Bella masih berusaha menjalani kehidupan barunya sebagai Bella tanpa mengeluh. Dalam kebingungannya mengenali sosok orang-orang di sekitar kehidupan Bella, dia mendapatkan secercah harapan dari seorang sahabat yang bernama Vivi.
Vivi kebetulan datang menjenguk Bella. Meskipun awalnya Vivi mendapat penolakan dari ibu tiri Bella, yang tidak suka melihat Bella memiliki teman. Tetapi, karena pak Genta ingin Bella bisa merasa lebih baik, Pak Genta mengizinkan Vivi menemui Bella.
"Bella, bagaimana keadaan kamu, apakah kamu sudah baikan?" tanya Vivi sambil duduk ditepi ranjang.
"Kamu siapa?" tanya Bella bingung.
"Bella, aku ini Vivi, teman baik kamu. Jangan bilang, kamu lupa siapa kamu? Kamu juga lupa semua orang?" tanya Vivi kaget dengan kondisi Bella.
"Apa benar kamu teman baikku? Kalau begitu bisakah aku percaya padamu ?" tanya Bella serius.
"Tentu saja. Aku adalah satu-satunya temanmu. Tapi, apakah benar yang aku pikirkan?"
"Iya, tapi jangan bilang siapa-siapa. Karena aku tidak ingin membuat semua orang curiga padaku. Aku ingin kamu membantuku mengenali semua orang, termasuk teman dan juga orang-orang yang mungkin tidak menyukaiku," kata Bella sambil memohon pada Vivi.
Dengan bantuan Vivi , Bella berusaha mengenali orang-orang disekitar Bella, lewat sebuah album keluarga. Mulai dari ayah, ibu dan saudara tirinya. Juga teman sekolah dan keluarga dekat lainnya.
"Bella, kamu ini kenapa, bisa lupa denganku dan semua orang? Apakah karena kamu pernah mati dan hidup kembali, kamu jadi lupa segalanya?" tanya Vivi penasaran.
"Mungkin saja, Vi. Apakah tidak ada yang lain yang tidak ada di album foto ini? Ibu kandungku?" tanya Bella penasaran karena foto ibunya tidak ada di album keluarga miliknya.
"Aku tidak tahu tentang ibu kandungmu. Kamu pernah bilang, jika kamu ingin menyelidikinya sendiri. Oh ya, hampir saja lupa. Kamu sudah memiliki calon tunangan," jawab Vivi sambil tersenyum.
"Apa, tunangan? Aku masih kecil, masak aku sudah bertunangan. Lagian siapa pria itu, mana fotonya?" tanya Bella kaget.
"Namanya Riko. Dia sekarang sedang bekerja di luar negeri. Di sini, tidak ada fotonya. Kamu sebenarnya tidak suka dengan pertunangan ini sehingga foto yang diberikan ayahmu, kamu buang. Kamu merasa ayahmu sengaja ingin membuang kamu, jauh dari rumah ini," jawab Vivi sambil menghela napas dalam.
"Aku mengerti, aku pasti akan dibawanya pergi setelah menikah dengan Riko itu. Bagaimana dengan ibu dan kakak tiriku? Mereka terlihat sangat baik dan sedih melihat aku mati. Mereka pasti sangat menyayangiku," tanya Bella.
"Kamu salah. Mereka hanya baik di luarnya saja. Di depan ayahmu, mereka memang terlihat menyayangimu. Tapi dibelakang, mereka memperlakukanmu dengan buruk. Apalagi setelah kamu dijodohkan dengan Riko yang terkenal tampan dan kaya. Mereka berusaha membujuk ayahmu agar membatalkan perjodohan kamu dengan Riko dan diganti dengan kakakmu. Tapi ayahmu tidak setuju," jawab Vivi panjang lebar.
Bella sudah paham dan mengerti apa yang dikatakan Vivi meskipun ada beberapa hal yang harus dia lakukan sendiri. Bella meminta Vivi untuk membelikannya peralatan make up yang akan Bella gunakan untuk mencapai tujuannya.
Bella mulai menyelidiki ibu dan saudara tirinya, yang menurut Vivi ternyata hanya baik kepadanya di depan ayahnya tetapi jahat jika ayahnya tidak ada. Bella ingin membuktikannya sendiri.
Karena Bella masih belum sembuh benar, jadi hari ini, Bella belum masuk sekolah. Seperti biasanya, mereka sarapan bersama sebelum ayahnya pergi bekerja.
Bella melihat bagaimana ibu tirinya begitu memperhatikannya. Dia melayani Bella makan seperti anaknya sendiri. Karena menurut sang ayah, Bella masih dalam keadaan sakit. Jadi perlu seseorang yang bisa membantu Bella. Begitu juga dengan kakak tirinya. Dia juga terlihat sangat menyayangi Bella.
Tetapi, setelah pak Genta pergi, sikap Bu Mira tiba-tiba berubah. Demikian juga dengan sikap Risha.
"Enak ya, ada yang melayani. Apa yang kamu lakukan sehingga kamu bisa hidup kembali. Kamu itu seharusnya sudah mati menyusul ibu kamu," ucap Bu Mira kesal bercampur emosi sambil mengangkat dagu Bella yang masih duduk di ruang makan.
"Ibu, kita buat lagi hal serupa. Kali ini, kita harus pastikan bahwa dia sudah mati. Jangan sampai dia bisa hidup kembali," bisik Risha pelan di telinga ibunya.
"Boleh. Tapi biarkan dia menikmati hidupnya beberapa hari. Jangan sampai membuat ayahmu curiga," ucap Bu Mira sambil melepaskan tangannya dari wajah Bella.
Mendengar pembicaraan ibu dan anak itu, Bella menyadari jika dia bukan berniat bunuh diri, tetapi karena mereka yang telah menjahatinya.
Bu Mira dan Risha duduk santai di ruang keluarga. Mereka berbicara serius sehingga membuat Bella curiga. Bella berusaha mendengarkan pembicaraan mereka dari balik pintu.
"Ibu, ibu harus membantu Risha, supaya Risha bisa menikah dengan Riko," ucap Risha manja pada ibunya.
"Sabar, Sayang. Ibu pastikan kamu yang akan menikah dengan Riko, bukan Bella. Tinggal tunggu waktu saja," ucap bu Mira sambil membelai rambut Risha.
"Tapi, rencana ibu gagal. Kita harus bagaimana, Bu? Risha takut ayah curiga tentang bunuh diri Bella. Kita akan kesulitan bertindak lagi. Apalagi jika Bella mengatakan bahwa kita yang meracuni dia. Ayah bakal mengusir kita dari rumah ini," ucap Risha cemas.
"Tidak akan. Ayahmu memiliki janji yang tidak akan dia langgar. Kamu tenang saja. Kali ini, kita lakukan secara halus, dia tidak akan pernah curiga," kata bu Mira yakin.
Bella menarik napas panjang. Ternyata merekalah yang telah membuat Bella meminum racun dan mengatakan bahwa Bella bunuh diri karena tidak mau menikah dengan Riko.
Kali ini, Bella tidak akan membiarkan usaha mereka berhasil. Karena itu, Bella berpura-pura lemah agar kejahatan mereka terbongkar.
Dia hari kemudian, pak Genta melakukan dinas keluar kota. Rencananya beliau akan pergi selama 3 hari. Bella tersenyum pada ayahnya saat ayahnya berpamitan. Padahal biasanya Bella akan murung dan sedih jika ayahnya pergi dinas. Kali ini, ayahnya bernapas lega melihat Bella sudah banyak berubah setelah kejadian hari itu. Ayahnya bisa pergi dengan tenang.
Bella juga sudah bisa berangkat sekolah seperti biasa. Meskipun Bella lebih banyak diam karena dia harus bisa mengenal mereka, satu demi satu. Dengan bantuan Vivi, semuanya berjalan seperti keinginan Bella.
Pulang sekolah, ibu Mira dan Risha sudah menunggu. Saat Bella selesai berganti pakaian, mereka mendatangi Risha sambil membawa segelas minuman.
"Bella, ibu buatkan minuman sehat untuk kamu. Ibu yakin, setelah kamu minum ini, kamu pasti akan bahagia dan bisa bertemu dengan ibu kamu," kata bu Mira lembut selembut sutera.
"Apakah ibu akan memberitahu Bella siapa ibu kandung Bella?" tanya Bella penuh harap.
"Minumlah dulu, nanti ibu pikirkan. Kamu tahu sendiri, ayahmu melarang ibu untuk menceritakan apapun tentang ibumu padamu. Tapi, asalkan kamu menurut pada ibu, ibu pasti akan memberitahumu," ucap bu Mira sambil tersenyum sinis.
Melihat bu Mira, Bella yakin jika bu Mira sedang berbohong padanya. Karena itu, Bella mulai waspada akan tindakan bu Mira, termasuk minuman yang dia bawa.
"Minumlah!" perintah bu Mira.
Bella mengambil gelas dari tangan Bu Mira. Dengan perasaan ragu, Bella terdiam sambil menatap gelas di tangannya. Saat itu, Risha muncul dari arah pintu dan mendekati Bella.
"Minum sekarang, Bella!" perintah Risha.
Bella yang sudah berniat menjebak mereka, merasa kesal karena ibu dan anak itu seolah memaksanya untuk meminumnya. Dengan cekatan, Bella Bella menarik lengan Risha hingga terduduk di tepi ranjang. Bella menyodorkan minuman itu kepada Risha dan ganti dia yang memaksa Risha untuk meminumnya.
"Kenapa bukan Kak Risha yang meminum ini. Bella sudah sehat dan tidak butuh minuman ini lagi," ucap Bella sambil terus menakut-nakuti Risha.
Tentu saja tindakan Bella membuat bu Mira dan Risha panik. Bu Mira segera melempar minuman itu ke lantai. Dan terlihatlah bahwa minuman yang dibuat bu Mira beracun.
"Ternyata kalian sengaja ingin meracuni aku lagi. Jika ayah sampai tahu perbuatan kalian, ayah pasti akan mengusir kalian dari rumah ini. Dan aku juga bisa melaporkan kalian atas percobaan pembunuhan," ucap Bella keras pada mereka.
"Silahkan saja, kami tidak takut. Mau lapor polisi, apakah kamu ada bukti?" ucap bu Mira sambil tersenyum sinis.
Bella terdiam mendengar perkataan ibu tirinya. Lagipula Bella tidak ingin membuat ayahnya sedih saat tahu istri dan anaknya menyakiti anaknya yang lain. Apalagi lapor polisi, ayahnya pasti yang akan terluka dan sakit hati.
Bella berusaha mencari jalan lain. Asalkan mereka sudah tahu jika Bella berubah, mereka akan segan jika ingin berbuat jahat padanya. Lebih baik, dia fokus pada dirinya sendiri terlebih dahulu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments