03

Sebuah ruangan yang luas dan megah dengan fasibilitas lengkap, seorang gadis cantik tengah berdiri dengan hati yang sangat gusar.

"Kenapa lo buat pengumungan seperti itu? Itu akan merusak masa depan gua," ucap Sanum dengan tegas.

"Gua akan ganti kerusakan mobil lo, tapi tolong jangan siksa gua seperti ini," tambah nya.

Seketika Alex menempelkan punggung Sanum di tembok dan mencengkal pergelangan tangannya diatas tembok, membuat Sanum tak bisa bergerak.

Alex mendekatkan wajahnya dengan wajah Sanum, hingga Sanum merasakan deru nafas Alex mengenai wajahnya.

"Ini semua salah lo, bukan gua," ucap Alex dan menjeda. "Jadi lo harus bertanggung jawab atas kesalahan lo, lo tinggal pilih, mau jadi istri gua? Atau gua permainkan lo sama keluarga lo? Pilih sesuka hati lo," ancam Alex membuat Sanum bungkan engan mengeluarkan suara.

Nampak Sanum terkejut mendengar perkataan Alex tadi, bagaimana bisa ia mengancam keluarganya! Ia tak akan membiarkan sesuatu terjadi pada keluarganya.

"Lo mau apa?" Tanya Sanum, nampak sebuah anak sungai mengalir di pipi mulus Sanum.

Alex menatap Sanum dengan iba. "Gua mau lo jadi istri gua," ucap Alex dan menjauh dari hadapan Sanum.

"Baiklah, tapi lo janji jangan sentuh keluarga gua," ucap Sanum menyetujui perkataan Alex.

Alex tersenyum penuh kemenangan. "Bagus," ucap Alex seraya duduk dikursi kebanggaanya.

Sanum pun mendekat. "Gua_ gua mau pulang," ucap Sanum dengan gugup dan hendak pergi.

"Gua belum bilang iya, jadi lo ngak boleh pergi," ucap Alex membuat Sanum mengendus kesal.

"Apa lagi," ucap Sanum seraya membalikan badannya menghadap Alex yang masih duduk di kursi kebangaanya.

"Cium gua," ucap Alex, seketika Sanum kaget.

"Gila! Lo bercanda?" Seru Sanum membulatkan matanya.

"Siapa yang bercanda? Lo boleh pergi asal lo cium gua sampai gua tersentuh!" Ucap Alex sinis dan memperlihatkan kunci kepada Sanum.

'Sial, ternyata dia sangat licik! Dasar rubah! Sanum mengumpat. Pasalnya kunci itu adalah kunci pintu ruangan Alex, kapan Alex menguncinya? Lalu bagaimana aku bisa keluar dari ruangan lelaki mesum ini? Oh tuhan kenapa hidupku sangat sulit begini. Kalau tau semuanya akan begini, sudah kuhancurkan semua kaca mobilnya kemaren.

Alex menatap Sanum yang tengah melamun, "ngapain masih diam? Mau keluar apa ngak?" Seru Alex membuat Sanum terkejut dan lamunanya pecah.

.

"Ah__baiklah," ucap Sanum, dan melangkah mendekat ke arah Alex.

"Bagaimana? Gua ngak tau cara mencium seseorang," ucap Sanum jujur.

Alex mengerutkan dahinya. "Emang lo ngak pernah pacaran? Hah kasian lo!" Ucap Alex.

"Emang iya," ucap Sanum ketus.

"Terserah lo deh, mau keluar apa ngak!" Ucap Alex sambil memainkan kuncinya dan tersenyum sinis.

'Dasar rubah licik,' batin Sanum berguman.

Perlahan Sanum melangah mendekat kearah Alex, tampak Alex hanya melihatnya saja. Seketika Sanum menarik dasi Alex dan mendekatkan wajahnya ke wajah Alex.

Tatapan mereka beradu, Oh shitt! Jantung gua.. baiklah Sanum satu ciuman saja ok!

Sanum memejamkan matanya dan memanyunkan bibirnya dihadapan Alex "Apakah begini?" Tanya Sanum dengan mata terpejam.

Alex terkekeh melihat expresi wajah Sanum. "sampai kapan lo mau monyong seperti itu?" Ucap Alex dengan nada lembut. Seketika Alex mendorong kepala Sanum hingga bibir Sanum dan bibirnya menyatu.

Tangan Alex mulai melingkar di pinggang Sanum, perlahan ia mel**at bibir Sanum lembut, mendorong udara masuk kedalam mulut Sanum dan memberinya kehangatan.

Perlahan mereka mulai terhanyut dalam ciuman manis itu. Seakan dunia ini terhenti.

"Sumpah gua nyesel.. gua nyesel sudah berurusan denganya, dia itu rubah licik cowok mesum, gua benci," ucap Sanum kepada sahabatnya. Sekarang ia brada di rumah Vina.

"Lo sih Sa, ngapain nabrak mobil dia segala jadi besar kan masalahnya? Tapi kalau dipikir-pikir lagi, Alex Alessandro itukan orang kaya kok bisa ya dia tertarik sama lo?" Ucap Vina, sahabat kuliah Sanum.

"Mana gua tau vin! Kalau gua tau, gua ngak akan berurusan sama tuh orang," ucap Sanum, ia membenamkan wajahnya di lipatan tanganya.

Sanum terpikir sesuatu dan kaget, seketika ia menampakan wajah kagetnya di hadapan vina. "Lo bener juga sih, ngapain si Alex cowok mesum itu mau sama gua? Gua kan gadis biasa aja, ngak kaya pula, ngak sebanding dengannya!" Tambah Sanum dengan heran.

Vina mengetuk-ngetuk jari telunjuknya di bagian dahi, nampaknya ia sedang berpikir. "Mungkin dia tertarik sama lo, lo kan cantik." Timpal Vina.

Nampak wajah Sanum

memelas. "Cewek cantik yang mau sama dia itu banyak Vin! Ngapain dia milih gua," ucap Sanum.

Brak!!

Vina memukul meja membuat Sanum terkejut. "Gua tau, pasti si Alex itu sudah bosan sama cewek cantik yang ada disekitarnya, dan sekarang ia tertarik sama lo karena lo gadis biasa! Yah masuk akal kan?" Ucap Vina dengan bersedekap dada.

Ucapan Vina tergiang-giang dikepala Sanum, membuat otaknya pusing 7 keliling memikirkan masalah yang sudah besar ini! Oh tuhan kenapa kau pertemukan aku dan rubah licik itu.

Sanum berguling-guling diatas ranjang empuk dalam kamarnya, sesekali ia berkata. "Rubah licik, gua benci lo," lirih Sanum dengan kesal.

Jika boleh memilih, ia lebih memilih ngak pernah mengenal Alex, dari pada kehidupannya kacau seperti sekarang? Ia tak bisa bergerak bebas, pergi kuliah saja tak bisa karena ia akan dikejar wartawan, oh nasip nasip!

"Sanum, buka pintunya nak," suara mama Sanum dari balik pintu kamarnya, segera ia turun dari ranjangnya dan membuka pintu untuk sang mama.

Klik! Pintu dibuka, "ada apa ma?" Tanya Sanum, ia berdiri di ambang pintu.

"Ada temen kamu tuh, dia sedang nunggu di ruang tamu," ucap sang mama.

"Vina?"

Mama Sanum menggelangkan kepalanya, "bukan vina," ucapnya.

.

"Lalu?" Tanya Sanum santai.

.

"Ngak tau, coba aja sana kamu temui," ucap Sang mama.

"Yaudah iya," ucap Sanum.

"Mama buat teh, dulu yah," ucap sang mama, Sanum hanya menganguk.

Iapun melangkah menuju ruang tamu, dengan langkah pelan tapi pasti. Pasti melangkah wkwkw!

Disaat Sanum melangkah menuju ruang tamu, ia berpas-pasan dengan sang papa yang baru saja pulang kerja.

"Papa, baru pulang," ucap Sanum seraya meraih tanganya dan mencium pungung tangan yang masih berdiri. Ia pun melanjutkan langkahnya menuju ruang tamu.

.

"Ada keperluan ap__ " ucapan Sanum mengambang diudara, mulutnya langsung bungkam seketika, matanya melotot kearah seseorang yang tengah duduk di sofa ruang tamu Sanum.

Deg!

Deg!

Senyuman lebar tercetak di bibir seseorang itu, wajah tampannya membuat Sanum terhipnotis hingga ia tak bisa mengeluarkan suara sedikit pun!

Sanum mematung dan menatap tak percaya kepada seseorang itu, ia pun bangkit dari duduknya dan mendekati Sanum, membuat jantung Sanum seakan terhenti dibuatnya.

"Lo?" Ucap Sanum seraya menunjuk orang itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!