🌾🌾
Tidak terasa hari begitu cepat berlalu, dan kini kampus yang ku duduki tengah libur semester untuk dua minggu kedepan. Aku berencana akan pulang ke Semarang esok pagi untuk menemui kedua orang tuaku yang sangat aku rindukan. Kini Aku telah bersiap-siap menyusun pakaianku ke dalam koper, tak lupa dengan laptopku yang slalu ku bawa untuk menulis setiap cerita yang ada diimajinasiku.
"Bawa semua pakaianku atau tidak ya??" gumamku sendiri.
"Heemm, jangan deh. toh nanti balik lagi" ucapku setelah berfikir. memang benar, untuk apa aku membawa semuanya, toh libur semester hanya dua minggu dan pastinya aku akan kembali lagi kesini.
Aku membawa baju kaos, celana pendek dan dressku. aku berfikir, disana paling aku hanya dirumah saja atau tetanggaku Ningsih sekaligus teman kecilku mengajakku berjalan-jalan sekeliling kampung.
"Ah aku rindu sekali pada Ibu dan Bapak, apalagi Ningsih. sayang sekali, Ningsih tidak memiliki ponsel" gumamku sedikit sedu.
Pakaian di koper telah selesai ku susun, kini aku merebahkan tubuhku. ku gapai laptop dan kembali menulis disaat aku sedang semangat-semangatnya. ku hajar menulis hingga beribu kata, Aku kejar target agar banyak pembaca banyak yang mampir ke karyaku. Aku sangat lelah, istirahat sebentar sambil mendengarkan musik.
"Lalalala..lalalalala.."
Aku jadi bersenandung pula, begitu mengasyikkan mendengar musik membuat pikiranku kembali jernih.
Tidak terasa kamarku sudah mulai gelap, ku pandang luar jendela juga sudah tampak gelap, ku lirik jam yang ada di laptopku sudah menunjukkan pukul enam sore.
"Ya ampun, tidak terasa sudah mau maghrib saja" gumamku kaget. namun aku melanjutkan menulisku, delapan ratus kata lagi. Dalam gelap aku menatap cahaya laptopku yang selalu menyoroti wajahku dengan cahayanya. semakin gelap dan menggelap, aku tidak bisa melihat apa-apa lagi selain laptopku hingga akhirnya selesai membuatku sedikit lega.
"Akhirnya-akhirnya... selesai juga. aduh kebas tanganku" rintihku meraba sebelah tanganku, merasa kebas hingga aku menahannya dan jariku segera seperti semula.
Aku nyalakan lampu kamar dengan meraba-raba sekelilingku. akhirnya ku menemui kontak lampu lalu ku menekannya. Aku merasa lapar, segera aku kedapur dan memasak untuk makan malamku. namun sayang, tidak ada apa-apa didalam lemari es.
"Yaaa kosong. bagaimana ini?? apa delivery saja?" gumamku sedu. Aku kembali ke kamar, ku ambil ponsel dan membuka aplikasi Grab lalu mencari makanan yang membuat seleraku membuncah.
"Heemm.... makan seblak seru juga nih" ucapku memandang ponsel sambil tersenyum. ku cari harga yang paling termurah yang sesuai dengan kondisi keuanganku, akhirnya dapat yang harga lima belas ribu.
"Oke, order. ongkir hanya empat ribu" gumamku senang. ingin sekali aku membeli yang lain, aku cari lagi makanan terenak yang membuat nafsu makanku menggelora.
"Pizza!! wow ini delicious banget, harganya juga oke. oke deh kita order" ucapku semakin girang.
"Asyiiiik..... makan enak nih. sepertinya besok aku harus mengambil uang deh ke ATM hasil dari menulisku" gumamku kembali teringat uang di dompetku hanya tersisa sedikit. lagian aku tidak mungkin pulang dengan tangan kosong.
Tok tok tok
Suara ketukan pintu membuyarkan lamunanku saat memejamkan mata, sontak aku segera berlari ke depan pintu rumah dengan tergesa-gesa. ku putar kunci, lalu ku tekan gagang pintu.
Ceklek,
Ku tatap tangan si Mas Grab, membawa tentengan pesananku.
"Permisi mbak, dengan mbak Rina?" tanyanya.
"Iya benar, saya pesan seblak" jawabku.
"Ini mbak pesanannya, kirain tadi rumah sebelah ternyata saya salah alamat" ucapnya sedikit curhat.
