🌾🌾
Aku bersiap-bersiap untuk memakai dress yang anggun. aku lebih suka yang anggun dengan dress yang sederhana walau tampak polos tanpa pernak-pernik yang melekat. Tentu saja sesuai dengan harganya yang murah karna aku tidak ingin membeli yang mahal. bagiku uang itu sangat berharga dan hidup itu sangat keras sekali.
Ku lihat jam waker telah menunjukkan pukul tujuh malam, segera ku kenakan dressku sebetis berwarna biru tua membuatku terkesan anggun. Aku bercermin didepan benda yang menampilkan diriku, Aku tersenyum memandang wajahku yang ayu tetapi ada yang kurang dan ini belum terlalu membuatku puas. ya, Aku belum memoleskan wajahku dengan bedak dan sedikit lipstick. aku cuma memiliki bedak tabur bermerek Marcks, aku tidak perlu bedak mahal karna kulitku juga sudah putih. menurutku, terlalu banyak macam make-up membuat kulitku menjadi sensitif dan terlihat tampak tua. ah Aku hanya ingin menjadi wanita sederhana tanpa banyak neko-neko yang membuatku menjadi serakah dan kurang bersyukur.
Aku menyukai diriku, hidup sederhana, memiliki sahabat yang menyayangiku dan mereka juga tidak suka berfoya-foya. Aku wanita yang beruntung di dunia ini. hanya saja perihal pria, aku tidak seberuntung itu. tapi aku senang hidup tanpa pria yang membuat pikiranku pusing.
Tiiit tiiiit tiiiit....
"Pasti Tari menjemputku" gumamku segera ku raih tas dan memakai sepatu pansusku. aku berlari menuju pintu, membukanya lalu menguncinya hingga rapat. segera ku langkahkan kakiku menuju mobil berwarna merah milik Tari.
"Are you ready?" tanya Tari.
"Ready" jawabku. segera Tari menekan pedal gas mobil dan melajukannya menuju rumah Lulu untuk menjemput sahabatku yang sedang kasmaran itu.
"Rin, kau cantik sekali, mau ketemu cowo yang akan terpikat padamu ya?" ledek Tari membuatku sedikit mendelik.
"Ih, gaklah. buat apa mereka, gue gak butuh" ucapku yang memang benar. kali ini aku tidak mau menginginkan sosok pria manapun.
"Sok deh" ucapnya lagi.
Hening,
Kami membisu tidak ada percakapan lagi, beberapa menit kemudian kami telah tiba dirumah Lulu, kebetulan sekali ia sudah menunggu didepan gerbangnya. segera saja ia menghampiri mobil dan membuka pintu belakang tepat belakang Tari.
"Lama amat sih" gerutunya.
"Lama mukamu! baru saja sepuluh menit" ucap Tari membuatku sedikit jengah.
"Sudah ah, yang sabar dong lu, ga akan tutup kok mallnya baru aja pukul setengah delapan" lerai ku.
"Iya, gue gak sabar saja. jangan marah dong ya" ujar Lulu menguyel-uyel pipi Tari yang sedang duduk dibelakang kemudi.
"Iya-iya siapa juga yang marah, lepas ih sakit tau" gerutu Tari. aku hanya bisa tertawa melihat pipinya yang diunyel gitu sama Lulu, sangat menghiburku sekali.
"Ketawa kamu Rin?" ucap Tari menatapmu tajam seakan ingin memangsaku. aku menatap Lulu dan juga sebaliknya, kami tertawa menertawakan Tari yang kesal.
"Hahahahahahaha, lucu banget sih" ucapku meledeknya. keasikan tertawa tiba-tiba badanku terhuyung kedepan, ternyata Tari menekan pedal gas dengan sengaja membuat kami terhuyung.
"Aaw, Tariiiiii!!!" rintih kami lalu berteriak.
"Hahahahahaha, rasain" ketusnya lalu mobil berjalan meninggalkan kediaman Lulu.
Selama diperjalanan, kami bercanda tawa untuk melepaskan penat sejenak. merefshingkan pikiran dengan tawa yang menggelegar didalam mobil ini. Aku tidak tau apakah orang diluar akan mendengar tawa kami atau tidak, namun Aku tak peduli yang penting kami senang menikmati moment ini. tak terasa akhirnya kami bertiga telah tiba di Mall yang terkenal di Jakarta.
Dilantai dua, butik-butik berjejeran, toko baju, sepatu, tas, semua barang brandad yang ada disana. tentunya juga ada harga yang ekonomis untuk rakyat yang seperti diriku. aku berniat ingin membeli baju ditempat yang harganya ekonomis tentunya murah namun bukan murahan. Kami berjalan memutari Mall untuk mencari kado ingin dibeli Lulu, tetapi mataku seketika kecantol pada Mannequin yang mengenakan dress berwarna pink pekat. Aku terpukau, aku menyukainya, aku jatuh cinta pada baju itu. namun sayang, itu hanya angan-anganku untuk mendapatkannya. baju itu pasti mahal tidak mungkin aku membelinya apalagi mengemis pada kedua sahabatku, itu bukan Aku.
"Guys, ke butik itu yuk.. bajunya bagus-bagus banget" ucap Tari pada kami berdua. Aku melirik butik itu yang ditunjukkin Tari oleh jarinya seketika aku senang akhirnya aku segera memasuki butik itu. kesempatanku untuk menyentuhnya dan melihat harganya yang tercantum dileher baju itu.
"Ayo.." ucapku girang.
Kami memasukinya, aku celingak celinguk menatap satu persatu koleksi baju milik butik itu. Aku terpana, disana memiliki baju yang.super cantik dan anggun. ku lirik kedua sahabatku sedang sibuk melihat incaran mereka. begitupun aku, segera kujumpai dress yang membuatku jatuh hati.
"Woow, ini modelnya bagus banget, nyaman lagi bahannya. kira-kira harganya berapa yaa??" gumamku tersenyum mengelus lembut kain itu.
segera ku lihat harganya yang tercantum dileher baju itu dan alangkah kagetnya aku bahwa harganya tidak mencukupi uangku.
"Astaga....."
"Tujuh ratus ribu???? mana ada uangku sebanyak itu" gumamku pada patung itu.
Aku tercengang dibuatnya, aku patah hati, tak bisa ku bawa pulang. hingga aku terkejut sebuah tangan menyentuhku dan segera ku menoleh kebelakang.
"Ada apa Rin??? kelihatan bingung gitu" ucap Lulu yang ternyata memerhatikanku.
"Eh, tidak apa-apa" jawabku gugup.
"Kalian beli apa?" sambungku agar mereka tidak menanyakan tentangku.
"Kami ambil ini, kalau kamu??" jawab Tari menunjukkan baju pilihannya yang ada ditangan kemudian ia bertanya padaku.
"Aku tidak ambil. tidak ada yang cocok sih, Ayolaaah..." ajakku menarik tangan mereka.
Lulu dan Tari segera membayar belanjaan mereka terlebih dahulu. Aku terus memandang baju yang ada dimannequin itu membuatku sangat sedih.
"Ayo Rin" ajak Tari lalu kami pun keluar dari butik tersebut. baru beberapa langkah kami berjalan, tiba-tiba Lulu menghentikan langkahnya.
"Guys, gua masuk dulu ya ada yang tertinggal" ucapnya.
"Aaah... oke" ucap Tari. kami pun menunggu Lulu yang entah mengambil apa, ku lihat ada sebuah kursi dan ku mengajak Tari untuk duduk dulu disana sembari menunggu Lulu.
Beberapa menit kemudian, Lulu datang menghampiri kami sambil membawa paperbag ditangan kanannya. mungkin itu yang tertinggal tadi.
"Rin, ini untukmu" ucap Lulu memberikan paperbag itu kepadaku.
"Apaan nih?" tanyaku mengambilnya.
"Buka saja" suruh Lulu. segera ku membuka paperbag itu untuk melihat isinya namun alangkah terkejutnya aku, ini adalah dress yang ku inginkan sedari tadi.
"Ya ampun Luuu.. gak mestilah beliin gue" ucapku terharu menatap wajah yang tersenyum itu.
"Tidak apa-apa, gue tau lo suka itu sebelum kita masuk" ujarnya tersenyum.
"Aah.... terima kasih banyak ya beb" ucapku terharu lalu ku memeluknya dengan perasaan yang penuh rasa syukur. ah aku malu sekali sudah menyusahkan temanku ini. Lulu memang tau sekali apa yang dilihat olehnya. Lulu memiliki perasaan yang sangat peka.
"*Aku menyayangimu sahabatku"
🌾🌾
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments