"Bagaimana dengan wanita itu? Apakah dia sangat cocok dengan selera mu?" tanya sang ibu sembari menuangkan segelas air putih untuk sang anak.
Ia pun memasukkan beberapa lauk pauk ke piring anaknya agar makan lebih banyak. Saddam pun melirik ke arah ibunya dan kemudian menyantap makanan yang telah diberikan ibunya.
Laki-laki tersebut terus saja diam dan belum ingin menjawab pertanyaan dari ibunya. Tampaknya ia pun sama sekali tak ingin menjawab pertanyaan dari ibunya tersebut.
"Saddam, aku ibumu dan sedang bertanya kepadamu."
Saddam menatap ke arah ibunya dan ia tak melakukan apapun. Anak laki-laki itu hanya menarik seuntai tisu dan lalu menyapukannya di bibirnya.
"Hm."
"Apakah dia baik? Dan sesuai?"
"Entahlah. Semua wanita menurutku sama saja." Saddam pun langsung berdiri dari meja makan dan lalu kemudian meninggalkan dapur begitu saja.
Ibunya sampai berdecak kesal melihat kepribadian anaknya yang seperti itu. Namun ia sama sekali tak marah hanya saja merasa sedikit kesal.
"Anak itu benar-benar. Padahal aku sedang berbicara baik-baik dengannya."
"Sudahlah. Sifatnya memang seperti itu dan kau tak bisa mengubahnya. Lebih baik kau makan ini."
Sang istri terus saja menatap nyalang kepada suaminya yang selalu membela anak mereka padahal sudah jelas-jelas Saddam salah tapi ia selalu benar di mata ayahnya. Wajar saja karena anak kesayangan sang ayah.
"Kau selalu saja kau selalu saja membelanya. Entah itu betul atau tidak tapi di mata mu Saddam selalu benar."
"Iya sayang iya, maafkan diriku ini."
Di dalam kamar kadang hanya menatap ke arah robot buatannya. Ini adalah robot percobaan kesepian kalinya, dan tentunya untuk kali ini ia berhasil. Kemudian ia pun langsung mencoba robot itu.
"Lumayan menarik dari pada yang sebelumnya," gumam pria itu dan lalu kemudian melepaskan kacamatanya.
Tampak aura pria itu yang benar-benar tampan. Akan tetapi sadar sendiri mengabaikan ketampanan yang dimilikinya.
Laki-laki tersebut memilih untuk menyelesaikan beberapa proyek di kantor yang masih menumpuk. Proyek kali ini berhubungan dengan robotnya, rencana Saddam akan launching robot canggih ini bulan depan. Maka dari itu ia harus segera menyelesaikan beberapa masalah dari robot tersebut.
Semalaman penuh ia harus bersama dengan laptopnya tanpa mengenal rasa lelah. Hingga suara ponsel dari miliknya memecahkan fokus Saddam.
Saddam pun menatap ke arah ponselnya tersebut dan mengerutkan kening melihat nomor tak dikenal. Tak ingin terlalu basa-basi Ia pun langsung mereject telepon tersebut.
"Mengganggu," gumamnya marah.
Ia pun langsung bekerja kembali menyelesaikan proyek miliknya. Namun dari puasa itu tak henti-hentinya terus saja berbunyi. Saddam sendiri pun merasa muak dengan ponselnya tersebut.
Terpaksa ia mengangkat telepon dari orang itu. Dan lalu kemudian mendengarkan orang di seberang sana yang tengah berbicara.
"Kau kan yang bernama Saddam? Kau laki-laki culun sialan. Cepat bilang ke orang tua ku jika aku tak ingin menikah dengan mu. Meskipun kau lebih kuat dari keluarga kami, tapi kau tak berhak menindas kami."
"Pikirkan baik-baik, siapa yang menindas mu?" Saddam pun langsung mematikan sambungan telepon itu dan kembali fokus bekerja. Perempuan tersebut membuatnya muak, sejujurnya ia tak tertarik untuk menikah dengan Kelly.
_______
TBC
JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN SETELAH MEMBACA. TERIMA KASIH SEMUANYA YANG SUDAH MEMBACA.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Nur Hafidah
tunjukkan pesonamu saddam
2025-02-21
0