Malam hari nya Karine baru pulang bekerja, dia langsung membersihkan diri ke kamar. Sedangkan Lulu belum pulang, dia sedang mengobrol dengan Mama Helna. Mereka memang sudah lama akrab, dari sebelum Lulu menjadi asisten Karine.
Lulu memang sangat dekat dengan keluarga mereka, Karine dan Lulu bertemu saat Lulu bekerja di salah satu butik milik Mama. Mama juga memang sangat percaya pada Lulu karena dia salah satu karyawan terbaik di butik, oleh sebab itu lah Mama mengenalkan nya pada Karine.
Karine pun sudah menyelesaikan mandi nya, dia mengganti pakaianya dan tidak lama kemudian ponselnya bebunyi. Itu adalah sebuah notifikasi pesan, dengan malas Karine mengambil ponselnya yang berada di atas nakas.
"Ahhhkk......!!!" dia berteriak saking senang nya.
Setelah sekian purnama dan penantian panjang Karine, akhirnya Fedro mengirim pesan pada nya. Walaupun isi nya hanya bertanya tentang keberadaan Papa, dia bilang nomor Papa tidak aktif dan dia sungkan untuk menelpon Mama Helna malam-malam begini.
Tok
Tok
Tok
"Queen kamu tidak apa-apa?" teriak Lulu dari luar sambil mengetuk pintu kamar itu.
"Queen...!!"
Karine pun membuka pintu, Mama dan Lulu terlihat khawatir. Mereka berdua sampai memperhatikan Karine dari kepala sampai ujung kaki, Mama terlihat sangat takut Karine kenapa-napa.
"Kenapa kamu teriak, kamu nggak papa kan sayang?" tanya Mama yang sangat khawatir.
"Tadi ada kecoa Ma, disana" tujuk Karine asal.
"Benarkah? biar Mama panggilkan Mbok untuk mencari nya" jawab Mama lalu pergi dari sana untuk memanggil Mbok.
Mama pun pergi dari sana, tinggal lah mereka berdua. Saat memastikan Karine baik-baik saja, Lulu pun berpamitan pulang karena sudah malam juga dan dia besok harus menjemput Karine agar tidak terlambat datang ke kantor.
"Kamu bikin kaget aja Queen, aku kira kamu kenapa-napa tau" sambung Lulu lega.
" Ya udah aku pulang dulu. Besok aku jemput, jangan bangun kesiangan lagi ya Queen" ucap Lulu sebelum pergi.
"Iya Lu, hati-hati dijalan ya" jawab Karine setelah itu dia kembali ke kamar nya untuk membalas pesan Fedro tadi.
Karine duduk di atas kasur sambil mengetikan pesan untuk membalas Fedro, dia tidak bisa tersenyum karena senang. Entah dia yang terlalu senang atau dia benar-benar menyukai Fedro, pesan singkat ini membuat dia punya sedikit harapan.
Setelah itu Karine mengatakan kalau Papa nya ada di rumah, dia sedang mandi karena baru pulang mungkin tidak memegang ponselnya. Jika Fedro ada ke petingan datang ke rumah saja suruh Karine, Fedro hanya membalas pesan Karine dengan mengucapkan terima kasih.
"Apa aku punya harapan? Ahhh aku sangat senang" ucapnya sambil melihat ponselnya.
"Sebaiknya aku cari Papa ke bawah" sambung Karine yang sudah memakai baju tidur dan kapala nya masih menggunkan handuk kecil, dia belum sempat memgeringkan rambutnya.
Di tangga dia bertemu dengan Mbok, mungkin ingin membersihkan kamar nya. Mama benar-benar memanggilnya, Karine pun menyuruh Mbok kembali ke bawah dan Karine bilang dia sudah menemukanya dan membuang nya.
"Mbok mau kemana?" tanya Karine saat melihat Mbok tergesah-gesah menaiki tangga.
"Nyonya bilang di kamar Non ada kecoa, padahal tadi siang Mbok sudah membersihkan semua nya sampai kolom-kolom juga" jawabnya berhenti berjalan.
"Oh kecoa nya sudah Karine buang, kembali lah kebawah" ucap Karine sambil menarik tangan Mbok untuk ikut turun ke bawah.
"Kok bisa? bukanya Non takut. Biarkan Mbok lihat kembali" Mbok memaksa untuk melihat kamar nya.
"Nggak usah ayo, besok saja Mbok bersihkan kamar nya" Karine pun menarik tangan Mbok dan terpaksalah Mbok pun ikut turun.
