Arwah Hesty masuk kedalam tubuh seorang gadis yang sudah terbaring kaku di dalam peti mati. Gadis itu bernama Bella. Gadis belia yang baru berusia 17 tahun. Bella dinyatakan meninggal oleh dokter, setelah bunuh diri dengan meminum racun.
Hesty merasa panik ketika dia sadar berada di dalam peti mati. Bagaimana dia bisa berada di sini? Apakah dia benar-benar sudah mati dan bagaimana dia bisa keluar dari tempat ini?
Peti mati yang berisi jenazah Bella itu, segera dibawa pulang dengan mobil ambulans untuk segera dimakamkan. Mobil ambulans melaju cepat menuju tempat pemakaman yang sudah disiapkan.
Beberapa kerabat sudah menunggu, termasuk ibu dan kakak tiri Bella yang tampak sedih. Sementara sang ayah yang sejak dari rumah sakit mengurus jenazah Bella, tampak tertekan dan sedih. Walaupun beliau tidak memperlihatkan kesedihannya di depan orang lain.
"Ayah, ibu tahu Ayah sangat kehilangan Bella. Tapi, Ayah harus menjaga kesehatan Ayah demi kami. Kami sangat membutuhkan Ayah," ucap Bu Mira sedih.
"Ayah, Ayah jangan terlalu sedih. Putri Ayah bukan hanya Bella. Ayah masih memiliki aku," ucap Risha mencoba menghapus bayangan Bella dari diri ayahnya.
Risha, memang merasa iri pada Bella. Karena sejak kehadiran Bella di rumahnya, ayahnya lebih perhatian pad Bella daripada kepada dirinya. Sekarang, setelah Bella meninggal, maka Risha akan menjadi putri satu-satunya bagi ayahnya.
"Iya. Sekarang hanya kalian yang ayah miliki. Bella sudah tenang menyusul ibunya di surga. Padahal, ayah masih memiliki harapan agar dia menikah secepatnya. Bagaimana ayah menjelaskan pada Riko tentang kematian Bella?" ucap pak Genta sambil menghela napas berat.
"Ayah, kita ganti saja pengantin wanita dengan Risha. Mereka pasti tidak akan menolak. Bukankah mereka sama-sama anak Ayah," jawab Bu Mira sengaja menyodorkan Risha.
"Entahlah. Saat ini, aku sedang fokus dengan pemakaman Bella. Jangan bicarakan itu lagi," ucap pak Genta yang segera mendekati ambulans yang baru tiba.
Ucapan pak Genta membuat Risha dan ibunya kecewa. Padahal mereka sudah berusaha untuk mempengaruhi pak Genta agar menjodohkan Riko dengan Risha bukan Bella. Mereka sungguh tidak mengerti, mengapa pak Genta lebih memilih Bella bukannya Risha. Padahal Risha adalah anak tertua dan anak resmi dari pak Genta.
Sementara itu, beberapa orang bersiap mengangkat peti mati dan akan dibawa ke tempat pemakaman. Akan tetapi, tiba-tiba terdengar suara minta tolong dari dalam peti mati.
Awalnya, mereka berusaha untuk tidak mengindahkan suara tersebut. Tetapi, semakin lama, suara minta tolong itu semakin jelas dan keras disertai suara peti dipukul dengan tangan.
"Tooloong ...."
Mereka saling berpandangan sambil berusaha mendengarkan dengan lebih dekat. Tetapi, ada juga yang berlari menjauh karena ketakutan.
Pak Genta dan beberapa orang yang masih di samping peti mati, berusaha membuka pintu peti. Dan alangkah terkejutnya mereka, saat melihat Bella bangkit dari tidurnya dengan napas berat karena dia kekurangan oksigen.
Bella berusaha menarik dan menghirup udara sebanyak mungkin agar napasnya bisa kembali normal.
"Bella, kamu ... kamu masih hidup?" tanya pak Genta kaget sekaligus senang melihat Bella masih hidup.
Hesty tampak kebingungan dengan apa yang terjadi. Apa lagi, mereka semua memanggilnya dengan nama Bella.
Pak Genta segera meminta sopir ambulans untuk membawa Bella kembali ke rumah sakit untuk diperiksa kembali. Pak Genta mengajak bu Mira dan Risha untuk ikut bersamanya ke rumah sakit.
Bu Mira dan Risha saling berpandangan dan berusaha menyembunyikan rasa kesalnya karena Bella ternyata hidup kembali. Mereka berusaha menunjukkan rasa bahagia di hadapan pak Genta.
Hesty terbaring di atas tempat tidur di ruang UGD rumah sakit. Dirinya masih belum menyadari apa yang terjadi. Dia juga bertanya-tanya, bagaimana dia masih bisa hidup dan tubuhnya masih utuh padahal dia terjatuh dari atap gedung yang cukup tinggi.
Hesty mencoba memahami keadaan ini saat dokter memanggil keluarganya untuk memberikan penjelasan atas kondisi Hesty. Tapi, yang datang itu bukan keluarga Hesty.
"Bagaimana keadaan anak kami, Dok?" tanya pak Genta panik.
"Setelah dilakukan pemeriksaan, anak Bapak dalam keadaan sehat dan semuanya baik-baik saja," ucap dokter dengan suara bergetar.
"Tapi, bukankah dia sudah dinyatakan meninggal. Bagaimana dia bisa hidup kembali, Dok?" tanya Bu Mira antara kesal dan penasaran.
"Sebagai dokter, kami sebenarnya hampir tidak percaya, jika orang yang sudah dinyatakan meninggal, bisa hidup kembali. Tetapi, semua ini nyata dan ini mukjizat yang seharusnya keluarga syukuri. Bukankah begitu?" jawab Dokter sambil menatap pak Genta dan Bu Mira bergantian.
"Dokter benar. Ini adalah sesuatu yang sangat menggembirakan dan harus kami syukuri. Terima kasih, Dokter," ucap pak Genta sambil menghela napas panjang.
"Sama-sama, Pak. Karena semua baik-baik saja, hari ini adik ini boleh dibawa pulang. Jika ada sesuatu, kalian bisa konsultasikan pada kami," ucap Dokter sambil tersenyum. "Saya permisi, karena masih banyak pasien yang harus saya tangani."
"Silahkan, Dok. Sekali lagi, terima kasih," ucap pak Genta, sambil berjalan mengantarkan dokter hingga sampai ke pintu.
Pak Genta segera membawa Hesty pulang ke rumah. Hesty pun tidak menolak atau mendebat apa saja yang yang dikatakan pria yang menjadi ayahnya kini. Dia mengikuti semuanya tanpa bertanya, jika sekiranya hal itu masih dalam batas kewajaran.
Sesampainya di rumah, Hesty diantarkan pak Genta hingga ke dalam kamarnya.
"Beristirahatlah, jangan pergi kemanapun. Nanti jika waktunya makan, bibik yang akan mengantarkannya padamu," ucap pak Genta sambil mengusap rambut Hesty.
Hesty hanya tersenyum melihat perhatian ayahnya Bella yang sangat mencintai Bella.
"Ayah pergi dulu."
Hesty menatap kepergian pak Genta dengan hati sedih. Sedih karena dia melihat kasih sayang seorang ayah yang begitu menyayangi putrinya.
Hesty penasaran dengan dirinya yang sekarang. Hesty berjalan menuju cermin yang berada di atas nakas. Dan dia sangat terkejut ketika melihat tubuhnya berubah.
Hesty akhirnya mengerti, bahwa dirinya sudah menjadi gadis lain. Hesty kini telah menjadi Bella. Seorang gadis culun yang tidak pandai berdandan dan tidak suka memakai make up.
Hesty menyadari, jika dia kini harus bisa menjalani hidup sebagai Bella meskipun dia tidak akan bisa melepaskan semua kenangannya sebagai Hesty. Menjalani kehidupan sebagai orang lain, pasti akan sangat sulit. Tetapi dia merasa bersyukur, karena masih diberi kesempatan untuk hidup.
Hesty harus bisa hidup menjadi gadis yang baru berusia 17 tahun. Hesty akan memanfaatkan kesempatan ini, untuk mencari tahu, siapa orang yang sudah mendorongnya hingga terjatuh dari atap gedung. Dia juga ingin membalas dendam pada orang yang sudah membunuhnya itu.
Tetapi, Hesty juga tidak ingin egois. Dia juga harus bisa menyelesaikan masalah yang saat ini dialami oleh Bella. Apalagi melihat gadis seperti Bella harus mati bunuh diri. Hal itu sangat mencurigakan. Ditambah lagi, sejak Bella hidup kembali, Bella merasakan ada yang tidak beres dengan sosok wanita dan putrinya yang ternyata adalah ibu dan kakak tirinya.
Sepertinya kehidupan Bella, tidaklah sesederhana yang dia lihat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments