Matahari bersinar cerah, cahaya nya menembus sela jendela kaca yang di tutupi gordeng menawah berwarna pink gold. Cahaya itu membuat tidur Karine terganggu, dia terlihat menggeliat karena tubuhnya sakit dan kepalanya pusing sekali. Mbok Nem dan Tina sudah berdiri di dekatnya, dia menunggu Nonanya untuk bangun.
"Ahkk...kepala ku sakit sekali !" Ucap Karine sambil memegangi kepalanya.
"Nona tidak apa-apa? apa yang sakit?" tanya Mbok Nem terlihat panik.
"Kalian! apa yang kalian lakukan disini?" tanya Karine metapa Mbok Nem dan Tina bergantian.
"Kami khawatir karena Nona tidak bangun-bangun dari tadi, semalam Nona mabuk berat" jelas Tina sambil menundukan kepalanya.
"Ya aku baru ingat kemarin aku mabuk berat, siapa yang membawah ku pulang?" tanya Karine sambil turun dari kasur dan mengambil ponselnya di atas nakas dekat rajang.
"Yang membawah Non pulang adalah Tuan Fedro bersama dengan asisten Nona" jawab Mbok Nem.
"Apa? Fedro?" tanya nya tak percaya dan dia berusaha mengingat kejadian tadi malam.
Bagaimana bisa ingatan memalukan terlintas di pikiranya begitu saja, Karine bergelayur mesrah dan bahkan ingin mencium Fedro beberapa kali. Saat mengingat itu, Karine langsung menutup mukanya.
"Ingat memalukan apa ini?" kesalnya sambil menggentakan kedua kakinya.
"Ada apa Non? apa ada yang salah?" tanya Tina memastikan.
"Tidak ada, kalian boleh keluar dan bilang pada Mama aku baik-baik saja. Tunggu aku sebentar lagi turun untuk sarapan!" ucap Karine menyuruh mereka berdua untuk pergi dari kamarnya.
"Maaf Nona tapi ini sudah siang, apa Nona mau saya masakan sesuatu?" tanya Mbok Nem.
"Siang? jam berapa ini? aku sudah telat masuk kantor" Karine menghidupkan ponselnya dan benar saja jam sudah menunjukan pukul 11:30.
"Alkohol benar-benar membunuhku, siapkan baju kantor ku Mbok aku akan mandi dulu" perintah Karine sambil terbirit-birit berlari ke kamar mandi, bahkan dia melempar ponselnya asal dan beruntung masih mendarat di atas kasur.
"Baik Non, Mbok akan siapkan pakaianya sekarang" jawab Mbok sambil berjalan keruangan ganti.
"Dan kamu Tina, siapkan bekal untuk ku. Aku akan makan di kantor" ucap Karine dari dalam kamar mandi dan dia sedikit berteriak agar Tina mendengarnya.
"Baik Nona!" jawab Tina lalu pergi dari kamar Karine.
Beberapa menit kemudian, Karine sudah siap dengan pakaian kantornya. Dia baru ingat kalau harus bertemu dengan klien yang akan memesan perhiasanya untuk acara pernikahan, untung tidak telat karena mereka akan bertemu setelah makan siang di kantor.
Karine berjalan cepat menuruni tangga, Mama yang melihat itu hanya geleng-geleng kepala. Tidak lupa Tina memberikan bekal yang sudah dia siapkan tadi, sebelum pergi tidak lupa Karine mencium pipi Mama nya yang duduk di ruang Tv.
"Mama Karine pergi dulu, udah telat. Kenapa Mama nggak bangunin aku?" tanya Karine sedikit buru-buru.
"Salah siapa mabuk-mabukan tadi malam, beruntung Papa sudah pergi kekantor. Kalau tidak habis kamu! " Mama menatap tajam pada Karine yang baru saja mengambil bekalnya.
"Terima kasih Mbak Tina, sudah lah Mama terlalu cerewet. Aku pergi dulu" jawab Karine tanpa merasa bersalah.
Cup...
"Mama cantik hari ini" puji Karine lalu berlari menuju halaman depan.
"Dasar Karine-Karine!" Mama menghembuskan nafas dalam, lalu kembali melanjutkan membaca koran hari ini.
.
.
.
Karine terkejut karena Fedro langsung membuka pintu mobilnya, dia menatap Karine dengan tatapan dingin. Seperti biasa dia hanya diam, tidak berbicara satu kata pun sampai Karine sendiri yang bertanya apa yang Fedro lakukan di rumahnya.
"Kamu! kenapa kamu ada disini?" tanya Karine yang enggan masuk kedalam mobil.
"Saya di perintahkan Tuan untuk menjaga Nona, kemana pun Nona pergi. Jadi silahkan masuk, saya akan mengantar kamu bekerja!" jawabnya memyuruh Karine untuk masuk kedalam mobil.
"Tapi Kenapa? bilang pada Papa aku tidak perlu bodyguard. Aku akan pergi sendiri!" ucap Karien yang ingin pergi masuk kedalam mobil tanpa menghiraukan Fedro yang masih berdiri di sana.
"Menyusahkan! Kalau bukan karena Tuan aku tidak mau melakukan pekerjaan ini" kesal Fedro.
"Sialan! " umpatnya dan masih bisa didengar oleh Karine.
"Hey Tuan! bisakah kamu menyingkir aku mau pergi" Karine juga tak kalah kesal mendengar ucapan Fedro.
Tanpa pikir panjang Fedro langsung masuk kedalam mobil, Karine terlihat menghembuskan nafasnya. Bisa-bisanya Fedro bersikap tidak sopan pada nya, bahkan semua pegawai Papanya menunduk hormat padanya.
" Kenapa kamu masuk? sudah aku bilang, aku akan pergi sendiri" kesal Karine menatap tajam kearah Fedro.
"Aku tidak akan turun, pilih jalan sekarang atau kamu akan benar-benar terlambat Nona Karine yang terhormat!" ucap Fedro penuh penekanan.
"Terserah kamu!! Dasar menyebalkan" Karine melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, sedangkan Fedro yang duduk di sebelah kemudi hanya bisa mengerutkan keningnya.
Karine membawah mobil ugal-ugalan sampai beberapa kali dia hampir menyerempet orang, Fedro hanya geleng-geleng kepala karena tak habis pikir dengan Karine. Bagaiman gadis ini bisa punya SIM jika cara berkendaranya seperti ini, pantas saja Papanya selalu menyuruh Karine menggunakan supir atau di jemput Lulu kalau berpergian.
"Hey! Kamu mau kita mati ya? pelankan sedikit, ini jalanan umum bukan punya keluarga kamu jangan seenaknya" ucap Fedro yang melihat kearah Karine yang masih fokus mengemudi.
"Diam lah! jangan banyak omong. Sudah aku katakan aku ingin pergi sendiri tapi kamu membantah" Karine melotot kearah Fedro.
"Oke baiklah aku akan diam" Seketika itu juga Fedro langsung menutup mulutnya.
Tidak butuh waktu lama, mereka sudah sampai di perusahanan Karine. Perusahanya memang hanyalah perusahan cabang dari perusahan utama yang di miliki Papanya, walaupun begitu semenjak di pegang oleh Karine belakangan ini bisnisnya cukup berkembang pesat. Sebelum lulus kuliah, perusahan ini dulu di pegang oleh Mamanya.
Saat sampai di dalam Lulu langsung menyambut kedatangan mereka, dia menatap tajam kearah Fedro yang mengikuti Karine dari belakang.
"Selamat siang Queen, aku kira kamu nggak masuk kerja hari ini" sapa Lulu sambil menggandeng tangan Karine.
"Aku baik-baik saja, nggak mungkin aku nggak datang karena ini pertemuan dengan klien penting" jawab Karine sambil terus berjalan.
"Ngomong-ngomong kenapa kulkas dingin ini ada disini?" tanya Lulu sedikit berbisik lalu menoleh kearah Fedro.
"Dia akan jadi bodyguard ku, ini semua gara-gara tadi malam. Andai kamu peka dan langsung jemput aku, kita bisa bilang aku menginap di rumah Rere atau Tiara" kesal Karine menyalahkan Lulu.
"Maaf Queen, bukanya aku kemarin sudah memperingatkan" jawab Lulu tak mau di salahkan.
"Sudahlah aku malas berdebat sama kamu" sambung Karine berjalan lebih cepat.
"Queen tunggu jangan marah!!" Lulu berusaha mengejar Karine yang akan memasuki lift.
"Dasar Kulkas dingin, ini semua gara-gara kamu" Lulu menata Fedro kesal.
"Bukan kah mereka yang aneh, tapi kenapa masih juga aku yang di salahkan. Bahkan tugas ku menumpuk dan banyak berkas belum aku periksa padahal minggu depan rapat bulanan, seharusnya aku yang kesal" ucap Fedro lalu mempercepat langkah nya mengikuti Karine dan Lulu masuk ke dalam lift.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments