Elma sudah sampai di apartemen miliknya, yang ia beli dari hasil jerih payahnya melakukan pekerjaan yang tidak baik ini. Ini semua ia lakukan, karena dirinya yang tidak bisa bergantung kepada siapa pun di dunia ini. Kedua orang tuanya sudah meninggal, sehingga ia tidak memiliki siapa pun untuk menasehatinya.
Elma juga sudah mencoba untuk mencari kekasih, agar ia bisa menikah dan menggantungkan dirinya kepada lelaki pilihannya itu, tetapi uang yang diterima dari bisnis gelap ini lebih banyak dan lebih menggairahkan daripada uang bulanan yang mungkin nanti akan diberikan oleh lelaki pilihannya itu.
Namun, Elma juga masih tetap memiliki seorang kekasih, yang jarang sekali ia temui. Ia lebih fokus untuk pekerjaannya, dan perawatan dirinya selama 3 hari ke depan saat ia libur bekerja.
Setibanya Elma di apartemen, ia pun segera turun dari alphard hitam tersebut, dan melangkahkan kaki menuju ruangan apartemennya.
Membutuhkan waktu 1 jam lamanya, untuk bisa sampai di apartemen kediamannya ini. Tubuhnya begitu lelah, tetapi ia masih harus membilas tubuhnya dengan benar karena ia sudah tidak tahan dengan aroma lelaki tua yang menempel pada kulitnya itu.
Saat sudah memasuki ruangan apartemennya, Elma pun melemparkan tas terbatas Hermes edisi Matte Black Niloticus Crocodile So Black Birkin 30, dengan Rare Hardware PVD seharga 209.553 USD, ke atas ranjang Super King Bed berukuran 200 x 200 cm yang bernuansa serba hitam.
Elma sangat menyukai warna hitam, karena baginya hitam sangatlah memesona dan elegant. Apalagi hitam juga melambangkan warna dalam hidupnya, yang terasa sangat suram baginya.
Round Toe Super High Heels Pumps Stiletto pensil berwarna merah menyala, dengan ukuran tinggi 16cm, dihempaskan secara asal ke sekitar ranjang tidurnya. Cocktail dress berwarna merah menyala yang ia kenakan pun ia tanggalkan, dan juga semua pakaian dalam yang ia kenakan.
Elma melangkah menuju ke arah kamar mandinya, dan langsung membenamkan tubuhnya di dalam bathtub berisi air hangat dan taburan lily white flower di dalamnya, yang sebelumnya sudah disiapkan dengan benar oleh pelayannya.
Kenikmatan yang Elma rasakan kini, sangat membuat dirinya bahagia. Ia mengukur kebahagiaan hanya dengan uang, membuatnya merasa harus bekerja terus-menerus, untuk menghidupi dirinya sendiri dengan kemewahan yang ada.
‘Aku harus putar otak, supaya bisa beli rumah sendiri untuk investasi,’ batinnya, yang selama ini belum sempat membeli rumah, saking banyaknya pakaian dan aksesoris lainnya yang ia dahulukan.
Handphone-nya berdering, Elma khawatir itu adalah telepon dari orang penting atau dari mommy-nya.
Elma meraih gagang telepon, dan menghubungi pelayannya yang saat ini sedang menyiapkan sarapan pagi untuknya.
“Tolong ambilkan handphone saya,” pinta Elma, yang lalu segera mengakhiri perbincangannya di telepon.
Tak membutuhkan waktu lama, seorang maid datang dengan membawakan handphone keluaran terbaru dari Iphone series, dengan jumlah kamera tiga buah di sisi bagian belakang handphone.
“Permisi Nona,” ucapnya, seraya memberikan handphone tersebut pada Elma.
Elma tanpa kata meraihnya, dan maid itu segera pergi dari hadapan Elma dengan pandangan yang terus menunduk.
Ekspresinya seketika berubah menjadi datar, ketika melihat siapa yang menghubunginya sepagi ini. Elma pun menerima panggilan tersebut, yang ternyata dari kekasihnya.
“Halo,” ucap Elma datar.
“Elma, kamu di apartemen? Kenapa gak pernah angkat telepon saya dari semalam?” tanya Morgan, yang merupakan kekasih dari Elma.
Selama hampir 3 tahun mereka menjalin hubungan bersama, Elma sama sekali belum pernah melakukan hubungan intim dengan Morgan. Jangankan berhubungan intim, mereka saja jarang sekali berkomunikasi, sehingga membuat Morgan masih saja penasaran dengan Elma yang sangat sulit ditakhlukkan.
“Aku sibuk kerja, ada meeting proyek semalaman,” jawab Elma secara asal.
Ya, Morgan memang tidak mengetahui apa pun tentang Elma. Ia tidak tahu kalau sebenarnya Elma berprofesi sebagai kupu-kupu malam. Hal itu akan terus Elma sembunyikan, karena ia tidak ingin sampai kehilangan pekerjaannya karena Morgan.
Elma berpikiran buruk, jika nanti Morgan akan mengatakan hal ini kepada media, dan mempermalukannya. Itu sebabnya Elma tidak mengatakan yang sebenarnya pada Morgan.
“Kamu sudah bangun sepagi ini?” tanya Morgan lagi.
Morgan tidak tahu, bahkan Elma sama sekali belum tidur semalaman suntuk. Itu karena ia harus melayani tamu yang sangat istimewa. Saking istimewanya, ia sampai dibuat kewalahan sendiri karena kelemahan client itu.
“Ya, aku baru bangun.” Elma menjawab seadanya, lagi-lagi menutupi semua kebenaran yang ada.
“Baiklah, saya ke apartemen kamu sekarang. Saya bawa bubur untuk kamu,” ujar Morgan, sontak membuat Elma mendelik kaget mendengarnya.
“Kamu gak perlu repot-repot. Aku udah suruh pelayan untuk masak,” sanggah Elma.
Sebisa mungkin Elma selalu menghindarinya, karena ia tidak ingin terlalu dalam mencintai seorang lelaki. Ia khawatir, jika nanti ia mencintai kekasihnya terlalu dalam, ia akan dibatasi tentang pekerjaannya, bahkan sama sekali tidak diizinkan melakukan pekerjaan itu.
“Kenapa, El? Saya beneran sedang menuju ke sana,” ujar Morgan, yang masih tetap memaksa ingin sekali datang ke apartemen Elma.
Elma memutar otak untuk jawaban yang akan ia berikan kepada Morgan. “Aku sebentar lagi ada online meeting. Aku takut gak bisa nemenin kamu ngobrol,” tolaknya lagi.
“Saya bisa duduk di ruangan tamu, kok. Kamu jangan takut terganggu. Saya cuma mau ketemu sama kamu aja,” ucap Morgan, membuat Elma merasa sangat kesulitan untuk menolak keinginan Morgan.
“Emm ... lain kali aja ya, Gan. Aku gak bisa kalau sekarang banget,” ujar Elma, membuat Morgan mengerti dengan maksud dari Elma.
Morgan menghela napasnya dengan panjang. “Kamu sengaja menolak aku dari tadi dengan berbagai macam alasan. Kenapa gak to the point aja, sih? Kenapa harus berbelit-belit bicara ini dan itu?” tanyanya, membuat Elma membolakan matanya.
“Ya, aku gak bisa. Pokoknya aku gak bisa sekarang,” ucap Elma yang lalu segera mengakhiri sambungan telepon dari Morgan.
Elma menghela napasnya dengan panjang, karena merasa sangat sulit untuk menyingkirkan Morgan saat ini. Semakin lama ia semakin risih saja, dengan sikap Morgan yang sudah seenaknya saja baginya.
“Morgan ini, semakin gak bisa dikendalikan. Aku gak mau kalau sampai dia merusak semua reputasi yang sudah aku bangun. Aku gak akan rela,” gumamnya, yang sangat tidak rela dengan apa yang akan Morgan lakukan dengan pekerjaannya saat ini.
Elma menghela napasnya panjang, sembari meletakkan handphone-nya di area yang jauh dari air.
“Apa harus aku sudahi aja hubungan ini?” gumam Elma, yang malah terpikirkan untuk menyudahi hubungan yang ia anggap sangat toxic.
Kebebasannya adalah nomor satu. Ia sudah mencoba untuk menjalin hubungan dengan Morgan, tetapi dirinya menolak untuk setiap kekangan dan lainnya.
Elma menghela napasnya, lalu menyandarkan tubuhnya pada dinding bathtub tersebut.
“Nona, ada tamu di depan.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Mirna Loden Mirna Mirna
ko krja jd wanita malam ajah ko bisa jga reputasinya,pd hl cuman wanita panggilan
2023-04-22
0