05. Tempat Rahasia

Davira tiba di kediaman Adhitama tepat jam 7 malam, rumah yang besar ini seketika penuh dengan para tamu. Sebagian besar adalah orang-orang penting di kota Utara.

Davira menyapa beberapa tamu, kemudian pergi menemui kakeknya, di sana juga ada Barra dan ayahnya.

Davira membungkuk sopan kepada tuan Dharmawangsa dan Barra, "Selamat malam om, Kak Barra."

Barra hanya menatapnya tanpa ekspresi.

Tuan Dharmawangsa tersenyum ramah, "Tidak perlu begitu sungkan, bukankah sebentar lagi kita juga akan menjadi keluarga."

Davira mengerutkan keningnya pura-pura tidak tahu.

Tuan Dharmawangsa kembali tersenyum, "Kalian sudah bertunangan sejak kecil, sebelumnya karena terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan, membuat kalian harus berpisah selama 10 tahun. Sekarang kau sudah kembali, bukankah sebaiknya kalian segera membuat persiapan pernikahan ?"

Davira baru saja akan menjawab, tapi sebuah suara dari belakang nya mendahului nya. "Pertunangan mereka dilakukan saat mereka masih sangat kecil dan belum mengerti apa-apa, lagipula itu sudah lama berlalu dan sekarang mereka sudah dewasa. Jadi biarkan mereka menentukan pilihannya sendiri, lagipula sudah tidak ada lagi yang melakukan hal seperti ini di abad ke 21," ujar Mahendra.

Ekspresi tuan Dharmawangsa berubah tidak enak, "apa yang dikatakan tun Mahendra memang benar, Davira begitu hebat tentu saja memiliki pemikirannya sendiri, jadi bagaimana menurut nona Davira ?"

"Kenapa tuan Dharmawangsa hanya menanyakan pendapat Davira ? apakah tuan Dharmawangsa tidak ingin tahu pendapat Barra ?" Lagi-lagi Mahendra berusaha menekan tuan Dharmawangsa.

Awalnya para tamu tidak terlalu menghiraukan nya, tapi perdebatan menjadi cukup sengit sehingga menarik perhatian beberapa orang disekitarnya.

Saat ini Arabella datang dan menengahi keduanya, "Ayah, om William tentu saja sangat mengerti Barra, biar bagaimanapun mereka ayah dan anak." Kemudian ia membungkuk sopan kepada tuan Dharmawangsa.

"Maaf jika kata-kata ayah saya menyinggung om William, sebagai seorang ayah, beliau hanya tidak ingin melihat putrinya tersakiti. Biar bagaimanapun Barra dan aku sudah menjalin hubungan selama 5 tahun. Semua orang di kota Utara juga tahu hal ini."

Perkataan Bella jelas bertujuan untuk memojokkan tuan Dharmawangsa.

"Apa yang dikatakan Bella memang benar, biar bagaimanapun anda juga seorang ayah. Seharusnya anda mengerti perasaan saya."

Davira yang sedari tadi hanya menjadi pengamat pun akhirnya buka suara. "Apa yang dikatakan om Mahendra benar, kita semua sudah dewasa dan masalah perasaan tentu saja tidak bisa dipaksakan. Kak Barra begitu mencintai Kak Bella tentu saja kita harus mendukung hubungan mereka. Lagipula aku tidak ingin disebut sebagai orang ke 3 yang merebut kekasih kakaknya sendiri."

Mendengar ini wajah Barra tetap datar, tapi disudut hatinya merasa tidak senang dengan apa yang dikatakan Davira.

Setelah perdebatan panjang tersebut acara utama pun dimulai. Tuan Adhitama secara resmi mengumumkan kembali nya Davira sebagai calon pewaris Adhitama Grup. Semua tamu undangan saling berbisik, pasalnya selama ini Adhitama Grup diurus oleh tuan Mahendra. Disaat semua orang sedang fokus kepada Davira, sebuah video ditayangkan di layar.

Acara yang tadinya berlangsung tertib menjadi heboh berkat video yang ditayangkan. Tak sedikit dari mereka yang mencibir Davira. Meskipun wajah pemeran dalam video tersebut tidak terlihat, tetapi melihat postur tubuhnya terlihat sama persis dengannya.

Ditengah kegaduhan tersebut, Davira dengan tenang naik keatas panggung dan berkata,"Untuk para tamu saya harap agar tenang, sebelumnya saya minta maaf atas kejadian tak terduga ini. Daripada bertanya-tanya dan berspekulasi tanpa ada bukti, bukankah lebih baik kita melihat video aslinya agar lebih jelas."

Tak lama kemudian sebuah video yang sama ditampilkan, bedanya durasi nya lebih lama dan gambarnya lebih jelas. Kali ini semua tamu dibuat terkejut sekali lagi, bukan karena pemeran wanitanya melainkan pemeran pria. Semua orang diam-diam menatap kearah Barra. Sementara yang ditatap tampak sangat tenang.

