03. Dendam

Setelah makan, Barra langsung mengantar Bella pulang. Tanpa sadar matanya melirik sebuah ruangan di lantai 2, ruangannya tampak gelap.

"Pak Barra, Tuan besar meminta anda pulang ke rumah."

"Bilang saja aku masih sibuk, aku akan menemui nya besok."

"Baiklah, kalau begitu apakah sekarang kita langsung pulang ke Royal Villa ?"

"Tidak, antar aku ke sebuah tempat,"

Tak lama kemudian mobil mereka sampai di sebuah bangunan mewah di pinggiran kota, disana ada sebuah mobil lain. Barra turun dan melangkah masuk. Langkah nya terhenti di depan sebuah rumah kaca. Didalamnya ada seorang gadis yang sedang bermain piano. Ingatan samar tentang beberapa tahun yang lalu tiba-tiba muncul di kepala nya.

Davira menyudahi permainan piano nya, ia menyadari ada seseorang yang datang. Tubuhnya sedikit menegang.

Barra berjalan mendekat, jelas-jelas ia sangat membenci gadis ini tapi tubuhnya berkata lain.

Davira berbalik dan menatap matanya, mata hazel nya bertemu dengan mata hitam milik Barra. Keduanya saling menatap untuk beberapa saat.

Davira berdiri dari tempat duduknya.

"Apa yang membuat tuan Barra yang terhormat datang ke tempat terpencil ini ?" Davira menyeduh secangkir teh untuk Barra kemudian berjalan ke meja teh. Barra menarik kursi dan duduk didepan nya.

Barra menyesap teh nya kemudian berkata, "Nona Davira sudah menunggu begitu lama, mana mungkin aku tidak datang."

Davira tersenyum menanggapi perkataan Barra. "Sudah menunggu selama 10 tahun lebih, aku tidak keberatan jika harus menunggu sedikit lebih lama." Ia berjalan memutari meja kemudian duduk di pangkuan Barra, jari-jari nya yang lentik membelai wajah nya, "Pada akhirnya semua akan kembali kepada pemilik aslinya."

Barra tidak menjawab, ia menunggu Davira melanjutkan kalimatnya, namun Davira tidak mengatakan apa-apa lagi.

Davira bangkit dari pangkuan Barra, ia memetik beberapa mawar dengan tangan kosong. Darah mengalir di sela-sela jarinya. Ia mendengus kesal, "Apa kau tahu kenapa ibuku sangat menyukai mawar ?"

"Karena ia spesial, penampilan nya begitu cantik dan menggoda, tapi ia juga tangguh dan sulit didekati, jika tidak berhati-hati kau bisa terluka oleh dirinya tapi inilah yang membuat nya istimewa. Ibuku selalu ingin aku menjadi seperti nya."

Davira membuang bunga di tangannya.

Barra membuka mulutnya ingin mengatakan sesuatu, tapi pada akhirnya ia tidak mengatakan sepatah katapun. Ia berdiri dan berjalan keluar, namun saat mencapai pintu sebuah suara menghentikannya.

"Seseorang mengatakan kepadaku, jika ingin balas dendam aku harus melakukan nya benar, tapi sebelum itu aku harus menjadi kuat seperti bunga mawar itu. Aku harus memikat mereka kemudian menunggu mereka lengah dan mendekat dengan sendirinya."

Davira berjalan menghampiri Barra. "Jadi tidak perlu buru-buru, kita bisa melakukannya perlahan. Dendam diantara kita, pasti akan diperhitungkan dengan jelas. Apa yang kuambil dari mu akan ku kembalikan padamu, begitu pun dengan apa yang kau ambil dari ku, aku akan membuatmu merasakan rasa kehilangan yang sama." mata hazel nya bertatapan langsung dengan mata hitam Barra.

"Tapi kau tidak akan bisa mengembalikan nya," jawab Barra sebelum benar-benar pergi.

....

Hari ini Davira bangun sedikit kesiangan, ia pergi ke ruang makan dan melihat ada Bella dan pamannya juga. Ia hampir lupa jika mereka tinggal di rumah yang sama.

Ia menyapa kakeknya dan makan dalam diam, ia sama sekali tidak menghiraukan keberadaan paman dan sepupunya.

"Davira, apa hari ini kau ada rencana ? Jika tidak ada kakek akan mengajakmu ke perusahaan." ujar tuan Adhitama.

"Tidak ada."

Tuan Mahendra meletakkan alat makannya, "Ayah, bukankah ini masih terlalu dini ? Lagipula Davira masih terlalu muda."

Davira menatap pamannya dan tersenyum, "Apa yang di katakan om Mahendra benar, aku masih perlu banyak belajar. Bagaimana jika ku belajar langsung dari om ?"

"Kurasa itu ide yang bagus, cara belajar paling efektif adalah dengan praktek langsung." ujar tuan Adhitama menimpali perkataan Davira.

"Baiklah, tolong kamu atur pekerjaan untuk Davira di perusahaan agar Minggu depan setelah pesta penyambutan, Davira bisa langsung bekerja." lanjut nya.

"Ayah, Adhitama Grup sangat menjunjung tinggi profesionalisme dan keadilan dalam penerimaan karyawan baru. Jika aku langsung mengatur pekerjaan untuk Davira, ini akan merusak citra perusahaan dan juga akan menyulitkan Davira." Jelas sekali Mahendra tidak ingin membantu sama sekali.

"Jika memang begitu hebat kenapa tidak ikut seleksi seperti karyawan lainnya saja." Arabella yang sedari tadi hanya diam pun akhirnya membuka suara.

"Aku sudah selesai, kakek aku pergi dulu." lanjut nya.

"Baiklah aku akan ikut seleksi masuk seperti karyawan lainnya. Karena sudah memutuskan untuk mengikuti persyaratan yang ada, lebih baik hari ini aku tidak usah ikut ke perusahaan terlebih dahulu."

"Baiklah terserah padamu saja, tapi pesta penyambutan mu harus tetap dilakukan."

Saat kembali ke kamar, Davira melihat ada beberapa panggilan masuk dari Marissa. Ia mengambil tasnya kemudian pergi ke Rose Mansion. Saat tiba disana Mike dan Marissa sudah menunggu nya.

"Apakah ada masalah ?"

"Lihatlah !" Marissa memberikan tablet kepada Davira.

"Biarkan saja, kalau bisa bantu sedikit publisitas lagi."

"Tapi —"

"Biarkan dia tahu, lagipula tidak ada yang pernah melihat wajah Eve secara langsung. Ini tidak akan mempengaruhi harga saham kita, jadi tidak perlu khawatir ."

"Baiklah, "

"Kau yakin akan membiarkan nya tahu ? dengan kemampuannya, jika dia melihat berita ini dia bisa saja curiga," ujar Mike khawatir, tapi bukan itu yang dikhawatirkan nya.

"Memang itu yang aku inginkan. Semakin dia penasaran maka dia akan terus mencari lebih dalam lagi."

Marissa menjentikkan jarinya, "Aku tahu sekarang, jadi kau ingin menggunakan sumberdaya miliknya untuk menyelidiki kejadian 10 tahun yang lalu ? atau jangan-jangan yang membocorkan masalah ini —"

"Bukan aku, tapi tidak ada ruginya menggunakan sumberdaya yang ada." Sebenarnya Davira juga penasaran siapa orang yang membocorkan foto itu dan apa tujuannya.

"Ah Eve memang yang terbaik." Marissa memeluknya dengan erat.

Mike semakin khawatir. "Kau ini, apakah harus sampai seperti ini ? kau tahu kan dengan kekuatan keluarga ku, aku juga bisa —"

"Mike, dendam ini antara aku dan dia, maka biarkan kami yang menyelesaikan nya."

"Apakah benar-benar sudah tidak ada kesempatan bagiku ?" lanjut Mike.

Marissa merasa perdebatan diantara mereka tidak akan selesai begitu saja jadi dia memilih kabur ke dapur.

Davira diam sebentar kemudian berkata, "Mike, maaf. Aku tahu aku bodoh karena sudah menolak laki-laki sebaik kamu."

Melihat kesedihan di wajah Davira, Mike jadi tidak tega, "Sudah lah, menyekolahkan mu di sekolah internasional terbaik juga tidak bisa menyembuhkan penyakit bodoh mu ini," goda Mike.

....

Davira menatap bangunan besar didepannya, disana terpasang logo Dharmawangsa Grup yang megah dan elegan.

Ia menarik nafas untuk sesat sebelum masuk ke dalam. Hari ini ia datang ke Dharmawangsa Grup untuk wawancara sebagai Desainer Perhiasan.

Sebelumnya saat ia mengatakan akan magang di Adhitama Grup ia hanya asal mengatakan nya saja, sebenarnya ia sudah memutuskan untuk pergi ke Dharmawangsa Grup.

Dengan semua pengalaman nya, tentu saja ia bisa lolos dengan mudah.

Bersambung ...

Episodes
1 01. Permulaan
2 02. Trending Topik
3 03. Dendam
4 04. Wawancara kerja
5 05. Tempat Rahasia
6 06. Hari pertama bekerja
7 07. Harimau yang berpura-pura tidur
8 08. Meminta pertanggung jawaban
9 09. Awal Dari Semuanya
10 10. Lelang amal
11 11. Senjata makan tuan
12 12. Menikmati ketenangan sesaat
13 13. Rumor
14 14. Perjanjian Pernikahan
15 15. Aliansi Pernikahan
16 16. Takdir
17 17. Kencan Pertama
18 18. Menjelang perilisan produk
19 19. Puzzle
20 20. Kebocoran desain
21 21. Peluncuran Produk
22 22. Peluncuran Produk 2
23 23. After Party
24 24. Cinta dan benci
25 25. Dandelion
26 26. Kejutan tak terduga
27 27. Fakta yang mengejutkan
28 28. Cerita masa lalu
29 29. Undangan Pameran Internasional
30 30. Salah paham
31 31. Ayo menikah
32 32. Bertemu calon mertua
33 33. Siapa kah pewaris sebenarnya ?
34 34. Takdir yang kejam
35 35. Pewaris Adhitama Grup
36 36. Petunjuk dari orang misterius
37 37. Krisis Adhitama Grup
38 38. Acara Lamaran
39 39. Serpihan Puzzle
40 40. D-Day
41 41. Apa yang sebenarnya terjadi ?
42 42. Pemecatan CEO Dharmawangsa Grup
43 43. CEO baru Adhitama Grup
44 44. Hubungan yang semakin renggang
45 45. Berita kembali nya Eve yang menghebohkan seluruh negeri
46 46. Barang palsu, tidak bisa menggantikan yang asli
47 47. Kembali nya sang pewaris tahta
48 48. Kak Barra, tolong...
49 49. Menjadi jomblo itu keren
50 50. Kejam Sekali
51 51. Untuk apa menyatakan perasaan kalau hanya untuk ditolak.
52 52. Pameran musim panas
53 53. Hancur atau bertahan tergantung dirinya sendiri
54 54. Karena sama-sama berbohong, anggap saja semuanya impas
55 55. Karena sudah menyerah pada takdir, maka lupakan saja.
56 56. Akuisisi Adhitama Grup
57 57. Aku akan mengakhiri semuanya.
58 58. Maaf saja tidak cukup. (End)
Episodes

Updated 58 Episodes

1
01. Permulaan
2
02. Trending Topik
3
03. Dendam
4
04. Wawancara kerja
5
05. Tempat Rahasia
6
06. Hari pertama bekerja
7
07. Harimau yang berpura-pura tidur
8
08. Meminta pertanggung jawaban
9
09. Awal Dari Semuanya
10
10. Lelang amal
11
11. Senjata makan tuan
12
12. Menikmati ketenangan sesaat
13
13. Rumor
14
14. Perjanjian Pernikahan
15
15. Aliansi Pernikahan
16
16. Takdir
17
17. Kencan Pertama
18
18. Menjelang perilisan produk
19
19. Puzzle
20
20. Kebocoran desain
21
21. Peluncuran Produk
22
22. Peluncuran Produk 2
23
23. After Party
24
24. Cinta dan benci
25
25. Dandelion
26
26. Kejutan tak terduga
27
27. Fakta yang mengejutkan
28
28. Cerita masa lalu
29
29. Undangan Pameran Internasional
30
30. Salah paham
31
31. Ayo menikah
32
32. Bertemu calon mertua
33
33. Siapa kah pewaris sebenarnya ?
34
34. Takdir yang kejam
35
35. Pewaris Adhitama Grup
36
36. Petunjuk dari orang misterius
37
37. Krisis Adhitama Grup
38
38. Acara Lamaran
39
39. Serpihan Puzzle
40
40. D-Day
41
41. Apa yang sebenarnya terjadi ?
42
42. Pemecatan CEO Dharmawangsa Grup
43
43. CEO baru Adhitama Grup
44
44. Hubungan yang semakin renggang
45
45. Berita kembali nya Eve yang menghebohkan seluruh negeri
46
46. Barang palsu, tidak bisa menggantikan yang asli
47
47. Kembali nya sang pewaris tahta
48
48. Kak Barra, tolong...
49
49. Menjadi jomblo itu keren
50
50. Kejam Sekali
51
51. Untuk apa menyatakan perasaan kalau hanya untuk ditolak.
52
52. Pameran musim panas
53
53. Hancur atau bertahan tergantung dirinya sendiri
54
54. Karena sama-sama berbohong, anggap saja semuanya impas
55
55. Karena sudah menyerah pada takdir, maka lupakan saja.
56
56. Akuisisi Adhitama Grup
57
57. Aku akan mengakhiri semuanya.
58
58. Maaf saja tidak cukup. (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!