"Kamu jangan nakal yah, Mama bakalan jemput kamu nanti pas jam pulang, Mama harus beres-beres rumah dan ke butik dulu," ujar Jia saat berada di depan sekolah Alea.
"Oke Mama, Ma, kok Papa sekarang gak mau nganterin Alea sekolah sih, biasanya kita bertiga, tapi sekarang cuma Mama yang nganterin," jawab Alea yang membuat Jia terdiam.
Jia tidak bisa memproses jawaban yang harus dia berikan kepada Alea karena memang dia bingung harus menjawab apa sekarang, Jia hanya tersenyum dan mengecup pipi Alea.
"Papa lagi sibuk sayang, kamu masuk yah, nanti telat itu temen kamu udah masuk semua, kamu belajar yang rajin yah," ujar Jia pada Alea.
Alea mengangguk kemudian berlari kecil masuk ke dalam kelasnya, Jia sendiri masih di tempat, niatnya dia mau ke rumah dulu, tapi dia urungkan karena dia sedang membawa laptop Gao, untuk di bawa ke kantornya.
Tapi sebelum itu, Jia harus mengecek butiknya, Jia berjalan masuk ke dalam hatchback-nya dan menyalakan mesin mobil tersebut, setelah menikah Jia memang mengembangkan usaha sebagai seorang Designer dan membuka butik sendiri.
Ini Jia lakukan, untuk cadangan, jika sewaktu-waktu terjadi sesuatu pada pekerjaan Gao sebagai tulang punggung keluarga, tak butuh waktu lama karena jarak sekolah dan butik yang dekat, membuat Jia tak butuh waktu lama untuk sampai disana.
Sesampainya disana, Jia melihat bahwa butiknya sudah dibuka oleh asistennya, Jia keluar dari mobil dan masuk ke dalam butik, butik jam segini memang sudah ramai, selain karena Jia memiliki brand sendiri, juga karena Brand Jia sudah lumayan dikenal masyarakat.
"Vina, lumayan rame yah?" ujar Jia masuk ke dalam butik dan sudah disambut beberapa karyawan dan Vina ~Asistennya.
"Iya Bu, Alhamdulillah," jawab Vina yang membuat Jia tersenyum.
Niat Jia kemarin selain mengontrol butik, tentunya untuk membayarkan gaji karyawan di akhir bulan, ini adalah rutinitas yang tidak boleh telat, bagi Jia, biasanya dia akan memberikan uangnya kepada Vina, selaku asisten kepercayaannya, untuk membagikan gaji karyawan lain.
Jia membuka tasnya kemudian mengeluarkan dua buah amplop dan memberikannya kepada Vina. "Ini gaji karyawan yang harus dibayarkan hari ini, tolong kamu bagikan yah, sama ini, ini khusus buat kamu, saya dengar suami kamu kemarin masuk rumah sakit, pakai buat berobat yah, Vin."
Vina menerima amplop itu dan menatap dalam Jia. "Ya Allah Bu, Gaji saya aja udah cukup, gausah dikasih ini, saya balikan yah, saya gak enak Bu."
Jia tersenyum dan mengembalikan Amplop itu kepada Vina. "Gapapa, kamu sudah kerja sama saya enam tahun, dari saya hamil Alea sampai Alea sudah gede, kamu terima aja yah, kalau gitu saya pamit dulu yah, mau ketemu sama Kak Gao dulu."
Jia memang dermawan kalau soal kebutuhan karyawannya, tidak jarang dia memberikan pinjaman kepada karyawan yang membutuhkan, walaupun Jia lahir dari keluarga berada, dia tidak perlu hidup susah untuk merasakan kesusahan orang lain.
"Sekali lagi, Makasih yah Bu, saya bersyukur banget bisa kerja sama Boss sebaik Bu Jia," jawab Vina yang membuat Jia mengangguk.
Setelah selesai mengontrol dan memastikan bahwa semuanya, baik-baik saja, Jia memilih pergi dari sana, karena memang dia harus menemui Gao sekarang.
Jia berjalan keluar dari butik dan masuk ke dalam mobilnya yang terparkir di halaman butik, sekarang tujuannya adalah kantor Gao, untuk mengantarkan laptop Gao yang ketinggalan.
Jia mengendarai hatchback miliknya melewati jalanan kota, jalanan kota yang lumayan macet membuat perjalanan Jia sedikit terhambat, saat Jia berhenti di lampu merah, Jia melirik sekitar lampu merah, banyak toko dan cafe disini, serta kebetulan sekali dia mendapati Gao bersama dua teman kerjanya sedang berada di sebuah cafe, cafe tersebut berdindingkan kaca bening yang membuat Jia bisa melihatnya langsung walaupun dari jauh.
"Itu Kak Gao, kebetulan banget," Jia langsung memarkirkannya mobilnya masuk ke halaman cafe setelah lampu kembali hijau.
Dengan membawa totebag berisi laptop Gao, Jia keluar dari mobil dan masuk ke dalam cafe, Gao tampak berbicara serius dengan kedua temannya yang Jia tidak tahu siapa mereka.
Langkah Jia terhenti saat, dirinya mendengarkan Gao membahas soal pernikahan mereka.
"Aku udah bosan sama Jia, oke, dulu, aku cinta sama dia, tapi kayaknya aku bosan, sudah sepuluh tahun, kayak ah, aku tahan aja ini biar gak selingkuh, tapi aku ada niat buat ceraiin dia," ujar Gao yang membuat Jia terkejut.
Kaki Jia gemetar sejenak, mendengarkan penuturan yang membuat batinnya benar-benar bingung dan harus bagaimana.
"Jahat lo bro! Sadar gak sih? Jia itu cewek sempurna Bro, dia udah cantik, wanita karir dan bisa ngurus anak, seribu satu istri kayak dia, lo bakalan nyesel deh, yakin!" ujar teman Gao.
"Dia udah layu Bro, dia udah gak menarik lagi, aku udah bosan, yah seenggaknya menduda lebih baik kan?" jawab Gao.
"Yakin Bro? Udah punya anak loh, saran gue jangan sih, sayang banget udah sepuluh tahun nikah, lagian yah Bro, wanita karir seterkenal Jia bakal menarik banget Dimata laki-laki lain, kayaknya ada yang salah dari mata lo!" ujar teman yang satunya.
"Ah, omong kosong, bagiku ini kayak noktah merah aja, aku kayaknya udah gak cinta sama dia!"
BRUGH
Jia menjatuhkan Totebag berisi laptop itu ke lantai yang membuat Gao dan kedua temannya menatap ke Jia.
"Jia?"
Jia tidak menggubris, dia meraih Totebag itu kemudian berlari keluar dari cafe, dia buru-buru naik ke mobilnya, sedang Gao sendiri dia tanpa inisiatif ingin mengejar.
•
•
•
TBC
Ada kata-kata mutiara buat Gao?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Sri Puryani
memangnya gk punya art ya? biar jia gk capek bisa melayani suami nya
2025-01-27
0
Alanna Th
habis manis sepah dbuang! smoga gao nyesel stinggi gunung
2024-10-21
0
Kokoro No Tomo
hadir
2023-03-22
0