Zai mengajak kedua anaknya makan di warung depan rumah sakit. "Kita makan soto ayam saja ya?" Zai berucap dan duduk seraya memesan 3 soto ayam.
Rere dan Gabriel duduk di samping kiri kanan Zai.
Tak lama 3 soto ayam tersedia di depan mereka. Zai makan seraya menyuapi Gabriel yang duduk dengan tenang. Sedang Rere makan dengan lahap menikmati kuah soto yang menggugah seleranya.
Selesai makan, Zai meminta sebungkus soto ayam dan nasi pada pemilik warung tersebut.
Keluar dari warung, Gabriel yang di gendong Zai melihat penjual mainan di toko dan meminta di belikan pada papanya
"Gabriel mau mainan yang mana?" tanya Zai saat masuk ke toko.
"Robot itu Pa," tunjuk Gabriel dengan jari mungilnya.
Zai mengambil robot dan membawa ke kasir. Selesai membayar, ketiganya kembali ke rumah sakit karena tak ingin membuat Jordan dan Reni menunggu terlalu lama.
Tiba di ruang vip Jordan, terlihat Dokter memeriksa kondisi Jordan dan Zai langsung memberikan sebungkus soto ayam juga nasi pada Reni.
"Ini makanlah!" Zai meminta Reni makan walau masih ada rasa kecewa dihatinya.
"Makasih Pa."
Reni tersenyum senang dalam hati menerima bungkusan itu dan tak peduli akan sikap suaminya saat ini. Dirinya mulai duduk di sofa makan dengan tenang.
"Bagaimana Dok kondisi anak saya?" tanya Zai berdiri di depan ranjang Jordan yang sedang menatap semua orang.
"Kondisi anak Bapak saat ini mulai stabil dan 3 hari lagi sudah boleh pulang," ucap Dokter Sinta.
"Alhamdulillah. Terimakasih Dok," sahut Zai memeluk Rere yang duduk di kursi.
"Baiklah, saya permisi. Semoga cepat sembuh ya sayang," pamit Dokter Sinta seraya mengusap kepala Jordan tersenyum.
Tiga hari berlalu
"Selamat datang kembali Jordan sayang," ucap Reni yang menggendong Jordan diikuti Rere dan Gabriel.
Sedang Zai membawa tas milik Jordan dan barang lainnya pemberian teman-teman Zai dan juga Reni ke kamar Jordan.
Reni membawa Jordan ke kamarnya. Rere dan Gabriel ikut rebahan di samping kiri dan kanan Jordan.
"Kalian berdua temani Jordan, Mama mau memasak untuk makan malam nanti," titah Reni berjalan keluar kamar.
"Oke Mama."
Sepeninggal Reni, ketiganya bermain bersama di kamar. Setelah 5 hari berada di rumah sakit, kini Jordan bisa tertawa dan bebas bermain dengan kedua kakaknya.
Di dapur Reni melihat isi kulkas hanya ada telur dan beberapa bahan yang sudah sedikit membusuk.
"Ck! Beberapa hari di rumah sakit, semua bahan menjadi jamuran begini dan hanya ada telur? Lebih baik meminta Papa mengantarku ke supermarket untuk belanja kebutuhan dapur," gumam Reni menutup pintu kulkas lalu berjalan menuju kamarnya.
Membuka pintu kamar, Reni tak melihat suaminya berada. "Dimana Papa? Kukira ada di kamar? Mungkin saja di ruang kerja." Reni keluar kamar dan melangkahkan kaki ke ruang kerja suaminya.
Begitu pintu terbuka, ternyata benar. Bahwa suaminya tidur di sofa dengan nyenyak.
"Pa, Papa!" Reni menepuk pelan bahu suaminya agar bangun. Namun, Zai tetap bergeming tak menghiraukan panggilan Reni.
"Papa, antarkan Mama belanja ke supermarket dong?" pinta Reni pada suaminya.
Zai yang baru saja tidur tetap tak mau membuka matanya. Sejak kepulangannya dari dinas dan menginap di rumah sakit, membuat badan Zai terasa lelah. Saat ini dirinya tidak ingin di ganggu, akan tetapi suara Reni membuat emosinya semakin bergelora semenjak mengingat Jordan ternyata bukan darah dagingnya.
"Apa sih Ma! Ganggu orang tidur saja!" ketus Zai berucap pada Reni karena mengganggu tidurnya.
"Sana pergi minta sama selingkuhan kamu!" cecar Zai langsung duduk bersandar di sofa.
"Papa, kenapa menuduh Mama berselingkuh!" protes Reni pada Zai.
"Jika bukan selingkuh, lalu anak siapa Jordan itu!" hardik Zai menunjuk pintu kamar dengan melotot tajam pada Reni.
"Bukankah hasilnya sudah jelas Reni. Pendengaranmu tidak berkurang 'kan? Golongan darah kita dan Jordan tidak sama. Anak siapa dia Ren!" sembur Zai dengan emosi yang menggebu-gebu.
"Mau sampai kapan kamu berbohong terus, hah!" Zai marah pada istrinya karena tetap menutupi kebohongan yang sudah jelas ada bukti lebih akurat.
Reni yang awalnya ingin berbicara baik-baik disaat waktu yang tepat, malah berakhir dengan amarah suaminya yang membuncah hingga ke ubun-ubun.
"Kalau kamu masih tidak mengakui kebohonganmu, apapun alasannya aku tetap akan menceraikanmu Reni." decak Zai menatap wajah Reni dengan datar.
"Papa! Aku mohon jangan ceraikan Mama!" Reni duduk bersimpuh di bawah kaki Zai memohon ampun.
"Mama minta maaf pada Papa. Aku akui Jordan memang bukan anakmu tapi-?" ucapan Reni terpotong karena Zai lebih dulu berkata dengan nada kecewa.
"Tapi karena anak dari hasil selingkuhanmu," sahut Zai berdiri berjalan mengambil berkas di meja.
"Ini buktinya!" Zai melempar berkas yang sudah di kumpulkan 2 hari yang lalu untuk mencari kebenaran ayah kandung Jordan.
Reni mengambil berkas dan membukanya. Dirinya terkejut seraya melotot tajam pada isi berkas itu. "Bagaimana bisa mungkin Mas Zai menemukan kebohongan yang di lakukannya selama bertahun-tahun dengan orang lain itu." ucap Reni dalam hati.
"Kamu heran dan bingung! Kenapa bisa aku mengumpulkan bukti yang begitu akurat." cicit Zai memandang Reni dengan tersenyum tipis.
Flashback On
"Toni, tolong bantu aku mencari tahu tentang Reni. Apa yang dilakukannya di belakangku selama aku dinas keluar kota!" pinta Zai pada teman kerjanya yang kebetulan bertugas di kantor.
"Zai, sebelumnya aku minta maaf padamu telah merahasiakan ini selama beberapa tahun." ujar Toni merasa bersalah pada Zai.
"Ada apa Ton? Kenapa kamu harus yang meminta maaf? Sebenarnya ada apa ini?" Zai merasa heran dengan sikap Toni yang mengatakan ada sebuah rahasia yang di simpan selama ini darinya.
"Zai, tentang istrimu Reni. Beberapa kali aku melihat kalau Reni sering keluar jalan bareng dengan Gunawan salah satu teman kita di bagian kriminal." ungkap Toni menceritakan apa yang dilihatnya saat berpatroli.
"Apa katamu! Reni jalan bareng sama Gunawan!" Zai terkejut mendengar berita ini.
"Kalau kamu tidak percaya, ini bukti fotonya." Toni mengambil berkas yang disimpan di laci dan memberikannya pada Zai.
Zai menatap beberapa foto mesra Reni bersama pria itu dengan mata terbuka lebar. Tak menyangka, Reni tega mengkhianati pernikahan yang telah terjalin sepuluh tahun lamanya.
Flashback Off
"Reni, apakah kamu lupa? Kalau aku adalah polisi dan bisa mencari tahu berkat bantuan teman-teman dari kepolisian." cibir Zai lagi dengan duduk dengan kaki bertumpu di lutut. Ya 2 hari yang lalu, Zai menemui Toni untuk meminta bantuan padanya untuk mencari tahu keberadaan Reni selama dirinya tugas dinas.
Reni yang mendengar hal itu langsung memegang tangan Zai erat dan menciumnya. Tetapi langsung di tepis oleh Zai dengan keras, hingga membuat Reni tersungkur ke lantai.
"Papa! Maafkan Mama Pa! Maaf bila Mama telah berselingkuh di belakangmu selama ini. Mama kesepian Pa, Papa selalu meninggalkan Mama bertugas keluar kota sampai berminggu-minggu." ungkap Reni berkata jujur setelah semua kebohongannya terungkap oleh suaminya sendiri.
Mendengar pernyataan jujur dari Reni, membuat Zai semakin benci, marah dan kecewa.
"Ternyata begini kelakuan Mama selama Papa dinas keluar kota!" geram Zai berlalu meninggalkan Reni sendirian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
💞Amie🍂🍃
Wihh si reni/Sleep/
2023-12-21
2
Senajudifa
haduh si reni🙈🙈
2023-09-03
1
🍌 ᷢ ͩˡ Murni𝐀⃝🥀
hedeh Reni nasi udah jadi bubur kamu terima nasib ajalah atas apa yang kamu perbuat selama di tinggal suami dinas luar kota.
2023-06-25
1