"Hehe, maaf ya mas. sembilan belas ribu kan?" tanyaku dan diangguki olehnya.
"Ini mas, seribunya ambil saja. hehe" ucapku cengengesan.
"Waduh, terima kasih ya Mbak" ucapnya senang lalu memberikan pesananku dan aku memberikan upahnya.
"Sama-sama Mas" ucapku tersenyum. setelahnya Mas Grab pergi menghampiri motornya. Aku segera masuk, menutup pintu sambil menatap box makananku. merasakan hangatnya dan wangi yang menyeruak membuat salivaku ingin keluar.
Aku segera ke dapur untuk mengambil minum dan menaruh box seblak diatas meja ruang tamu.
Tok tok tok
Langkahku terhenti mendengar ketukan pintu sekali lagi, aku menghentikan langkahku untuk ke dapur dan segera memutar arah menuju ke depan rumah.
Ceklek,
"Permisi, dari Mbak Rina?" tanyanya.
"Iya pak" jawabku.
"Ini mbak, pizzanya" ucap si Bapak dan aku segera mengambilnya dari tangan bapak itu.
"Tiga puluh enam ribu kan pak?" tanyaku memastikan dan ia pun mengangguk. segera ku ambil uang didalam saku celanaku dan menyerahkan uang pas kepada si Bapak.
"Ini pak, terima kasih banyak ya pak" ucapku tersenyum. setelahnya pak Grab pergi dan aku segera masuk kembali ke dalam rumah dengan perasaan yang begitu senang.
Aku mengambil air minum di dapur dan kembali lagi ke ruang tamu untuk menyantap seblak dan pizza ku. sangat nyummy sekali.
"Enak banget.. nyesal gue gak pernah beli ditempat ini" gumamku menikmati seblak yang sangat pedas, kuahnya merah membuat air liurku menggumpal. saking nikmatnya aku melahap dengan cepat, aku merasa kenyang, perutku membuncit namun nafsuku semakin menggelora. ku lanjuti lagi melahap pizza sambil menonton drama korea kesayanganku.
Aaah, hidupku rasanya menyenangkan sekali. hidup sendiri didalam kos dengan ditemani makan malam yang sangat lezat dan ditemani oppa-oppa ganteng nan tampan dan gagah, juga eonni yang cantik nan ramping. mereka perfect sekali. ternyata hidup menyenangkan itu tidak melulu tentang uang, harta, tahta, namun dengan ini saja sudah membuatku bahagia dan tenang dari masalah apapun.
Aku bersyukur tuhan, walau hidup sendiri di tanah orang namun aku masih bisa melanjuti hidupku dengan baik tanpa mempersulitkan kedua orang tuaku.
Huwaaaaaa.....
"Ah ngantuknya" gumamku sembari masih menonton. bukannya kembali ke kamar, aku malah melanjuti nontonku dengan kepala yang sudah mengangguk-angguk. ku lirik pizza sekilas, sisa satu dan aku tak sanggup lagi menghabiskannya. Aku semakin mengantuk, sudah tidak tahan lagi, hingga aku pun tertidur diatas meja ruang tamu dengan ponselku yang masih menyala.
^^
"Ibu, Rina tidak mau dengannya. hiks hiks, ibu tau sendiri kan dia ketua preman disini?"
"Kamu harus bersamanya Rina"
"Rina! kau harus ikut denganku!"
"Tidak! kamu jahat!"
Plaaaak!!!!
^^
Tidaaaaaaaak.......!!!!!!
Rina menjerit-jerit, menghentak-hentakkan meja dengan kedua tangannya, matanya masih terpejam sambil berteriak.
Doooooor!!!!
Sontak Rina terbangun, terkejut mendengar petir yang kuat itu.
"Astaga, petir!! kenapa aku berkeringat?" gumamku.
"Apa yang terjadi?" ucapku memandang lengan yang berkeringat dan juga wajahku membasah. apa yang terjadi aku bingung, apakah aku habis bermimpi?? mimpi apaan, aku tidak ingat.
Dooooor!!!
Aku terkejut, segera aku ambil ponselku dan segera berlari kedalam kamar. ku charger ponsel dan kembali membaringkan tubuhku diatas tempat tidur dengan dibaluti selimut. suara petir masih berdentuman, aku terus menutup kedua mataku, hingga akhirnya aku kembali melanjuti tidur malamku.
Zzzzzzz.......
🌾🌾
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments