...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...
Setelah kami berpandangan satu sama lain,aku pun langsung memalingkan pandangan ku ke arah lain untuk mengalihkan perhatiannya.
"Aku kira Azka melihat ke arah kita,tahunya ada Feby di belakang kita." ucap Eka sedikit berbisik sambil memperhatikan spion motornya.
Mendengar ucapan Eka barusan, tidak tahu kenapa perasaanku langsung merasa kecewa. Aku sudah mengira dia melihat ke arah ku atau pun kearah kami berdua.
"Memangnya dia siapanya dia?" tanya ku.
"Nanti saja aku jelaskan,setelah kita sampai di sekolah."
Eka pun langsung tancap gas,karena ternyata lampunya sudah berubah jadi warna hijau. Sepanjang perjalanan,aku terus memperhatikan laju motor milik Azka yang berada tepat di depan ku.
...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...
Kami berdua pun akhirnya sampai di parkiran sekolah dan tanpa terduga ternyata Azka pun memarkirkan motornya tepat di samping punyanya Eka.
"Hei Azka......." ucap Eka.
Azka pun langsung melihat ke arah Eka dengan wajah yang datar.
"Aku sudah mendengar beritanya,aku turut berdua cita yah." lanjut Eka.
"Ah iya, makasih." balasnya singkat.
"Aku kira kamu bakalan masuk besok,kan biasanya......"
"Tidak, keluarga ku saja yang masih ada di sana."
Belum sempat Eka menyelesaikan ucapannya, Azka langsung memotongnya.
"Ah begitu,"
Azka pun langsung turun dari motornya dan pergi lebih dulu. Aku sempat kaget dengan sikapnya yang dingin seperti tadi,tidak ada keramahan yang dia tunjukan padahal kan kami berada dalam satu kelas yang sama.
"Kamu jangan heran, emang Azka anaknya seperti itu. Kamu mungkin bakalan merasa sakit hati dengan sikapnya itu pas awal-awal. Tapi lama-kelamaan kamu juga bakalan terbiasa." jelas Eka.
"Ah itu, aneh aja." timpal ku singkat.
Eka pun hanya tersenyum dan langsung melepas helmnya.
"Ah iya, tadi kan aku mau cerita masalah Azka dan Feby." ucap Eka.
"Tapi kan," balas ku sedikit takut.
"Ya tidak di sini juga Naya, sebaiknya kita duduk di bawah pohon itu." tunjuk Eka.
"Ya udah......"
...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...
Kami pun akhirnya duduk di bawah pohon sambil menikmati minuman yang di bekal Eka dari rumahnya,kebetulan memang waktu masih menunjukan pukul 06.30 pagi dan masih banyak waktu sebelum kami masuk kelas.
"Jadi gini,"
"Dulu tuh pas kelas satu,satu sekolahan ini tuh tahu tentang kedekatan Azka dan Feby. Dan kebetulan memang pas kelas satu itu,kami berada di dalam satu kelas yang sama. Jadi aku sedikit tahu lah,masalah mereka." jelas Eka.
"Terus?" tanya ku penasaran.
"Kalau tidak salah pas kelas XI masuk semester ke dua,aku tahu kalau ternyata Feby malah jadian sama teman satu kelasnya bernama Dave."
"Berita itu cukup bukan menggemparkan kami saja yang satu kelas dengan Azka,tapi satu sekolahan. Karena emang kami tahunya Feby dekat sama Azka. Dan cuma hanya pada Feby saja dia bersikap berbeda 180°."
"Tapi semenjak kejadian itu, sikap Azka tuh langsung berubah sama semua orang termasuk Feby." lanjut Eka.
"Ah seperti itu......."
"Pantas saja dia dingin banget kayak gitu,"
"Tapi kayaknya yah, Azka masih suka sama Feby. Kamu lihat sendirikan tadi, dia lihat Feby sampai segitunya."
"Iya......."
Setelah bercerita cukup lama,kami pun akhirnya langsung menuju ke kelas karena tanpa terasa 5 menit lagi jam pelajaran akan segera di mulai.
...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...
Sesampainya di dalam kelas,langkah ku sempat terhenti. Karena mendapati Azka duduknya tepat berada di depan tempat duduk ku.
"Kenapa?" bisik Eka.
"Itu emang tempat duduknya Azka, cuma emang kemarin di sana di duduki sama Kenny. Kami suka melakukan hal seperti itu,saat ada bangku yang kosong."
"Pantas,"
"Sudah tidak apa-apa,lagi pula meskipun Azka sikapnya dingin dia nggak bakalan gigit kamu kok." ucap Eka.
"Ih Eka apaan sih?"
Aku pun langsung berjalan menuju ke arah meja ku. Azka pun sempat melihat ke arah ku sesaat,mungkin dia merasa aneh karena ada aku sekarang duduk di belakang dia.
"Dia Naya, murid baru di kelas kita. Dia baru masuk minggu ini," ucap Dika sedikit berbisik pada Azka.
Meskipun dia berbicara dengan sedikit berbisik, tapi aku bisa mendengarnya dengan jelas.
"Oh......" balas Azka singkat.
...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...
Jam istirahat pun tiba setelah aku mengikuti dua jam pelajaran yang cukup buat menguras tenaga dan pikiran ku.
"Eh ini......" ucap Azka yang memberikan kertas ulangan bekas pelajaran matematika tadi pagi.
"Ah iya makasih."
Tanpa melihat ke arah ku, Azka langsung pergi setelah memberikan kertasnya.
"Ish dingin sekali jadi cowok." bisik ku dalam hati.
"Naya, ayo kita ke kantin.Aku udah lapar nih," ajak Eka yang datang menghampiri ku.
"Ayo......"
Kami pun langsung berjalan ke luar menuju kantin yang letaknya agak jauh dari kelas ku.
"Gimana tadi ulangannya?" tanya Eka.
"Ya gitu deh, ada sulitnya ada gampangnya juga."
"Aku yakin kamu dapat nilai yang bagus yah, soalnya kan......"
"Soalnya apa? Tadi aku dapat nilai 93 tahu."
"93? Seriusan Nay?"
"Iya......"
"93 tuh terbilang paling bagus tahu, coba aku dapat nilai segitu."
"Kamu tahu, aku cuma dapat nilai 78 tadi."
"Sering-seringlah belajar," timpal ku.
"Udah sih, tapi nggak tahu kenapa tadi tuh soalnya emang agak lain." balasnya.
Jawaban Eka pun cukup buat aku tertawa dan tanpa aku sadari banyak pasang mata yang melihat ke arah ku.
"Ups......" aku langsung menutup mulutku dengan kedua tangan ku.
"Agak lain gimana? Aneh aja kamu."
"Udahlah, itu hanya candaan aku saja."
...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...
Setibanya di kantin, kami langsung mengantri makanan. Karena kebetulan memang sekolahan ku ini menyediakan menu makan siang khusus untuk siswa yang bersekolah di sekolah ini dengan sistem prasmanan.
Setelah mendapatkan wadahnya aku langsung mengikuti Eka dari belakang dan memilih menu makan siang apa yang akan aku makan siang ini.
"Kayaknya ini salmonnya enak," ucap Eka sambil mengambil satu potong salmon ke dalam wadah miliknya.
Aku pun mengikuti apa saja yang di ambil oleh Eka, terkecuali sosis. Aku melewatkannya,karena aku memiliki alergi dengan sosis."
Setelah mengambil menu makan siangnya, Eka langsung mengajak aku untuk duduk bersama Farhan,Dika dan di sana ada Azka juga.
"Hai......" ucap Dika.
"Sini......." lanjutnya sambil menggeser kursi kosong di sampingnya.
"Makasih....." ucap Eka.
Sedangkan aku,duduk tepat di depan Azka yang tengah fokus dengan makanan nya dan hanya diam saja tanpa menghiraukan kedatangan aku dan Eka barusan.
"Kalian ngambil salmon juga, sama dong." ucap Farhan.
"Iya dong, lumayan kan. Lagian jarang juga bukan ada menu mahal kayak gini di kantin." ucap Eka.
"Eh iya, ngomong-ngomong kamu sudah kenalan belum sama Azka? Kemarin kan pas kamu masuk, Azka kebetulan tidak ada." ucap Dika sambil menepuk pundak Azka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments