Saat ini memujukan pukul sebelas malam, Mama sudah sangat khawatir karena Karine belum pulang kerumah dan dia sudah menghubungi Lulu beberapa kali. Papa juga sudah menyuruh anak buahnya untuk mencari Karine karena sebelumnya Karine tidak pernah pulang selarut ini, kalau pun ada acara dia selalu mengabari Mama dan Papanya.
"Bagaimana Ma? Apa Karine sudah bisa dihubungi?" Tanya Papa yang memdak mandiri di depan Mama, sementara Mama duduk di sopa ruang tengah.
"Belum Pa nomor nya juga tidak aktif!" Jelas Mama sambil memghela nafas.
"Kemana anak itu, tunggu saja besok-besok aku tidak akan membiarkanya pergi sendirian" kesal Papa.
Tidak lama kemudian ponselnya berbunyi dan ternyata panggilan telpon dari Fedro, Papa buru-buru mengangkat panggilanya. Ternyata saat ini dia sedang dalam perjalanan pulang kerumah membawah Karine bersama nya, Papa yang mendengar itu bernafas lega.
"Selamat malam Tuan, saya saat ini sedang dalam perlajaran mengatar Non Karine pulang kerumah!" Jelas Fedro pada sambungan telponya.
"Benarkah? Saya lega mendengarkanya. Dimana kamu menemukan anak bendel itu?" Tanya Tuan Albert pada Fedro.
"Ceritanya panjang Tuan, saya menjemput Nona di salah satu klub malam di pusat kota. Saat ini dia sedang mabuk berat, nanti akan saya jelaskan setelah sampai di sana" jawab Fedro karena niatanya agar Tuan Albert tidak khawatir lagi.
"Baiklah, saya tunggu dirumah. Hati-hati di jalan, pastikan Karine pulang dengan selamat" ucapnya dengan penuh penekanan, jika menyangkut soal putrinya Tuan Albert akan sangat tegas dan posesif.
"Iya Tuan, kalau begitu saya tutup dulu" panggilan pun berakhir.
Mama Serlena langsung bertanya pada suaminya setelah panggilan telpon itu selesai, Papa pun langsung duduk di sebelah Mama Serlena.
"Siapa yang telpon? Apa itu dari Karine?" Tanya Mama.
"Tadi dari Fedro dia membawah Karine pulang, katanya Karine mabuk di klub malam. Baru saja Papa beri kebebasan sudah berulah lagi dia" Papa terlihat sangat kesal.
"Astaga!! Benar-benar ya dia. Mama udah khawatir setengah mati, tapi bagus lah kalau Fedro membawanya pulang" jawab Mama yanh merasa lega.
"Setidaknya anak itu berguna, lebih baik Papa suruh dia jadi bodygard Karine untuk jaga-jaga. Mama nggak mau kejadian seperti ini lagi!" Sambung Mama Serlena.
"Ide yang bagus Ma, nanti akan Papa bicarakan dengan Fedro" jawab Papa sambil menganggukan kepalanya.
Beberapa menit kemudian Fedro datang bersama dengan Lulu dan kedua bodyguard suruhan Tuan Albert, Fedro terlihat menggendong Karine. Tadi Lulu takut untuk menghidupkan ponselnya dan juga ponsel Karine karena takut dan berniat membawah Karine ke apartemennya, tapi sayang sebelum Lulu membawah Karine masuk kedalam mobilnya rombongan Fedro datang.
Sedangkan Bianca, Cia dan Rere pulang bersama karena Cia tidak terlihat mabuk dan dia yang akan mengantar mereka semua. Sedangkan mobil mereka sengaja di tinggal di sana dan akan diambil besok pagi, sepertinya mereka benar-benar bersenang-senang.
"Bawah dia kekamar, ayo lewat sini!" Perintah Mama pada Fedro yang sedang menggendong Karine.
"Iya Nyonya" jawab Fedro mengikuti Mama Serlena dari belakang.
"Kamu Lulu tunggu disini, jelaskan apa yang terjadi dengan Karine? Kenapa dia pergi sendiri?" Tanya Tuan Albert sambil menatap tajam.
"Anu...Anu Tuan.." Lulu sampai nggak bisa berkata-kata karena takut, jangan sampai dia di pecak gara-gara ini. Tau sendiri kan jaman sekarang cari kerja susah, siapa yang akan menghidupi keluarganya di kampung.
"Jangan Anu-anu terus kamu! Mau saya pecat kamu. Nggak becus banget, tugas kamu itu menjaga Karine. Bukan malah membuat dia jadi tambah liar dan semenah-menah begini" sahutnya lagi sambil melotot kearah Lulu.
"Saya minta maaf Tuan, lain kali ini tidak akan terjadi lagi. Sebenarnya Queen hanya bilang ada acara reuni dan dia tidak kalau akan ke klub malam, dia memaksa saya untuk pulang dan tidak menemaninya" jawab Lulu hanya tertunduk lesu.
"Jangan ulangi lagi! Ini peringatan untuk kamu. Kalau terjadi lagi, saya akan langsung memecat kamu" ucap Tuan Albert setengah berteriak.
"Baiklah Tuan, saya pastikan ini tidak akan terjadi lagi. Sekali lagi saya minta maaf" sambung Lulu takut.
"Iya kamu boleh pulang sekarang dan kalian berdua kembali lah berjaga di depan" perintah Tuan Albert pada mereka.
"Baik Tuan, kami permisi" jawab mereka bersamaan dan Tuan Albert hanya menganggukan kepalanya.
.
.
.
Fedro pun bergegas turun dari tangga, lalu langsung menghampiri Tuanya. Sebenarnya tugasnya sangat banyak, belum lagi besok dia harus presentasi dengan klien mengenai pembangunan hotel baru di kota Bandung. Tapi apa boleh buat, dia harus menjalankan tugasnya dan melindungi anak Tuanya.
"Duduk lah, saya ingin bicara!" Ucap Tuan Albert saat melihat Fedro menghampirinya.
Fedro pun duduk di depan Tuan Albert, dia melihat Tuan Albert adalah sosok yang penyayang. Alangkah beruntungnya Karine mempunyai keluarga yang lengkap, dia tidak pernah kekurangan kasih sayang orang tua dan yang paling penting dia kaya raya tidak pernah hidup susah seperti dirinya.
"Tadi saya menjemput Non Karine di klub malam bersama dengan teman-teman kuliah nya dulu, saya tau Nona disana karena melacak mobil Lukma. Asisten pribadi Non Karine" ucap Fedro menjelaskan semuanya.
"Terima kasih, kamu memang selalu bisa di andalkan. Saya khawatir kalau di biarkan saja, Karine akan makin melunjak. Saya mau kamu menjadi bodygard sementara untuk Karine sampai saya menemukan orang yang tepat untuk menjaganya" perintah Tuan Albert, tentu saja Fedro tidak bisa membantah.
"Baiklah saya akan menjaga Nona, tapi apa bisa saya menyelesaikan pekerjaan saya dulu Tuan. Tuan tau sendiri saya sedang menangani pembuatan hotel di Bandung" jawab Fedro yang berkata jujur.
"Iya itu tidak masalah, kamu bisa bekerja seperti biasa dengan syarat anak buah kamu jangan pernah meninggalkan Karine. Ikuti dia kemana-mana, aku memberikan perintah karena hanya kamu yang aku percaya" Tuan Albert terlihat sangat serius.
"Baik Tuan, serahkan semuanya pada saya" ucap Fedro menyakinkan Tuan Albert.
"Kamu bisa mulai bekerja besok, siapakan anak buah kamu. Sekarang kamu boleh pulang, jangan lupa terus kabari saya sudah sejauh mana progres pembangungan hotel di Bandung" jawab Tuan Albert.
"Iya Tuan saat ini sudah bisa di bilang 35 %, jika tidak ada yang lain saya permisi dulu" ucap Fedro pada Tuan Albert.
"Kerja bagus, sana pulang dan istirahatlah" sambung Tuan Albert dan Fedro pun menganggukan kepalanya lalu pergi dari sana.
Tuan Albert sudah menganggap Fedro seperti keluarga, dia juga sudah tau bagaimana sifat anak asuhnya itu. Tujuanya selain membantu bisnisnya juga dapat membimbing Karine karena dia yang akan mewarisi semua harta dan perusahaanya, Tuan Albert juga berencana untuk menjodohkan Fedro dengan salah satu anak sahabatnya. Mengingat tahun ini umur Fedro sudah 25 tahun, dia juga ingin me ngangkat derajat Fedro.
Sudah beberapa kali Tuan Albert menawarkan untuk mencari siapa orang tua Fedro, tapi Fedro seolah-olah nggan membahas itu. Dia pernah berkata anak yang di buang memang tidak akan pernah diinginkan, jadi tidak usah susah payah untuk mencari keberadaan mereka.
Di Kamar Karine
Mama sedang mengganti pakaianya Karine di bantu dengan Mbok Nem, terlihat ada muntah di bajunya. Mama berpikir keras apa kah dia harus menikah kan Karine, siapa tau jika dia punya suami. Suaminya dapat mengaturnya dan Karine tidak akan semena-mana begini, Karine adalah anak mereka satu-satunya yang paling berharga.
Mama Serlena ingat saat dulu baru menikah, dia bahkan keguguran dua kali karena kandungnya lemah. Beruntung Tuan masih menitipkan putri cantik seperti Karine, jadi mereka tidak akan membiarkan Karine kenapa-napa.
"Sudah saya lap kaki dan tangan Non Karine, ada yang bisa saya bantu lagi Nyonya?" Tanya Mbok Nem yang masih memegang handuk basah di tangannya.
"Tolong siapkan obat untuk Karine setelah dia bangun besok pagi. Pasti kepalanya pusing karena mabuk" jawab Mama Serlena pada Mbok Nem.
"Baiklah Nyonya, nanti akan saya siapkan" ucap Mbok Nem sambil menganggukan kepalanya.
"Terima kasih, Mbok boleh kembali kekamar" Mama Serlena menyuruh Mbok Nem untuk kembali kekamarnya.
"Iya Nyonya sama-sama, kalau begitu saya permisi dulu" Mbok Nem pergi dari sana.
Tidak lama kemudian Mama Serlena pun keluar dari sana. Tidak lupa sebelum keluar Mama menyelimuti Karine dan mencium kening putrinya.
Karine terlihat tidur dengan nyenyak, dia tidak tau sama sekali apa yang telah dia lakukan tadi membuat semua orang repot dan khawatir padanya. Mungkin karena Karine sudah terbiasa di maja orang tuanya, jadi setiap masalah dia selalu santai dan menganggap entang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments