...•...
...•...
...•...
...•...
...•...
...•...
Gallan POV
Beberapa menit yang lalu entah apa yang mengganggu pikiran gue.
Gue ngerasa gak suka saat mendengar ucapan Ben yang dengan seenak jidat menyuruh anak anak membuang bekal yang dibawa cewek itu.
Awalnya gue juga gak mau ikut campur dan gue coba fokos dengan tidur gue.
Tapi sialnya gue gagal fokus gara gara si Ajik sialan yang berisik terus menerus, bahkan ditambah dua monyet yang makin bikin telinga gue panas.
Gue yang biasa nya gak pernah tertarik dengan apa yang terjadi malah merasa gak nyaman dengan semua tingkah Ben sama Cewek itu.
Aluna...
Ya cewek cantik dan sempurna yang sialnya malah tergila gila sama manusia gak ada akhlak macam Ben.
Dari awal pertama dia masuk sekolah ini cewek itu terus saja mengejar cinta Ben, si cowok tembok anti wanita, sebenarnya Ben sebelas dua belas sama gue.
Yang gue heran kenapa cewek itu masih saja mengejar Ben yang jelas jelas selalu nolak dia, bahkan tanpa hati si Ben terus mempermalukannya ditempat umum.
Gue sempat anggap cewek itu bodoh dan tolol, karena masih saja berharap sama Ben yang jelas jelas gak suka sama dia.
Ya kalau pun gue yang ada diposisi Ben gue juga bakan risih kalau terus diikuti seperti itu.
Namun entah kenapa lama kelaman semakin gue liat, gue jadi kasihan sama tuh cewek, gue bisa liat perbuatan yang ditunjukkan nya pada Ben itu tulus bukan dibuat buat hanya untuk mencari perhatian.
Bahkan banyak siswi yang mencibirnya, menghinanya namun gadis itu tak mau ambil pusing.
Dan gue juga sering liat dia diam diam nangis di taman belakang sekolah setelah mendapat penolakan dari Ben.
Gue juga sering liat dia nahan malu saat Ben mempermalukannya didepan umum.
Gue juga sering liat kejadian saat ia duduk di halte bus hanya sekedar nungguin Ben dan bahkan hingga kehujanan karena ulah Ben.
Jujur Gue salut sama perjuanganya, yang pantang nyerah ngejar cinta Ben.
Awalnya gue gak ambil pusing gue gak mau terlibat dengan cinta rumit mereka, toh itu juga bukan urusan gue.
Tapi entah kenapa makin hari hati gue makin gak nyaman tiap kali ngeliat dia begitu.
Hingga kemarin saat Ben nyuruh gue buat jemput dia, lagi lagi pemandangan yang entah kenapa bikin hati gue panas saat liat dia hujan hujanan hanya karena ulan Ben.
Dan saat ini, lagi lagi karena ulah Ben juga gue harus berbuat yang seharsnya gak perlu gue lakuin.
Ngehela nafas frustasii, lalu menatap paper bag yang ada disamping gue.
Gue raih benda yang ada didalamnya dan buka tutup kotak nasi warna coklat itu.
Kenapa harus coklat?
Apa dia penyuka warna coklat?
Tanpa sadar gue tersenyum kala liat isinya.
"Pantes si Ajik gak tega makannya" gumam gue terkekeh.
Gue tutup lagi tuh bekal lalu masukin lagi kedalam paper bag, kalau bentukan begini gue juga gak tega makannya.
Ngerogoh saku celana ngambil permen lalu masukin mulut.
Gue nyender di pegar pembatas sambil tatap kebawah, disana gue liat anak anak 12 IPA¹ menuju lapangan.
Ah iya gue baru ingat kalau hari ini kelas cewek itu olahraga.
Gue tatap satu satu siswi dari rooftop atas, hingga mata gue bersitatap dengan netra hitam pekat milik cewek itu, Aluna.
Cewek itu makin cantik saat dia pakek baju olah raga, dan rambut sedada nya diikat berantakan menampakkan tengkuk lehernya yang jenjang dan putih mulus itu.
"Ck..sialan!"
Gue buang muka ngusap wajah kasar, lalu nyugar rambut kebelakang, gue buang permen gagang dimulut gue dan nengadah keatas langit.
Gue pejam erat erta kedua mata gue, semilir angin menerbangkan rambut gue yang mulai memanjang.
Sedangkan Aluna yang melihat tingkah aneh Gallan hanya menatapnya bingung.
"Kenapa kak Gallan ada disitu? Apa dia bolos lagi?" Gumamnya palan, ia masih menatap punggung lebar yang menyender dipagar pembatas itu hingga menghilang dari sana.
"Loe liat apaan Lun?" Tanya Bella juga ikut menatap keatas rooftop.
Aluna tersentak,"Eh gak kok, gak ada papa, ayo lanjut kelapangan" ujar Aluna.
Cewek itu langsung merangkul lengan sahabatnya lalu menuju lapangan.
...🖤🤎...
Author POV
Jam istirahat berbunyi, Aluna langsung ngacir keluar kelas.
Kemana lagi kalau bukan ke kelasnya Ben yang hanya berselang satu kelas dengannya.
Ck..ck..ck..gadis itu benar benar gak kapok juga rupanya.
Tiba didepan kelas Ben Aluna berhenti dan menunggu yang lain keluar, sejenak ia berpaspasan dengan Gallan, namun cowok itu langsung pergi.
Biasanya ia akan baik baik saja jika bertemu dengan Gallan namun kali ini berbeda.
Entah kenapa beberapa hari ini jantung Aluna berdetak cepat hanya karena menatap manik pria itu.
Ia segera menggelang kepalanya, dan saat tinggal Ben sendiri dikelas gadis itu kembali memasang senyum cerahnya dan menghampiri Ben.
"Hai Ben!" Sapanya ceria.
Cowok itu mendengus saat Aluna kembali mengganggunya.
"Ngapain loe?" Tanya Ben sinis.
"Gimana tadi bekal yang aku bawa?" Tanya Aluna.
"Gak tahu!" Jawab Ben datar.
Kening Aluna mengerut mendengar itu,"Kamu gak makan bekal aku kasih?" Tanyanya.
Cowok itu tak menjawab ia berjalan hendak keluar, namun dicegat oleh Aluna.
"Ben!"
"Lepas!" Satu hentakan yang lumayan keras itu berhasil membuat tangan Aluna terkena ujung meja.
"Aakhhh.."
Aluna meringis, tangan kanannya memerah dan sedikit nyeri.
Ben hanya menatap sinis kearah Aluna,"Udah berapa kali gue bilang, jangan deket deket gue, urat malu loe udah putus ya? Apa loe SEENGGAK LAKU itu sampek ngejar ngejar gue terus hah?" bentak Ben dengan tatapan tajam penuh benci.
Perkataan yang dilontarkan Ben kembali membuat luka dihati Aluna, gadis itu meremat ujung rok nya.
"Ben kok kamu ngomongnya gitu sih" ucapnya pelan.
"Dengar ya Aluna gue udah muak sama tingkah loe itu, gak cukup dirumah aja loe ngerecokin gue hah? gue risi tahu gak loe ngintilin mulu, mending loe jauh jauh deh, gue jijik tahu gak liat cewek modalan kayak loe, gak tahu malu, gak tahu diri, So, STOP NGIKUTIN GUE!" Ujar Ben menuju tepat diulu hati Aluna.
Setelah mengatakan itu Ben keluar dari kelas yang begitu pengab baginya, rasanya satu udara dengan gadis itupun membuat dirinya muak.
Tubuh gadis itu bergetar hebat, air bening yang sedari tadi ia tahan akhirnya tumpah membasahi wajah putih mulusnya.
"Ja..jangan menyuruhku pergi Ben..hiks..hikss.., biarkan aku mengejarmu, hingga nanti aku lelah dengan sendirinya".
Tubuhnya luruh kelantai, tangis gadis itu pecah, ia menepuk nepuk dadanya yang terasa sesak.
Kenapa?
Kenapa Ben tidak pernah sekalipun meliriknya? Kenapa?
Apakah cintanya untuk cowok itu selama ini salah?
Ia hanya ingin memperjuangkan cintanya, apa salahnya?
Tangis makin pecah dan dengan brutal Aluna menepuk dadanya.
Hingga sebuah tangan kekar menahan tangannya yang hendak menepuk dada lagi.
Aluna mengangkat wajahnya, dan mata hitam nya langsung bertabrakan dengan netra hitam kebiruan itu.
Wajah cowok itu datar menatapnya dalam diam cowok itu menghapus air matanya dengan lembut.
Tanpa berkata cowok itu membawa tubuh itu kedalam pelukannya.
Dan hal itu berhasil membuat Aluna kembali menangis histeris.
"Kak Gallan!"
...•...
...•...
...•...
...•...
...•...
...•...
...•...
Terimakasih karna telah sudi membaca, jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya🥰, semoga suka dan maaf jika ada typo.
See you next time.😘🥳
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments