04. Wawancara kerja

Setelah pulang dari Dharmawangsa Grup, Davira pergi ke Rose Mansion. Ia pergi ke ruang rahasia tempat mereka bekerja selama di kota Utara.

Davira meletakkan makanan yang dibawa nya dan menghampiri Marissa yang sedang fokus dengan komputer nya "Apakah semuanya berjalan lancar ?"

"Tentu saja, Barra benar-benar cepat. Saat ini dia sudah mulai menyelidiki Eve." Marissa menjawab tanpa mengalihkan pandangan nya dari komputer, jari-jari lentiknya menari di atas keyboard.

Davira menyadari seperti nya Marissa sedikit kesulitan. "Apakah ada masalah ?"

"Tidak ada, hanya saja sepertinya orangnya cukup hebat. Tapi ini bukan masalah besar."

Davira mengangkat sudut bibirnya. "bukankah akan membosankan jika kita mendapatkan lawan yang mudah."

Marissa menyelesaikan pekerjaannya kemudian berbalik menatap Davira. "Tapi aku masih tidak mengerti, sebenarnya kenapa kau mengincar Dharmawangsa Grup ? bukankah musuh kita seharusnya Adhitama Grup ?"

Davira tidak menjawab pertanyaan Marissa, ia berjalan ke sebuah papan yang berisi beberapa foto. "Adhitama Grup sudah jelas harus kembali ke tangan ku, tapi kejadian 10 tahun yang lalu, belum ada kepastian tentang ini semua ..." tatapannya menjadi sendu.

Marissa menghampiri Davira dan berkata, "aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi 10 tahun yang lalu. Tapi jika benar kejadian saat itu ada hubungannya dengan nya, apa kau bisa menghadapi nya ?"

Davira tidak menjawab.

....

Sabtu pagi Davira datang ke Dharmawangsa Grup untuk melapor sebelum resmi bekerja pada hari Senin. Saat tiba di lobi dia bertemu dengan Barra yang juga baru saja tiba. Ia membungkuk sebentar kemudian pergi ke meja resepsionis.

Barra sempat tertegun sebentar, kemudian melanjutkan langkahnya menuju kantor Presdir.

"Apa yang dia lakukan disini ?"

"Ini, aku juga kurang tahu. sepertinya nona Davira pergi ke bagian HRD. Aku dengar departemen desain sedang merekrut anggota baru." Luke menjelaskan dengan hati-hati.

"Baiklah aku mengerti, beritahu team design aku akan mewawancarai calon designer secara langsung, dan juga beritahu bagian HRD untuk menunda proses penerimaan nya dulu."

"Baik."

Davira sedikit bingung ketika pihak HRD mengatakan dirinya masih harus melakukan sesi wawancara terakhir sebelum resmi diterima. Jelas-jelas tadi malam pihak HRD mengatakan dirinya sudah diterima. Tapi ia juga tidak terlalu terkejut.

salah satu staff HRD mengantarkan Davira ke sebuah ruang rapat yang cukup luas, tapi tidak terlalu besar.

Davira masuk dan duduk di salah satu kursi, tak lama kemudian pintu ruang rapat kembali terbuka. Tanpa melihatnya pun Davira sudah tahu siapa yang datang.

Barra duduk di kursi pimpinan, Davira tersenyum kemudian membungkuk hormat kepada Barra.

Barra mengetukkan jarinya di meja, "Permainan apalagi ini ?"

Davira mengernyitkan dahinya kemudian berkata, "Maaf, saya tidak mengerti apa yang bapak maksud. Hari ini saya datang untuk melapor sebagai karyawan baru Dharmawangsa Grup, tapi staff HRD mengatakan bahwa saya masih harus menyelesaikan wawancara tahap akhir sebelum mulai bekerja. Jadi seharusnya saya disini untuk wawancara kerja." Davira menjawab dengan tenang.

Barra mengangguk dan berkata,"Baiklah, Nona Davira Adhitama, benar ? Seharusnya anda tidak kekurangan tempat di Adhitama Grup, bahkan jika menginginkan nya anda bisa langsung menjadi CEO. Kenapa anda memilih datang ke Dharmawangsa Grup ?"

"Tidak ada alasan khusus. Seperti yang anda katakan, bahwa saya bisa mendapatkan apa yang saya mau di Adhitama Grup dengan mudah. Jadi saya datang kemari untuk menjalani prosedur masuk kerja yang adil, Selain itu posisi yang ditawarkan Dharmawangsa Grup juga sesuai dengan background saya sebagai lulusan mahasiswa design."

