Episode 3

...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...

Aku seketika terdiam,begitu pun dengan Azka yang langsung menghentikan makannya.

"Ah itu......" ucap ku ragu.

"Buat apa? Tanpa aku berkenalan dengan dia kan,kamu sudah beritahu aku siapa dia." ucap Azka dengan wajah datarnya.

"Iya juga sih,aku sudah kasih tahu kamu tadi pagi. Tapi kan seenggaknya,"

"Aku udah tahu dia juga kok, tadi Eka udah kasih tahu aku."

Dika dan Farhan pun langsung berpandangan satu sama lain,seolah mereka tidak puas karena tidak berhasil buat aku dan Azka berkenalan di depan mereka.

"Udah makan aja, jangan di pikirkan." bisik Eka.

Aku pun langsung memulai memakan makanan yang tadi aku ambil.Meskipun sejujurnya aku merasa tidak nyaman dan canggung sekarang.

"Gimana setelah kamu sekolah di sini,apa kamu betah?" tanya Dika.

"Betah aja sih,"

"Aku pikir kamu bakal kesulitan,terlebih lagi kamu kan pindah pas menginjak kelas XIi." timpal Farhan.

"Awalnya sih iya,tapi aku bisa mengatasinya. Kalau masalah pelajaran aku bisa saja mengejarnya, tapi mungkin yang sulit itu beradaptasi sama lingkungan baru di sekolah ini." jelas ku.

"Benar juga," balas Dika.

Setelah anak cowok menghabiskan semua makanannya,mereka pun lebih dulu pamit dan pergi. Sedangkan aku dan Eka memilih untuk pergi ke taman sekolah sambil menikmati es krim yang kami beli di kantin.

"Kamu pasti tersinggung yah,dengan sikap Azka." ucap Eka.

"Tidak juga, kan kamu udah kasih tahu aku dari awal."

"Tapi yang aku lihat,sedari tadi kamu hanya diam saja dan fokus dengan makanan kamu. Kamu baru bicara kalau ada salah satu dari kita yang ajak kamu bicara." jelas Eka.

Apa yang Eka katakan barusan memang ada benarnya juga, aku memang merasa sedikit terganggu dengan sikap Azka yang dingin. Setidaknya meskipun dia tidak ingin berteman dengan aku,apa salahnya kalau hanya untuk bersalaman sebagai teman kelas saja. Aku tidak habis pikir bisa bertemu dengan laki-laki sedingin itu,selama ini aku baru menemukannya di sekolah ini.

"Kenapa diam saja?"

"Tidak, aku hanya fokus dengan mereka yang tengah main basket itu." tunjuk ku mengalihkan perhatian Eka.

"Ah itu, emang mereka itu merupakan atlit di sekolah kita ini. Mereka kebanyakan dari kelas XI dan X, soalnya kan kalau yang kelas XII nya lagi di fokusin untuk belajar sekarang ini." jelas Eka.

"Ah seperti itu,"

"Ganteng-ganteng yah mereka," lanjutnya.

"Biasa aja."

"Hah? Maksud kamu biasa aja, kamu nggak salah Nay?"

"Tuh lihat itu yang nomor punggung 12 itu. Namanya Johan,dia salah satu murid yang populer di sekolah ini."

"Nah kalau enggak tuh,yang nomor punggungnya 17. Namanya Zian,dia juga tak kalah keren,apalagi dia juga calon ketua OSIS yang banyak di dukung oleh siswi di sekolah ini. Bukan hanya ganteng aja,tapi dia juga pintar." lanjut Eka.

Dengan semangat Eka menjelaskan satu persatu siswa cowok yang tengah bermain basket di tengah lapangan,namun pandangan ku malah tertuju pada Azka yang tengah berdiri di lantai dua tepatnya di depan kelas ku. Sepertinya dia juga tengah memperhatikan siswa laki-laki yang tengah main basket di lapangan. Pandangannya pun sangat fokus dan memperhatikan setiap gerak-gerik dari mereka.

"Nay......."

"Kamu dengarkan aku ngomong." bentak Eka sambil menepuk pundak ku.

