🌾🌾
Aku sangat senang sekali, senangku tak terkira. apa yang ku inginkan terwujud berkat sahabatku yang cantik itu. aku selalu mengembangkan senyum termanisku sepanjang jalan yang kami lalui untuk mencari kado spesial untuk Dimas kekasihnya Lulu.Aku begitu berharap semoga Lulu selalu bahagia dengan kekasihnya, begitupun Tari si wanita dingin terhadap pria itu hingga ia tidak pernah berpacaran seumur hidupnya hingga kini. ah aku begitu gemas dengannya.
"Beli jam sajalah ya, bingung nih untuk cowo mau kasih apaan" ucap Lulu bingung.
"Iya, mending jam saja. kita juga lelah nih berjalan daritadi" gerutu Tari. hingga kami memasuki toko jam itu, memang benar kakiku juga sangat lelah berjalan sedari tadi.
Ku pandang toko itu, terlihat sangat bagus dan memiliki desain interior yang unik membuatku terpana hingga mulutku ternganga dibuatnya. aku benar-benar kampungan sekali. wajar saja aku jarang kemari karna sahabatku kurang menyukai jalan di Mall.
"Mbak, boleh lihat yang itu???" tanya Lulu menunjukkan jam tangan dengan jarinya didalam etalase. Aku baru tersadar mereka sudah berada didekat etalase melihat jam-jam yang bagus itu. Aku segera mendekati mereka, melihat jam apa yang sedang dipilih Lulu. ku lihat Mbak itu sedang mengambil jam dari dalam etalase, menundukkan kepalanya meraih jam itu.
"Ini Mbak.." ucapnya menyerahkan jam elite itu kepada Lulu.
"Berapa ini?" tanya Lulu memperhatikan bentuk jam tangan itu.
"Lima puluh juta mbak" jawabnya tersenyum membuatku sangat kaget.
"Haaaa???" Aku ternganga mendengarnya, ku buka mulutku seolah terkejut, ya memang benar harganya membuatku sangat terkejut. uang segitu bisa ku beli sepeda motor agar aku bisa lebih leluasa kemanapun.
"Astaga! yang segitu mending ku beli motor. mubazir banget hanya untuk sebuah jam" gumamku didalam hati namun tiba-tiba mulutku langsung ditutup oleh tangannya Tari, menutup rapat mulutku sampai aku merintih untuk dilepaskan.
"Heeeeeem.... lepas ih!" rintihku dengan suara yang tidak begitu jelas. setelahnya Tari melepaskan tangannya dari mulutku.
"Jaga imege dong" bisiknya di telingaku. aku hanya memutar bola mata merasa jengah pada sahabatku yang sudah membungkam mulutku. Akhirnya Lulu telah selesai membeli kado untuk kekasihnya, kami bertiga keluar dari toko dengan perasaan lega karna telah selesai mencari hadiah untuk Dimas.
"Guys, kita nonton film horor yuk, seru nih ada film terbaru lho" ajak Lulu dengan senyum manisnya.
"Tapi gue takuut" ucap Tari yang memang takut menonton film itu.
"Ih dasar, kan ada kita. ayolaah.." ajakku membujuknya. aku menarik tangannya untuk mengunjungi bioskop.
"Ntar gue bayarin, tenang saja" ucap Lulu sembari berjalan.
"Asyiiiik...." girangku melompat. bagaimana tidak senang apabila dibayari, ditraktiri, hitung-hitung menghemat uangku yang mulai menipis.
Kami telah tiba dibioskop, Lulu memberikan uang padaku untuk membeli cemilan, sedangkan Lulu membeli tiket dan Tari memilih duduk sembari menunggu kami. Aku segera membeli popcorn dan minuman untuk menemani kami menonton film horor, tampak tidak begitu ramai sehingga aku bersyukur sekali tidak perlu menunggu lama.
"Mas, popcorn-nya tiga yaa. es kepal milo tiga juga" ucapku pada mas-mas yang umurnya sedikit tua denganku.
"Baik neng, ada tambahan lagi ga?" tanyanya.
"Tidak, itu saja" jawabku. ku lihat mas itu, selalu tersenyum saat mengerjakan sesuatu padahal dibelakangku sudah tidak ada orang lagi, membuatku jadi malas berlama-lama disini.
"Sudah menikah neng?" tanyanya.
"Belum" ketusku.
"Wah, bagus dong" ucapnya. membuatku berfikir apa sih bagusnya kalau aku belum menikah. lama sekali aku menunggu, mas ini seperti sengaja berlama-lama. aku berdecak kesal, berharap orang-orang mengerumuni tempat ini agar si mas ini segera sigap dalam bekerja. namun sayang, tidak ada orang satupun. beberapa menit kemudian akhirnya pesananku telah selesai.
"Berapa?" tanyaku jutek.
"Enam puluh ribu neng" ucapnya dan segera ku bayar, aku pun mengambil pesananku dari tangannya, menunggu kembalian tapi lama sekali. aku selalu menggerutu akhirnya mas itu memberi kembalianku empat puluh ribu lagi.
"Thanks" ucapku segera pergi.
"Jutek amat tuh si neng, tapi cantik sih" gumamnya sayup-sayup aku mendengar namun aku tak menghiraukannya kembali. segera ku hampiri sahabatku yang menungguku sedari tadi.
"Lama amat sih, sepuluh menit lagi lho" gerutu Lulu padaku.
"Itu si Masnya kelamaan! ayolaah" ajakku menyunggingkan bibir. Kami memasuki ruangan bioskop, melihat petunjuk nomor bangku di tiket kami, hingga kami telah tiba di bangku bagian tengah. Ku edarkan pandanganku, tampak ramai sekali hanya kursi kami bertiga yang terlihat kosong.
"Akhirnya sampai juga" ucapku bisa duduk dengan tenang.
"Guys, aku mau duduk ditengah dong" pinta Tari.
"Tidak bisa, kamu disini saja" ucap Lulu, karna Lulu lebih menyukai ditengah-tengah. ku lihat Tari, tampak cemberut membuatku gemas sekali kepadanya.
Film horor pun telah dimulai, kali ini film indonesia keluaran terbaru. Aku penasaran dengan ceritanya, ku tatap layar itu dengan fokus sembari mengemil es dan popcorn ku. setengah jam berlalu, sosok yang ditunggu-tunggu telah muncul.
Prrruuuum, hihihihihihi..
"Haaaaaa....!!" pekik Tari yang begitu nyaring. ku edarkan pandanganku, semua orang melirik kami. ku condongkan badanku kedepan dan ku terkekeh melihat Tari memeluk lengan lelaki tampan yang berada disebelahnya. aku dan Lulu saling bertatapan kemudian kami terkekeh melihat pemandaangan itu.
"Permisi...." ucap pemuda itu yang berusaha melepaskan lengannya. Tari pun tersadar, ia tatap lengan itu dan wajah pemuda yang tampak terheran-heran.
"Oh astaga, sorry pak" ucap Tari melepaskan pelukannya, ia menatap kami, menunjukkan wajah malunya terhadap pria itu.
"Haa?? pak?? emang saya setua itu?" ucap pemuda itu sayup-sayup mu mendengar halus. setelahnya aku mendengar tawa dari pemuda disebelahnya, mungkin saja itu temannya. entah apa yang mereka katakan, aku pun tak peduli lagi. kembali ku tolehkan kepalaku kesamping, Tari begitu malu dan menutupi wajahnya dengan tas.
"Tari-tari" gumamku menggelengkan kepala melihat tingkahnya. Aku melanjutkan lagi tontonanku yang sempat kehilangan cerita karena drama mereka. Aku, Lulu dan sebangsa bioskop ini tampak sangat fokus menatap layar itu dan menyimak ceritanya. Nonton horor harus kuat mental, sekuat baja tentunya sekalian menguji nyali dan adrenalin agar kita tetap menjadi sosok pemberani. tapi tidak bisa dibayangkan kalau dalam dunia nyata bakal ketemu begituan, bakal kocar-kacir berlari entah kemana, jangankan berlari, mungkin sudah pingsan.
"Hahahahaha"
"Aaaaik, kenapa tertawa?" tanya Lulu membuatku terkejut.
"Haa? tertawa apa?" tanyaku bingung.
"Lo barusan tertawa, padahal ceritanya gak ada yang lucu" ucap Lulu.
"Haa, benarkah aku tertawa? malu sekali" gumamku dalam hati.
"Aa..mungkin mengingat kejadian tadi" jawabku merujuk pada Tari yang memeluk pemuda itu.
"Lo ini terlalu baper"
🌾🌾
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments