sudah beres.”
“Siapkan air mandiku!”
“Baik Tuan.” Violeta segera ke kamar Tuan Rey lalu mempersiapkan air hangat, handuk sabun dan jubah mandinya .
Selesai makan Tuan Rey langsung ke kamar dia duduk di kursi lalu menunjuk kepalanya dengan jari telunjuknya seraya berkata
“Pijat jangan terlalu keras!”
Violeta segera memijat kepala Tuannya itu.
“Heiii....apa kamu ini kurang makan Yach mengapa tidak ada tenaga sama sekali, keras sedikit!” teriak Tuan Rey.
Violeta pun menambah kekuatan pijatannya.
“Auwwww.....kamu mau menghancurkan kepala ku hah? Kurangi sedikit kekuatanmu ini kepala bukan adonan roti!” teriak Tuan Rey lagi.
“Huh....tau apa dia tentang adonan roti, serba salah pelan salah, kuat salah.” Gerutu Violeta.
Violeta mengurangi sedikit kekuatannya.
“Aahhhh......ini baru enak.” Tuan Rey menikmati pijitan tangan Violeta.
Tiba-tiba tangan Tuan Rey memegang tangan Violeta dan mengarahkan kemana tangan itu harus memijat
“Di sebelah sini.”
Jantung Violeta berdetak kencang kala tangan Tuan Rey mengengam telapak tangannya.
“Huss.....sadar Violeta...sadar......dia hanya mengarahkan tangan mu saja.” Gumam Violeta.
Tiba-tiba Tuan Rey membuka kancing kemejanya
“Berhenti dulu, tunggu sebentar.”
Dia membuka kemejanya lalu berbaring di ranjangnya yang empuk.
“Ayo lanjutkan pijitanmu enak banget.”
Mata Violeta terbelalak melihat tubuh sempurna Tuan Rey.
“Heiiii kenapa bengong ayo cepat lanjutkan!"
“ Baik Tuan.”
Violeta melanjutkan pijitannya “Huh....tangan ku pegal sekali, aku lelah baru sampai sudah merapikan kamar yang seperti gudang sekarang memijit tubuh ini, aku lelah sekali.” Gerutunya.
Tiba-tiba terdengar suara dengkuran Tuan Rey
“Loh kok dia malah tidur sih? Bukannya tadi dia bilang mau mandi? Terus gimana nih?” Violeta bingung.
Karena Tuan Rey tidur Violeta pergi ke ruang belakang berkenalan dengan pelayan yang lain sambil makan cemilan.
“Vi........” terdengar suara Tuan Rey berteriak memanggilnya.
Violeta segera berlali menaiki tangga menuju kamar Tuan Rey.
“Lama sekali sedang apa kamu?”
“Mengapa kamu tidak membangunkan ku? Aku kan harus mandi!”
Violeta tidak berbicara sepatah kata pun dalam pikirannya Tuannya ini sangatlah aneh, ya mana mungkin dia berani membangunkan Tuannya yang sedang tertidur pulas.
Tuan Rey segera menuju kamar mandi
“Vi....airnya sudah dingin!”
“Baik Tuan akan saya siapkan air yang baru!” Violeta segera ke kamar mandi mempersiapkan air mandi yang hangat.
Setelah selesai Tuan Rey segera mandi
“Vi....mana pakaian ku?”
“Maaf Tuan aku tidak tahu pakaian mana yang akan Tuan kenakan?”
“Haduhh....kamu ini mengapa tidak bertanya sejak tadi?”
Tuan Rey keluar dari kamar mandi dengan hanya memakai handuk di bagian bawah tubuhnya.
“Ya..ampun kan ada jubah mandi mengapa dia memilih memakai handuk seperti itu sih?” gumam Violeta.
“Kalau malam hari aku lebih suka memakai kaos longar dan celana pendek untuk tidur, di sebelah sini adalah pakaian dalam ku, paham ya?”
“Iya Tuan.”
Violeta membalikan tubuhnya karena dia melihat Tuan Rey memakai pakaiannya di depan lemari bukan di kamar mandi.
“Plokk.”
Handuk yang dipakai tuan Rey melayang dan jatuh tepat di pundak Violeta.
“Bereskan!” perintah singkat Tuan Rey
“Huh ...mengapa orang kaya itu suka bersikap seenaknya saja sih?”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments