Elma memandang ke arah cermin yang berada di dalam toilet. Ia merasa kesal, karena gaun yang ia kenakan benar-benar sudah dibuat rusak oleh Morgan.
“Ah, kenapa bisa begini, sih? Memangnya dia mau ganti dress 30 jutaan ini? Gak, ‘kan? Kenapa dia ceroboh banget, sih?” gerutu Elma, sembari tetap mengusap dress silvernya itu menggunakan tissue.
Perasaan kesalnya menguasainya, membuatnya benar-benar ingin mengakhiri hubungan mereka itu secepat mungkin.
“Nyebelin, bikin kesel terus, aku mau secepatnya bilang putus sama dia!” gerutu Elma lagi, yang lalu segera keluar dari toilet tersebut dan segera kembali menuju ke arah meja makan mereka.
Melihat kedatangan Elma ke hadapannya, Morgan pun membenarkan sikap duduknya, dan memandang ke arah Elma. Elma pun duduk di hadapan Morgan, dengan Morgan yang sudah mempersiapkan hadiah untuk Elma, agar Elma tidak terlalu marah padanya.
“Sudah selesai?” tanya Morgan, Elma pun mengangguk kecil mendengarnya.
“Maafin saya, ya. Saya beneran gak sengaja tadi,” ujar Morgan lagi, berusaha meyakinkan kembali Elma, agar mau memaafkannya.
‘Enak banget dia minta maaf. Tiada kata maaf bagimu. Kita harus putus!’ batin Elma, yang sudah membulatkan tekadnya untuk mengakhiri hubungannya dengan Morgan.
Elma menghela napasnya dengan panjang. “Sudah malam, aku sepertinya harus pulang sekarang,” pamitnya, dengan Morgan yang pastinya tidak akan pernah mengizinkannya pergi dari sini.
“Mau ke mana? Saya sudah mempersiapkan semua ini dari jauh hari, untuk anniversary kita yang ke-3 tahun. Saya benar-benar minta maaf, kalau kesalahan saya mempengaruhi mood kamu malam ini,” ujar Morgan, membuat Elma memandangnya dengan tegas.
“Memang sangat jelas mempengaruhi mood,” celetuk Elma, Morgan merasa sangat bersalah karena sudah melakukannya.
“Maaf. Paling tidak, kamu makan dulu sebelum pulang. Biar saya antar pulang nanti,” ucap Morgan.
Karena Elma menghormati Morgan, ia pun menerima apa yang Morgan katakan. Ia mengambil perkakas makan yang ada di hadapannya, dan mulai memakan makanannya agar ia cepat kembali ke apartemennya.
‘Makan yang lahap, supaya bisa cepat pulang,’ batin Elma, yang saat ini berfokus pada makanannya agar cepat habis.
Beberapa saat menyantap makanannya, Elma pun sudah selesai menghabiskan sebagian dari makanan yang tersaji di meja bundar itu. Morgan memandangnya dengan sangat bahagia, karena Elma yang sudah memakan habis makanan yang tersedia.
Tangan Elma mengulur ke arah gelas berisi bir, yang ada di hadapannya. Morgan tersenyum, ketika Elma tanpa curiga meminum bir yang sudah tersedia di gelasnya. Elma sama sekali tidak curiga, dengan minuman yang ada di dalam gelasnya.
‘Ya, habiskan. Kita lihat efeknya akan terasa berapa lama setelah meminumnya,’ batin Morgan, dengan batin yang sudah sangat senang dan bahagia kali ini.
Pertarungan untuk mendapatkan Elma seutuhnya, telah dimulai.
Elma meletakkan kembali gelasnya, dan dengan sangat anggun mengelap sisa minuman yang masih membasahi sudut bibirnya, menggunakan serbet lap yang tersedia di hadapannya.
Morgan tersenyum, lalu mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna merah, dan ia perlihatkan di hadapan Elma.
Bingung dengan apa yang Morgan tunjukkan, Elma pun hanya bisa memandang ke arah Morgan dengan heran.
“Apa ini maksudnya? Sogokan?” tanya Elma dengan nada yang membidik, membuat Morgan merasa tidak enak mendengarnya.
“Bukan sogokan, ini sebagai hadiah anniversary kita yang ke-3 tahun. Aku hanya bisa kasih kalung ini. Maaf kalau kamu kurang suka,” ujar Morgan, Elma memandang kalung emas berbentuk hati tersebut, membuatnya merasa sangat jijik melihatnya.
‘Kalungnya bentuk hati, padahal aku udah gak mau ngelanjutin hubungan ini lagi sama dia. Jadi, aku terima atau tolak pemberian dia ini?’ batin Elma, kebingungan dengan apa yang harus ia lakukan.
“Mau saya pakaikan?” tanya Morgan, Elma menolak mendengar tawaran dari Morgan.
“Gak usah. Aku gak butuh hadiah itu,” tolak Elma, membuat Morgan mendelik kaget mendengarnya.
“Kenapa? Aku kasih hadiah, kenapa kamu tolak?” tanya Morgan, merasa sangat sedih mendengar penolakan dari Elma itu.
Dengan sangat tegas, Elma memandang ke arah Morgan. Ia ingin mengakhiri hubungannya dengan Morgan, saat ini juga. Ia tidak mau terkekang dengan satu hubungan, karena akan mengganggu apa yang akan ia lakukan ke depannya.
“Morgan, aku mau kita sudahi saja hubungan ini. Aku sudah gak ada rasa sama kamu,” ujar Elma dengan sangat tegas, sontak membuat Morgan mendelik tak percaya mendengarnya.
“A-apa? Kamu bilang apa Elma?” tanya Morgan, dengan suara yang sudah serak seperti kodok.
“Ya, Morgan. Aku gak mau lanjutin hubungan ini lagi. Hubungan ini sudah cukup sampai di sini saja. Aku gak ma uterus terkekang sama kamu, dan melakukan kepura-puraan ini lebih lama lagi. Sudah cukup 3 tahun, bukan waktu yang sebentar juga untuk kita mengukir kenangan,” papar Elma menjelaskan, sontak membuat Morgan merasa tidak bisa menerimanya.
“Maksud kamu apa, Elma? Saya gak bisa ninggalin kamu gitu aja, apalagi ngelupain kamu. Saya sudah memiliki angan untuk bersama kamu, dan akan menikahi kamu dalam waktu dekat ini. Kenapa kamu malah mengakhiri hubungan kita?” tanya Morgan, tak percaya dengan apa yang Elma lakukan padanya.
Karena Elma tidak ingin ada drama di sini, ia pun menghela napasnya dengan panjang, lalu bangkit dari tempat ia duduk. Morgan pun bangkit di hadapan Elma, karena masih tidak percaya dengan apa yang Elma katakan tentang hubungan mereka.
Tangan Morgan meraih tangan Elma dengan cepat. “Elma, tolong jangan seperti ini. Saya gak bisa tanpa kamu, El!” rengek Morgan, tak membuat Elma mengubah keputusannya.
Elma semakin tegas memandang ke arah Morgan. “Morgan, percuma kamu mau bicara apa pun juga, gak akan pernah mengubah keputusan aku. Enough, semuanya sudah cukup, Morgan. Kamu bisa cari wanita pengganti yang lebih baik daripada aku. I’m not for you,” ujar Elma, sembari berusaha untuk melepaskan tangannya dari tangan Morgan yang menahannya.
Morgan masih belum terbiasa dengan keadaan ini, hanya bisa memandangnya dengan pasrah. Pupus sudah harapannya untuk mendapatkan Elma dengan utuh, karena Elma yang malah mengakhiri hubungan di antara mereka.
Itu semua di luar batas pemikiran Morgan.
“El, please. Don’t leave me,” ujar Morgan dengan lemas, tetapi tak mengubah keputusan Elma padanya.
“I’m sorry, Morgan. Kita gak bisa nerusin hubungan ini lagi,” ujar Elma, semakin tegas bersikap di hadapan Morgan.
Morgan sangat tidak bisa menerimanya. “Paling tidak, biarin saya antar kamu pulang sekarang. Jangan memutuskan hubungan, dan pulang ke apartemen sendiri. Itu gak bagus untuk keselamatan kamu, apalagi ini sudah malam,” ujarnya, Elma menghargai ucapan tulusnya itu.
“Baiklah, tolong antar aku pulang,” ujar Elma, Morgan pun mengangguk kecil mendengarnya.
Morgan memandang Elma dalam, ‘Sialan wanita ini, ternyata malah mau memutuskan hubungan kita ini. Saya gak akan tinggal diam, dan akan mengambil kesempatan terakhir ini untuk mendapatkan dia seutuhnya!’ batinnya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Mirna Loden Mirna Mirna
utuhnya gmna morgan yg ada itu brng bekas morgan
2023-04-22
0