"Kalau begitu saya ingin melihat sejauh mana kemampuan nona Davira, apakah nona Davira keberatan ?" Barra mengangkat sebelah alisnya.

"Tentu saja tidak, bagaimana saya harus membuktikan kemampuan saya ?" lagi-lagi Davira menjawab dengan tenang.

Sejujurnya Davira yang saat ini berada di hadapan Barra, memberikan kesan lain kepada nya. Sayangnya wajah dan aroma tubuhnya persis seperti seseorang yang ia benci. Benar apa yang dikatakannya, semua dendam diantara mereka harus diperhitungkan dengan jelas.

"Sebagai seorang desainer tentu saja harus membuktikan dengan desain, aku akan memberikan sebuah tema dan nona Davira harus menyelesaikan sketsa desainnya hari ini juga di ruangan ini."

"Baiklah, silahkan bapak sebutkan tema nya."

"Kejujuran."

Davira mengernyitkan dahi.

"Tema desain nya."

Davira mengangguk paham. Barra pergi meninggalkan ruang rapat. Tak lama kemudian Luke masuk ke dalam membawa perlengkapan untuk menggambar.

Davira mengambil peralatan untuk menggambar dan mulai memikirkan sebuah ide. Kejujuran, ini bukan tema yang mudah karena ia sendiri tidak tahu apa itu kejujuran. Selama 10 tahun terakhir hidup nya penuh dengan kepalsuan, kecuali perasaan nya kepada Barra. Meski begitu Barra hanya menganggapnya sebagai rubah licik yang tidak tahu malu.

Memikirkan hal ini ada sedikit gurat kesedihan di wajah nya. Ia tidak menyadari bahwa setiap gerakannya saat ini sedang diawasi oleh Barra.

Setelah berfikir cukup lama akhirnya sebuah inspirasi muncul, ia ingin menuangkan apa yang tidak bisa diungkapkan nya ke dalam sebuah karya.

Saat akan mulai menggambar, kakeknya mengirim pesan untuk mengingatkan mengenai pesta malam ini. Ia membalas nya, kemudian fokus menggambar desain. Ia harus menyelesaikannya sebelum jam 7 malam.

Davira membuat 1 set desain perhiasan yang terdiri dari kalung, gelang, anting dan cincin. Setelah beberapa saat akhirnya semuanya selesai. Ia meregangkan tubuhnya dan menyadari langit sudah gelap.

Davira melirik jam dinding, "Sudah tidak ada waktu lagi," gumamnya. Ia keluar dari ruang rapat dan pergi ke ruangan Barra.

Luke yang melihat Davira datang, langsung membukakan pintu untuk nya seolah sudah menunggu kedatangannya.

Davira masuk dan melihat Barra sedang berdiri di dekat jendela, "Pak Barra, saya sudah menyelesaikan desainnya."

Barra berbalik dan melihat Davira berdiri tidak jauh dari nya, wajahnya sedikit pucat meskipun tertutup makeup tipis. "Baiklah, letakkan saja disana setelah itu kau boleh pergi."

Davira meletakkan draft desain nya di meja Barra kemudian pamit pergi. Barra menatap punggungnya yang menghilang dibalik pintu, kemudian pandangannya beralih ke sebuah desain yang ada di meja.

Luke mengetuk pintu kemudian masuk dengan wajah tampak sedikit ragu untuk mengatakan sesuatu.

"Ada apa ?" tanya Barra.

"Tuan besar mengatakan anda harus pergi ke pesta penyambutan nona Davira." Apapun yang berkaitan antara ayah dan anak ini selalu penuh ketegangan.

"Katakan padanya aku akan datang."

Luke sedikit tercengang mendengar jawaban Barra, biasanya tidak peduli apapun alasannya Barra akan selalu menentang ayahnya. Tapi kali ini ia bahkan menyetujui nya begitu saja.

Sebelum pergi, Barra menyerahkan sketsa desain milik Davira kepada Luke.

Luke menerima nya dengan wajah kebingungan.

Barra berjalan melewati Luke, "Buat 1 sett perhiasan dengan desain itu."

Setelah sempat bingung beberapa saat, Luke baru paham dengan maksud Barra.

Bersambung ...

