Episode 4

...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...

Setelah jam pelajaran seni berakhir,kami mempunyai waktu 15 menit untuk beristirahat. Aku pun memanfaatkan waktu itu untuk pergi ke perpustakaan. Ada beberapa buku yang harus aku pinjam,karena memang aku ada sedikit ketertinggalan di salah satu mata pelajaran besok.

Sesampainya di perpustakaan, aku tidak mengetahui kalau ternyata kalau siswa di sekolah ini harus mempunyai kartu khusus untuk bisa pinjam buku dari perpustakaan,sedangkan aku sendiri tidak mengetahuinya dan baru tahu setelah sampai di perpustakaan dan di jelaskan oleh guru penjaganya.

"Kamu anak baru yah,"

"Iya......"

"Kalau mau kamu bisa minta tolong ketua kelas kamu untuk memintanya sama wali kelas kamu." jelasnya.

"Aduh gimana ini, masa iya aku harus balik lagi ke kelas dan itu akan memakan waktu yang tidak sebentar." gumamku.

"Sekali ini aja pak, aku janji kok bukunya bakalan aku balikin besok pagi."

"Tetap saja,ini sudah menjadi peraturannya." ucapnya tegas.

"Tapi pak......"

"Aku hanya punya waktu 15 menit saja sekarang, soalnya ini juga lagi istirahat."

"Ya sudah nanti kamu kembali saja ke sini pas jam pulang atau besok pagi,setelah kamu mempunyai kartunya."

"Baik pak......."

...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...

Dengan perasaan yang sedikit kecewa,aku pun langsung keluar dari perpustakaan itu. Di tengah-tengah perjalanan aku tidak sengaja bertemu dengan Azka. Sepertinya dia baru balik dari kantin,karena memang dia membawa minuman di tangannya.

Mau tidak mau aku harus memberikan diri untuk meminta tolong sama dia dan semoga saja dia mau menolong ku.

Aku langsung berlari ke arahnya dan menghalangi langkahnya.

"Kamu apa-apaan sih?" bentaknya.

Dia tampak kaget,karena aku tiba-tiba aja berhenti di depan dia dan hampir menabraknya.

"Maaf sebelumnya......"

"Tapi, aku boleh minta tolong tidak sama kamu."

"Minta tolong? Kenapa?" tanyanya.

"Jadi begini, tadi aku pergi ke perpustakaan untuk meminjam buku pelajaran bahasa. Tapi sayangnya aku baru tahu,kalau aku harus punya kartu itu......" ucap ku sambil memeragakan bentuk kartunya dengan tangan ku.

"Terus......."

"Berhubung aku masih baru dan tidak tahu,aku tidak memilikinya."

"Hubungannya dengan aku apa?" tanya nya kembali.

"Boleh tidak aku pinjam kartu milik kamu,untuk pinjam buku pelajaran bahasa dari perpustakaan. Soalnya aku butuh banget hari ini,"

"Kenapa kamu nggak pinjam punya teman kamu aja si Eka? Kenapa harus aku?" timpalnya.

"Masalahnya itu, jarak dari sini ke kelas itu cukup jauh. Kalau pun aku bisa pinjam miliknya Eka,yang ada keburu masuk jam pelajaran berikutnya."

"Aku mohon,kali ini aja aku minta bantuan kamu." ucap ku sambil memelas.

Azka hanya terdiam dan memandangi ku saja.

*Deg......Deg.....Deg......

Degup jantung ku langsung berdetak tidak karuan, aku tidak tahu kenapa aku bisa merasakan ini saat melihat matanya memandangi aku.

"Hem........"

"Sepenting itu yah, harusnya kamu persiapan lebih dulu dan tanya sama......"

"Ya udah sih, kalau nggak mau kasih pinjam. Ribet banget malah ngomel," aku langsung memotong omongan Azka.

Azka tampak terkejut karena aku memotong ucapannya barusan.

"Kamu......." ucapnya kesal.

"Lagian jadi orang pelit banget sih, apa salahnya nolongin teman kelas sendiri. Kamu tuh jadi orang jangan kayak gitu dong,suatu saat kamu juga bakalan butuh bantuan sama orang lain." bentak ku kesal.

Raut wajah Azka tampak kesal,dia pun langsung menarik tangan ku dengan erat.

"Ih kamu apaan sih,malah narik aku. Lepasin....." ucap ku berusaha untuk melepaskan tangannya.

Karena aku sibuk berusaha untuk melepaskan genggaman tangan Azka, aku sendiri tidak menyadari kalau ternyata Azka membawa ku menuju ke perpustakaan.

"Tumben kamu ke ke sini Azka," ucap bapak penjaganya.

"Iya pak, ada buku yang harus saya pinjam."

Dia pun langsung memberikan kartunya dari dalam sakunya.

"Siswi ini teman kamu ternyata, tadi dia....."

Belum sempat bapak penjaga menyelesaikan ucapannya, Azka langsung menarik ku ke dalam perpustakaannya.

"Tuh, ambil......"

"Aku tidak punya banyak waktu," ucapnya kejam.

Azka pun langsung melepaskan cengkraman tangannya. Aku sempat terdiam dan melihat ke sekeliling ku yang ternyata ada banyak rak buku di sana.

"Ambil, tadi kamu sudah bentak-bentak aku di sana. Kenapa sekarang malah diam saja?" ucapnya.

"Iya bawel, sebentar......"

Aku pun langsung mengecek setiap rak dan mencari buku pelajaran yang aku butuhkan.

"Dimana itu?" gumamku sambil terus mencarinya.

"Cepatlah. Sebenarnya kamu mau pinjam buku apaan sih,lama banget."

"Iya tunggu dulu, ini aku sedang mencarinya. Nggak sabaran banget jadi orang,"

Setelah berhasil menemukan bukunya, aku langsung berusaha untuk meraihnya. Kebetulan buku yang aku butuhkan itu di simpan di rak yang paling atas dan sulit untuk aku gapai. Namun aku tidak ingin menyerah dan berusaha untuk meraihnya dengan berjinjit.

"Susah sekali......" ucap ku sambil terus berusaha untuk meraih bukunya.

Setelah berusaha beberapa saat, aku pun akhirnya berhasil mencabut satu bukunya. Namun sayangnya,buku yang lainnya ikut terjatuh dan akan menimpa ku. Aku pun langsung memejamkan tangan ku sambil berlindung pada rak buku.

...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...

Aku bisa merasakan ada sesuatu yang menindih kepalaku,sedangkan bukunya berjatuhan tanpa menimpa kepalaku.

"Ada apa ini?" bisik ku dalam hati.

Perlahan aku mulai membuka mata ku dan menyadari ternyata Azka lah yang melindungi aku dari jatuhnya buku-buku itu. Tangannya memegang kepalaku dan tubuhnya menahan supaya bukunya tidak menimpa ku.

Posisinya pun tampak Azka seperti tengah memeluk ku dari belakang,karena memang terlihat seperti itu.

Kami berdua pun hanya terdiam beberapa saat dan aku sendiri masih tidak berani untuk berbalik arah.

"Udah tahu pendek, masih aja bersikeras untuk mengambilnya." ucapnya setelah berdiri kembali ke posisinya.

"Ya kan aku tidak tahu akan seperti ini, makanya......"

"Makanya apa?"

"Udah sebaiknya sekarang kamu beresin semua buku-buku itu. Aku akan membawa buku ini pada petugasnya." ucapnya sambil membawa satu buku di tangannya.

"Apa itu? Apa yang baru saja terjadi pada ku? Kenapa bisa aku malah......" gumamku dalam hati.

Sepeninggal Azka, aku langsung membereskan buku-buku yang tadi berjatuhan dan menyimpannya di rak yang lain. Setelah itu barulah aku menyusulnya untuk membawa buku yang aku butuhkan.

...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...

"Nih......."

Azka langsung melempar bukunya,setelah kami keluar dari perpustakaannya. Dia pun langsung berbalik arah dan berjalan lebih dulu.

"Azka......"

"Apa lagi?" ucapnya sambil berbalik.

"Terima kasih ya,"

"Untuk?"

"Karena tadi kamu sudah menolong aku dan udah mau meminjamkan kartu kamu juga."

"Ingat yah, besok pagi kamu harus udah balikin buku itu. Aku tidak mau yah,nanti kamu......"

"Apa?" bentak ku.

"Lupa." ucapnya pelan.

"Enggak lah, emangnya aku udah tua apa."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!