Davira kembali berbicara,"Seperti yang anda semua lihat, bahwa wanita yang ada di video hanya menolong sang pria yang tak lain adalah tuan Barra Dharmawangsa." ia menunjuk kearah Barra dan saat itu juga matanya bertemu dengan mata hitam Barra.

"Dalam video tersebut jelas ada orang yang ingin mencelakai tuan Barra, tapi untung nya ada wanita baik hati yang menolongnya."

Seolah tahu apa yang dipikirkan para tamu undangan, ia pun menambahkan, "Oh wanita itu jelas bukan aku, meskipun sekilas postur kita mirip tapi jika diperhatikan lagi ada beberapa perbedaan." Para tamu mulai membandingkan mereka kemudian mengangguk setuju.

Setelah memberikan penjelasan, Davira pergi meninggalkan aula pesta.

"Bisa-bisanya dia menggunakan hal seperti ini untuk menarik perhatian dan simpati orang lain. Ia bahkan melibatkan dirimu." ujar Bella kesal. Ia menatap Barra dan bertanya, "Ngomong-ngomong siapa wanita itu ?"

"Siapapun itu tidak ada hubungannya dengan mu mu jadi jangan melakukan hal yang melewati batas,"jawab Barra, kemudian ia pergi meninggalkan Bella sendiri. Bella baru saja akan mengejar Barra tapi langkahnya dihentikan oleh tuan Dharmawangsa.

Barra pergi ke taman belakang, pandangannya menatap jauh ke dalam hutan buatan didepannya. Tanpa ia sadari, langkahnya berhenti disebuah pondok kecil ditengah hutan.

Samar-samar bayangan seorang gadis kecil yang sedang bermain piano berputar di kepalanya. Jari-jari lentiknya menari di atas tuts dan menghasilkan melodi yang indah, melodi yang sangat dikenalnya.

Setelah selesai bermain gadis itu berlari kearahnya dengan senyum polos yang indah.

Barra berjalan masuk, bayangan indah itu perlahan memudar. Dihadapannya bukan lagi gadis kecil dengan senyuman polos nya yang indah, tapi seorang gadis yang sudah beranjak dewasa dengan senyuman dingin yang menghiasi wajah cantik nya.

Setelah lagunya selesai Davira berjalan ke sofa, pandangannya sedikit kabur. Samar-samar ia melihat sosok yang sangat dirindukan nya. Ia menggelengkan kepalanya menepis semua pikiran itu, kemudian pandangannya berubah gelap.

Barra membawa Davira ke dalam kamar dan membaringkannya di ranjang. Ia pergi ke dapur untuk mengambil air hangat, Barra menyadari bahan makanan dan perlengkapan disini sangat lengkap. "Sepertinya dia juga sering kesini," gumamnya. Ia mengambil beberapa bahan makanan untuk membuat bubur dan mengirimkan pesan kepada Luke agar tidak menunggu nya.

Barra kembali ke kamar dengan segelas air hangat dan semangkuk bubur. "Bangunlah, makan dulu," ujarnya lembut. Tidak ada kebencian dan tatapan dingin yang selalu ditunjukkannya. Meski begitu Davira tak kunjung bangun. Barra mencoba menyuapinya dengan sendok tapi gagal, akhirnya ia hanya bisa menyuapinya dengan mulut nya.

"Dasar bocah nakal, pingsan pun masih menggoda ku,"ujar bara lirih, kemudian tanpa sadar ia tersenyum. Dengan penuh kesabaran, akhirnya ia berhasil menyuapi Davira sampai bubur di mangkok habis.

Barra kembali menyiapkan segelas air hangat dan meletakkan nya meja samping tempat tidur. Saat akan pergi tiba-tiba tangannya digenggam oleh Davira. Ia menghentikan langkahnya dan menatap Davira.

Davira membuka matanya sedikit dan melihat sosok Barra dihadapan nya, ia mengira ini adalah mimpi jadi ia menggenggam tangan nya dan berkata dengan kesal, "Huuft, bahkan di dalam mimpi pun kau tidak menghiraukan ku. Apa kau begitu membenci ku ? Kau tau, ibuku bukan orang seperti yang kau pikirkan. Bahkan jika memang seperti itu bukan berarti aku juga begitu. Sudahlah kau tidak akan mendengarkan ku."

Setelah mengutarakan isi hatinya ia pun kembali menutup mata nya dan melepaskan genggamannya.

Barra duduk disisi ranjang, tangannya bergerak maju dan membelai wajah cantik Davira. "Aku tahu kau berbeda dengan nya, tapi bagaimana kau akan menjelaskan kejadian 10 tahun yang lalu ? Kenapa kau melakukan hal itu kepada ku saat aku paling membutuhkan mu ?" sorot matanya memancarkan rasa sakit yang telah lama dipendamnya.

Bersambung ...

Episodes
1 01. Permulaan
2 02. Trending Topik
3 03. Dendam
4 04. Wawancara kerja
5 05. Tempat Rahasia
6 06. Hari pertama bekerja
7 07. Harimau yang berpura-pura tidur
8 08. Meminta pertanggung jawaban
9 09. Awal Dari Semuanya
10 10. Lelang amal
11 11. Senjata makan tuan
12 12. Menikmati ketenangan sesaat
13 13. Rumor
14 14. Perjanjian Pernikahan
15 15. Aliansi Pernikahan
16 16. Takdir
17 17. Kencan Pertama
18 18. Menjelang perilisan produk
19 19. Puzzle
20 20. Kebocoran desain
21 21. Peluncuran Produk
22 22. Peluncuran Produk 2
23 23. After Party
24 24. Cinta dan benci
25 25. Dandelion
26 26. Kejutan tak terduga
27 27. Fakta yang mengejutkan
28 28. Cerita masa lalu
29 29. Undangan Pameran Internasional
30 30. Salah paham
31 31. Ayo menikah
32 32. Bertemu calon mertua
33 33. Siapa kah pewaris sebenarnya ?
34 34. Takdir yang kejam
35 35. Pewaris Adhitama Grup
36 36. Petunjuk dari orang misterius
37 37. Krisis Adhitama Grup
38 38. Acara Lamaran
39 39. Serpihan Puzzle
40 40. D-Day
41 41. Apa yang sebenarnya terjadi ?
42 42. Pemecatan CEO Dharmawangsa Grup
43 43. CEO baru Adhitama Grup
44 44. Hubungan yang semakin renggang
45 45. Berita kembali nya Eve yang menghebohkan seluruh negeri
46 46. Barang palsu, tidak bisa menggantikan yang asli
47 47. Kembali nya sang pewaris tahta
48 48. Kak Barra, tolong...
49 49. Menjadi jomblo itu keren
50 50. Kejam Sekali
51 51. Untuk apa menyatakan perasaan kalau hanya untuk ditolak.
52 52. Pameran musim panas
53 53. Hancur atau bertahan tergantung dirinya sendiri
54 54. Karena sama-sama berbohong, anggap saja semuanya impas
55 55. Karena sudah menyerah pada takdir, maka lupakan saja.
56 56. Akuisisi Adhitama Grup
57 57. Aku akan mengakhiri semuanya.
58 58. Maaf saja tidak cukup. (End)
Episodes

Updated 58 Episodes

1
01. Permulaan
2
02. Trending Topik
3
03. Dendam
4
04. Wawancara kerja
5
05. Tempat Rahasia
6
06. Hari pertama bekerja
7
07. Harimau yang berpura-pura tidur
8
08. Meminta pertanggung jawaban
9
09. Awal Dari Semuanya
10
10. Lelang amal
11
11. Senjata makan tuan
12
12. Menikmati ketenangan sesaat
13
13. Rumor
14
14. Perjanjian Pernikahan
15
15. Aliansi Pernikahan
16
16. Takdir
17
17. Kencan Pertama
18
18. Menjelang perilisan produk
19
19. Puzzle
20
20. Kebocoran desain
21
21. Peluncuran Produk
22
22. Peluncuran Produk 2
23
23. After Party
24
24. Cinta dan benci
25
25. Dandelion
26
26. Kejutan tak terduga
27
27. Fakta yang mengejutkan
28
28. Cerita masa lalu
29
29. Undangan Pameran Internasional
30
30. Salah paham
31
31. Ayo menikah
32
32. Bertemu calon mertua
33
33. Siapa kah pewaris sebenarnya ?
34
34. Takdir yang kejam
35
35. Pewaris Adhitama Grup
36
36. Petunjuk dari orang misterius
37
37. Krisis Adhitama Grup
38
38. Acara Lamaran
39
39. Serpihan Puzzle
40
40. D-Day
41
41. Apa yang sebenarnya terjadi ?
42
42. Pemecatan CEO Dharmawangsa Grup
43
43. CEO baru Adhitama Grup
44
44. Hubungan yang semakin renggang
45
45. Berita kembali nya Eve yang menghebohkan seluruh negeri
46
46. Barang palsu, tidak bisa menggantikan yang asli
47
47. Kembali nya sang pewaris tahta
48
48. Kak Barra, tolong...
49
49. Menjadi jomblo itu keren
50
50. Kejam Sekali
51
51. Untuk apa menyatakan perasaan kalau hanya untuk ditolak.
52
52. Pameran musim panas
53
53. Hancur atau bertahan tergantung dirinya sendiri
54
54. Karena sama-sama berbohong, anggap saja semuanya impas
55
55. Karena sudah menyerah pada takdir, maka lupakan saja.
56
56. Akuisisi Adhitama Grup
57
57. Aku akan mengakhiri semuanya.
58
58. Maaf saja tidak cukup. (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!