Episodes
1 01. Permulaan
2 02. Trending Topik
3 03. Dendam
4 04. Wawancara kerja
5 05. Tempat Rahasia
6 06. Hari pertama bekerja
7 07. Harimau yang berpura-pura tidur
8 08. Meminta pertanggung jawaban
9 09. Awal Dari Semuanya
10 10. Lelang amal
11 11. Senjata makan tuan
12 12. Menikmati ketenangan sesaat
13 13. Rumor
14 14. Perjanjian Pernikahan
15 15. Aliansi Pernikahan
16 16. Takdir
17 17. Kencan Pertama
18 18. Menjelang perilisan produk
19 19. Puzzle
20 20. Kebocoran desain
21 21. Peluncuran Produk
22 22. Peluncuran Produk 2
23 23. After Party
24 24. Cinta dan benci
25 25. Dandelion
26 26. Kejutan tak terduga
27 27. Fakta yang mengejutkan
28 28. Cerita masa lalu
29 29. Undangan Pameran Internasional
30 30. Salah paham
31 31. Ayo menikah
32 32. Bertemu calon mertua
33 33. Siapa kah pewaris sebenarnya ?
34 34. Takdir yang kejam
35 35. Pewaris Adhitama Grup
36 36. Petunjuk dari orang misterius
37 37. Krisis Adhitama Grup
38 38. Acara Lamaran
39 39. Serpihan Puzzle
40 40. D-Day
41 41. Apa yang sebenarnya terjadi ?
42 42. Pemecatan CEO Dharmawangsa Grup
43 43. CEO baru Adhitama Grup
44 44. Hubungan yang semakin renggang
45 45. Berita kembali nya Eve yang menghebohkan seluruh negeri
46 46. Barang palsu, tidak bisa menggantikan yang asli
47 47. Kembali nya sang pewaris tahta
48 48. Kak Barra, tolong...
49 49. Menjadi jomblo itu keren
50 50. Kejam Sekali
51 51. Untuk apa menyatakan perasaan kalau hanya untuk ditolak.
52 52. Pameran musim panas
53 53. Hancur atau bertahan tergantung dirinya sendiri
54 54. Karena sama-sama berbohong, anggap saja semuanya impas
55 55. Karena sudah menyerah pada takdir, maka lupakan saja.
56 56. Akuisisi Adhitama Grup
57 57. Aku akan mengakhiri semuanya.
58 58. Maaf saja tidak cukup. (End)
Episodes

Updated 58 Episodes

1
01. Permulaan
2
02. Trending Topik
3
03. Dendam
4
04. Wawancara kerja
5
05. Tempat Rahasia
6
06. Hari pertama bekerja
7
07. Harimau yang berpura-pura tidur
8
08. Meminta pertanggung jawaban
9
09. Awal Dari Semuanya
10
10. Lelang amal
11
11. Senjata makan tuan
12
12. Menikmati ketenangan sesaat
13
13. Rumor
14
14. Perjanjian Pernikahan
15
15. Aliansi Pernikahan
16
16. Takdir
17
17. Kencan Pertama
18
18. Menjelang perilisan produk
19
19. Puzzle
20
20. Kebocoran desain
21
21. Peluncuran Produk
22
22. Peluncuran Produk 2
23
23. After Party
24
24. Cinta dan benci
25
25. Dandelion
26
26. Kejutan tak terduga
27
27. Fakta yang mengejutkan
28
28. Cerita masa lalu
29
29. Undangan Pameran Internasional
30
30. Salah paham
31
31. Ayo menikah
32
32. Bertemu calon mertua
33
33. Siapa kah pewaris sebenarnya ?
34
34. Takdir yang kejam
35
35. Pewaris Adhitama Grup
36
36. Petunjuk dari orang misterius
37
37. Krisis Adhitama Grup
38
38. Acara Lamaran
39
39. Serpihan Puzzle
40
40. D-Day
41
41. Apa yang sebenarnya terjadi ?
42
42. Pemecatan CEO Dharmawangsa Grup
43
43. CEO baru Adhitama Grup
44
44. Hubungan yang semakin renggang
45
45. Berita kembali nya Eve yang menghebohkan seluruh negeri
46
46. Barang palsu, tidak bisa menggantikan yang asli
47
47. Kembali nya sang pewaris tahta
48
48. Kak Barra, tolong...
49
49. Menjadi jomblo itu keren
50
50. Kejam Sekali
51
51. Untuk apa menyatakan perasaan kalau hanya untuk ditolak.
52
52. Pameran musim panas
53
53. Hancur atau bertahan tergantung dirinya sendiri
54
54. Karena sama-sama berbohong, anggap saja semuanya impas
55
55. Karena sudah menyerah pada takdir, maka lupakan saja.
56
56. Akuisisi Adhitama Grup
57
57. Aku akan mengakhiri semuanya.
58
58. Maaf saja tidak cukup. (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!