"Ah iya......."

"Syukur deh, aku kan tidak sia-sia panjang lebar menjelaskan semuanya sama kamu."

"Tapi kalau boleh jujur sih ya, kalau di suruh milih. Aku lebih milih tim basket yang dulu,maksudnya kelas XII sekarang. Mereka semua jauh lebih keren lagi,mereka banyak meraih piala kejuaraan tahu " lanjut Eka.

"Oh gitu, bagus dong."

"Emangnya siapa aja mereka?" tanya ku penasaran.

"Pastinya ada Azka, Dika,Farhan,Yanuar, Gavin,Dion,Andre dan masih banyak lagi."

"Tidak mungkin aku jelaskan satu persatu,lagi pula kamu nggak tahu ini." lanjutnya.

"Ish Eka ini, aku udah denger serius pun." balas ku sedikit kecewa.

Eka pun baru menyadari kalau ternyata Azka dan teman-temannya pun tengah menonton pertandingan basket di lapangan dan dia pun langsung tersenyum.

"Pasti Azka bangga sama mereka. Kamu tahu Nay, beberapa waktu yang lalu sebelum kita naik kelas Azka lah yang setiap hari mengajari tim basket sekarang ini. Makanya tidak heran,kalau mereka sekarang jago-jago."

"Tiap hari sehabis istirahat,Azka pasti akan berdiri di sana untuk memperhatikan mereka itu."

Mendengar ucapan Eka barusan, aku langsung berpikir kalau sebenarnya Azka itu sosok yang peduli dan mempunyai rasa tanggung jawab yang bagus. Meskipun aku akui,sikapnya itu yang bikin orang bakalan sakit hati saat berada di dekatnya.

...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...

Setelah jam istirahat berakhir aku dan Eka langsung menuju kelas, sekarang giliran pelajaran kesenian. Aku sangat semangat,karena memang itu merupakan salah satu pelajaran favorit ku saat ini.

Hari ini kami di tugaskan untuk membuat sketsa wajah,atau benda oleh guru kami. Dan tanpa menunggu lama, aku langsung menyiapkan semua peralatan yang aku butuhkan dari dalam tas ku.

"Eh kamu bawa pensil dua nggak?" ucap Azka pada Dika.

"Nggak ada cuy, aku cuma bawa satu doang." balas Dika.

"Sama aku juga,ini juga aku dapat dari Agnes minjem." timpal Farhan.

Karena kebetulan aku membawa beberapa pensil di dalam tas pensil ku, akhirnya aku pun memberanikan diri untuk menawarkannya sama Azka.

"Ini aku bawa lebih," ucap ku sambil memberikan pensilnya.

Azka sempat terdiam dan hanya melihat ku sesaat,namun pada akhirnya dia pun mengambilnya.

...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...

"Wah keren, kamu dapat nilai A." ucap Dika saat aku baru mendapatkan nilai ku.

Aku hanya membalasnya dengan senyum saja,karena malu.

"Pasti kamu punya keahlian lebih ini, makanya gambar kamu di kasih nilai A sama guru." sambung Farhan.

"Aku memang suka menggambar," balas ku.

"Pantas......." jawab mereka bersamaan.

Azka sendiri sedari tadi dia hanya diam dan memandangi ke arah depan. Padahal tidak ada sesuatu yang menarik di depan sana.

"Lain kali ajarin kita yah,gimana cara gambar sketsa yang baik. Takutnya nanti ada di ujian praktik." ucap Dika.

"Iya baiklah......"

Dika pun langsung kembali duduk ke kursinya yang berada di samping kanan ku,begitu pun dengan Farhan yang duduk tepat berada di samping kiri Azka.

"Gambarnya Naya bagus tahu," ucap Farhan pada Azka.

"Oh......." balasnya singkat.

Emang yah, ini cowok dinginnya kebangetan. Mau teman-temannya banyak bicara pun tetap saja. Aku tidak habis pikir aja,kok bisa mereka berdua nyaman berteman sama cowok sedingin itu.

Terpopuler

Comments

abdan syakura

abdan syakura

Semangat, Thor!!!!!

2023-03-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!