Kelly benar-benar tak bisa hidup dengan tenang. Bahkan dirinya tak pernah terpikirkan untuk menikah dengan pria culun itu. Seumur hidupnya tak akan pernah rela. Kelly menggigit bibirnya dan memikirkan cara bagaimana ia bisa menghindar dari pernikahan ini.
Terlebih lagi Tania sang ibu dan juga ayahnya terus memaksa agar dirinya menikah dengan pria itu. Sungguh Kelly tak akan mau sampai kapan pun. Ia telah memiliki pacar dan pacarnya juga adalah orang hebat dan lebih tampan, walaupun untuk lebih berprestasi adalah Saddam.
"Pria sialan itu, dia bisa saja mencari kesempatan di dalam kesempitan. Aku tak akan pernah membiarkan dia mendapatkan diri ku sampai kapan pun itu."
Kelly terus mendumel marah. Wanita tersebut keluar dari dalam kamar dan bertepatan saat itu Nadia sedang lewat. Kelly yang tengah merasa muak dengan segala hal lantas mendorong tubuh Nadia tanpa alasan. Nadia sangat terkejut dan ia merintih kesakitan karena dorongan dari Kelly yang terlalu keras.
"Kaka Kelly."
"Stop panggil aku kakak, aku bukan kakak mu dan aku gak mau jadi kakak mu. Kau hanya anak haram dan bukan dari keluarga kami."
Kata-kata Kelly sungguh mengena di hati Naida yang paling dalam. Ia hanya bisa menelan ludahnya dengan susah payah dan kemudian menunduk. Perbedaan mental di sini sangat jelas, Nadia adalah orang yang sangat sabar sejauh ini.
Kelly pun pergi ke dapur dan membiarkan Nadia yang masih tergeletak di lantas bekas ulahnya. Sembari menahan rasa sakit Nadia pun bangkit. Rintihan keluar dari bibirnya tapi media berusaha untuk menahan rasa sakit yang ada di kakinya.
Nadia pun kemudian meninggalkan tempat tersebut dan masuk ke dalam kamarnya yang berada di dalam gudang. Nadia menutup pintu kamarnya dan lalu kemudian duduk di atas ranjang sembari termenung.
Nadia sudah biasa diperlakukan seperti ini. Namun terkadang ia terpikirkan dengan wajah ibunya yang sangat dirindukan oleh Nadia. Walaupun ibunya telah melakukan kesalahan yang cukup besar, tapi Nadia tidak pernah membenci sang Ibu karena sang ibu kandung telah bertanggung jawab sebaik mungkin sebagai seorang ibu.
Maka dari itu ibunya adalah sosok wanita yang paling hebat di mata Nadia. Walaupun terbesit rasa kecewa sedikit di hatinya namun ia tahu pasti ibunya memiliki alasan melakukan hal tersebut.
"Mama, Nadia merindukan Mama."
Nadia pun menelan ludahnya dengan susah payah karena membayangkan wajah ibunya yang selalu tersenyum kepadanya dalam kondisi apapun. Padahal Nadia tahu betul jika ibunya tidak sedang baik-baik saja. Wanita itu pandai menyembunyikan kesedihannya dan hal tersebut menurun kepada Nadia.
Di satu sisi Nadia pun termenung karena memikirkan Kelly yang sebentar lagi akan dinikahi oleh pria yang tak dicintainya. Sebenarnya ia merasa sangat kasihan kepada Kelly dan dirinya sendiri juga bingung harus melakukan apa untuk membantu Kelly.
Dor dor dor
Suara gedoran pintu yang begitu sangat kencang membuat Nadia mengangkat satu alisnya. Wanita itu lantas mendekati pintu dan membuka pintu tersebut. Saat ia melihat siapa yang datang, Nadia sangat terkejut.
Ia menundukkan kepalanya sebagai bentuk penghormatan kepada Kelly. Bagaimanapun juga statusnya di rumah ini sangat rendah dan lebih rendah daripada pembantu. Sehingga pembantu saja tak segan-segan untuk meremehkan Nadia.
"Ada apa Kak?"
"Aku tidak mau tau. Kau harus membantu ku dan kau menggantikan aku besok untuk menikah."
Ya setelah melakukan musyawarah yang cukup panjang dan membutuhkan waktu berhari-hari akhirnya pernikahan akan tiba besok. Maka dari itu Kelly tak bisa duduk dengan tenang hari ini. Segala daya upaya dan cara ia lakukan agar dirinya tak menikah dengan laki-laki culun tersebut.
"Kaka, aku tidak mungkin menggantikanmu. Bagaimana dengan Mama, pasti dia akan sangat marah."
"Jangan memikirkan mama. Tenang saja dia aku yang akan mengurusnya. Untuk surat-surat pernikahan aku sudah mempersiapkan atas namamu."
Mata Nadia pun langsung membulat. Ia tak percaya jika Kelly telah merencanakan hal tersebut cukup lama. Iya ingin membantah tapi dirinya tak bisa melakukan hal tersebut dan akhirnya ia hanya bungkam tanpa bisa melakukan penolakan.
"Kak, aku tidak bisa."
Plakk
"Siapa yang menyuruh mu untuk menolak?" tanya Kelly dengan sangat berapi-api.
Nadia menyentuh bekas tamparan itu dan menarik napas panjang. Ia mengerti dengan apa yang saat ini dirasakan oleh Kelly.
Namun di balik semua itu, Nadia selalu kepikiran dengan apa yang disuruh oleh Kelly. Ia menggantikan wanita itu sebagai pengantin besok? Yang benar saja? Nadia tak bisa membayangkan hal tersebut terjadi kepada dirinya.
Bahkan ia masih ingin sekolah. Akan tetapi keadaan memaksanya tak bisa bersekolah. Nadia pun menundukkan kepalanya dan berpikir sejenak bahwa mungkin ada baiknya ia menikah dan lari dari penderitaan yang ia dapatkan. Laki-laki culun tak masalah yang penting dirinya bisa keluar dari rumah ini.
Memang di dalam diri Nadia terbersit ingin keluar dari rumah ini. Akan tetapi itu dulu dan tak pernah sama sekali ia kepikiran kembali. Namun, hari ini ia memikirkannya.
"Apa yang harus aku lakukan? Apakah aku menerima pernikahan itu begitu saja? Bagaimana apa yang aku lakukan fatal?" tanya Nadia dalam hati.
Kelly menatap Nadia dengan tatapan yang tajam. Satu sudut bibirnya terangkat dan kemudian wanita itu menarik dagu Naida hingga terdongak.
"Nadia, aku ingin mengatakan kepada mu jika tak usah khawatir. Aku akan membantu mu hingga selesai acara. Ketika kau sudah menikah kau akan pergi dari rumah ini dan kau tak lagi mendapatkan hidup yang seperti ini. Lebih baik kau terima saja karena suatu hari nanti belum tentu ada pria yang ingin menikah denganmu. Apalagi kalian sangat terlihat serasi."
Nadia pun menarik nafas panjang lalu menghembuskannya secara perlahan. Sepertinya dia harus menerimanya, karena apa yang dikatakan oleh Kelly benar adanya.
"Kakak, aku akan melakukannya. Ini adalah bentuk rasa peduli ku terhadap kakak."
Kelly pun tersenyum lebar. Senyuman itu sungguh tidak tulus karena terlihat seperti tengah mengejek Nadia yang begitu lugu dan polos.
"Good girl, Naida. Memang itu yang harus kau lakukan. Ingat jangan mengecewakanku," ucap Kelly dan lalu kemudian keluar dari kamar Nadia dan membanting pintu cukup keras.
Nadia sangat terkejut. Ia mengusap dadanya gimana jantungnya berdetak lebih kencang dari sebelumnya. Di dalam hati Nadia ia merasa prihatin dengan apa yang dilakukan oleh Kelly. Ia adalah wanita yang berpendidikan tapi attitude yang dimiliki oleh Nadia tak mencerminkan hal tersebut.
Nadia menggelengkan kepalanya dan melupakan hal tersebut.
"Aku tidak boleh memiliki pandangan seperti itu terhadap kakak."
_______
TBC
JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN SETELAH MEMBACA
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Yuen
Sok polos dan lemah
2023-04-12
2
Shuhairi Nafsir
Goblok banget kamu Nadia.
2023-03-25
0