"Tapi apa Non benar-benar membuang kecoa nya? rasa nya tidak mungkin" sambung Mbok lagi sambil mengikuti Karine dari belakang.
"Iya Mbok, aku sudah tidak takut lagi sekarang. Oh iya Mbok tau dimana Papa?" tanya Karine sambil melihat ke arah belakang.
"Tuan ada di gazebo taman belakang bersama Nyonya, mereka sedang minum teh bersama" jawab Mbok memberitahu keberadaan Mama dan Papanya.
"Baiklah terima kasih info nya Mbok yang manis, aku akan menyusul mereka" ucap Karine lalu berjalan kearah taman belakang.
"Non Karine ada-ada saja" Mbok hanya bisa menggelengkan kepalanya.
Rumahnya memang memiliki fasilitas mewah seperti hotel bintang lima dan semua nya ada di rumah mereka, sekeliling rumah di penuhi dengan taman bunga mereka sangat indah. Apa lagi di tambah gazebo mereka berbentuk kastil kecil ala eropa, disana juga ada kolam renang yang luas sekali.
Karine melihat Mama dan Papa nya sedang tertawa bersama, mereka terlihat sangat romantis sekali. Selama ini Karine juga sangat beruntung karena kedua orang tua nya sangat menyayanginya, mereka adalah orang tua yang sangat luar biasa dan selalu memberikan yang terbaik untuk Karine.
"Mama...!! Papa" panggil Karine sedikit berlari kearah mereka.
"Sayang sini, kamu mau ikut minum teh bersama kami?" jawab Mama dan Karine pun langsung duduk di dekat Mama nya lalu memeluknya.
"Anak gadis Papa manja sekali" ejek Papa melihat mereka sedang berpelukan.
"Biarin, bilang saja Papa mau di peluk juga" jawab Karine sambil sedikit mengejek Papa nya.
"Kenapa kamu turun nggak pakai jaket? mana belum mengeringkan rambut lagi" ucap Mama setelah Karine melepaskan pelukanya.
"Aku cuma mau bilang tadi asisten Papa kirim pesan, dia tanya di mana Papa dan kenapa nomor Papa tidak aktif" jawab Karine santai sambil mengambil buah apel menggunakan sendok garpu lalu memakannya.
"Siapa? maksud kamu Fedro?" tanya Papa dan Karine pun hanya menganggukan kepalanya.
"Tumben dia ngirim pesan sama kamu, sepertinya penting sekali. Papa ambil ponsel di kamar dulu" sambung Papa lalu pergi dari sana.
Tinggalah Mama dan Karine, mereka bedua melanjutkan minum teh dan makan kue. Mama juga bertanya tentang Fedro tadi pada Karine, Karine pun berusaha santai menjawab pertanyaan Mama nya.
"Dapat dari mana dia nomor kamu? kenapa nggak menghubungi Mama saja" tanya Mama sambil melirik Via yang asik menikmati buah nya.
"Telpon rumah juga ada, aneh!" sambung Mama.
"Mana Karine tau Ma, mungkin dia mau bicara penting banget dan nggak berani menghubungi Mama. Santai saja Ma, dia cuma ngirim pesan kok dan nggak ngelakuin kejahatan juga" jawab Karine santai tanpa melihat Mama nya.
"Kenapa Mama sepertinya tidak suka dengan dia?" Karine berusaha mencari tahu.
"Dia itu sudah seperti anak Papa kamu saja, kemarin dia dibelikan apartemen sama Papa. Belum lagi bulan lalu dia mendapatkan mobil baru dari Papa" cerita Mama yang kurang suka pada Fedro karena Papa nya sangat menyanyangi Fedro seperti anak nya.
"Oh jadi Mama cemburu karena Papa nggak membelikan hadia buat Mama?" tanya Karine sambil tertawa kecil mengejek Mama nya.
"Mama tu serius sayang, kita nggak boleh terlalu percaya sama orang asing" jawab Mama sambil mengelus lembut pundak Karine.
"Biarin aja Ma, bukan kah dia juga yang membantu Papa mengurus perusahan. Kinerjanya juga bagus, pantas saja jika Papa memberikan hadia untuk dia. Kita juga sudah punya banyak barang dan hadia dari Papa, belum lagi uang yang dia berikan. Jika di bandingkan dengan hadia yang di berikan Papa, malahan tidak ada apa-apa nya Ma" Karine berusaha memberikan pengertian pada Mama nya.
"Benar juga, tapi tetap saja Mama agak tidak suka sama dia. Kita juga nggak tau asal usul nya dari mana" sambung Mama mengingat asal usul dari Fedro.
"Memang nya dia berasal dari mana Ma? kenapa bisa ketemu dengan Papa?" tanya Karine penasaran karena kedua orang tua nya jarang sekali membahas Fedro.
"Mama juga nggak tau dari mana asal dia, tapi dia bertemu dengan pada saat dia lagi di kejar permen di kota S. Saat itu Papa sedang mengurus bisnis disana, mungkin karena kasihan Papa membawah nya kesini" jawab Mama menceritakan secara singkat.
"Sudah lah jangan bahas dia lagi" sambung Mama terlihat kesal.
"Baiklah Karine tidak akan bertanya lagi" ucap Karine sambil menganggukan kepalanya.
"Sini Mama keringkan rambut kamu, tunggu Mama panggil Mbok dulu untuk ambil pengering rambut" Mama melihat Karine yang masih menggunkan handuk.
"Mbok...!" panggil Mama.
"Iya Nyonya? Mbok Nem sedang menyetrika pakaian" tanya Tina, dia adalah salah satu asisten rumah tangga juga yang bekerja dirumah mereka.
"Iya tidak apa-apa, kamu saja. Tolong ambilkan pengering rambut di kamar" jawab Mama menyuruh Tina mengambil pengering rambut.
"Baik Nyonya" ucap Tina menundukan kepalanya lalu pergi dari sana.
Setelah Tina pergi tidak lama kemudian Papa datang sambil memegang ponselnya, dia kembalu bergabung bersama dengan Mama dan Karine. Mungkin dia sudah selesai menghubungi Fedro, dari muka nya dia terlihat agak kesal.
"Kenapa Papa terlihat kesal begitu?" tanya Mama sambil meliha Papa yang baru saja duduk.
"Fedro bilang, Pak Bambang melakukan korupsi. Itu lah akibatnya perusahan cabang mengalami kerugian yang besar Ma" jawab Papa yang memang terlihat kesal, lebih tepatnya kecewa karena Pak Bambang adalah manajer kepercayaan Papa.
"Bukan kah Papa selalu memuji Pak Bambang itu! tapi tega banget dia sama Papa. Sudah Mama bilang jangan terlalu percaya dengan orang lain." sahut Mama dan Karine hanya menyimak pembicaraan Mama dan Papa nya.
"Entah lah mungkin aku tertipu dengan sikap dia yang ternyata bermuka dua, bikin kesal saja bahkan sudah dua tahun belakang ini dia mulai melakukan korupsi. Untung saja Fedro cepat bertindak, kami akan melaporkannya ke polisi besok" ucap Papa menyampaikan bahwa dia akan bertindak karena Pak Bambang sangat merugikan.
"Iya itu tepat sekali, jangan beri ampun pada nya" jawab Mama sambil menganggukan kepalanya.
Tina datang membawah pengering rambut, lalu pergi dari sana. Mama mengerikan rambut Karine, dia seperti anak kecil yang cukup maja dengan Mama nya.
"Ini Nyonya" ucap Tina memberikan pengering rambut itu dan menyelakan colokan listrik disana.
"Terima kasih Tina, kamu boleh kembali ke kamar. Bilang sama Mbok Nem untuk melajutkan pekerjaan nya besok, suruh dia istirahat" jawab Mama karena dia memang sangat mengistimewakan Mbok Nem yang sudah menemani Mama dari dia masih gadis dulu.
"Baiklah Nyonya, kalau begitu saya pergi dulu" Tina menganggukan kepalanya lalu pergi.
"Ayo duduk disini sayang" sambung Mama menyuruh Karine duduk didepan nya.
"Apa kamu tidak perawatan minggu ini? rambut kamu terlihat kusam" ucap Mam sambil memegang rambut Karine.
"Minggu ini aku lumayan sibuk Ma, besok ayo kita pergi ke salon?" jawab Karine sambil tersenyum dan Papa hanya bisa mengelengkan kepalanya.
"Kalau soal menghabiskan uang kalian memang nggak ada tandinganya, ya ampun!" sahut Papa sambil melihat kearah mereka berdua.
"Kalau istri dan anak nya cantik, Papa juga yang senang" jawab Mama tak mau kala dan Karine hanya tertawa kecil.
.
.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments