Drama Cinta Vinara

Drama Cinta Vinara

#Awal Cerita

"Aku amat mencintaimu, Vinara.. Hanya kau yang ada di hatiku, selain kamu, tidak ada lagi.."

Sepasang kekasih itu kini terlihat berciuman, dan saling mem*gut mesra di pesisir pantai.

Angin yang kencang, menyingkap rok mini Vinara, di tambah lagi desiran ombak pantai menerpa kedua kakinya, melukis sebuah kenangan indah nan romantis.

Senja di ufuk barat hampir saja tenggelam, kini sang pria terlihat membersitkan senyuman manisnya pada Vinara, menggapai jari gadis muda itu, dan mengecupnya.

"Maukah kau menikah denganku?"

Duarrrr!!

Bak kembang api yang meledak, dan membuat lukisan semarak kemeriahan di langit, begitu pula perasaan Vinara. Sang kekasih baru saja melamarnya, dan kini, dia melihat satu cincin manis dengan paduan berlian mahal di tangan Arya.

Vinara menutup mulutnya, membungkam semua kebahagiaannya, dan tanpa sadar air matanya menitih di pipinya.

"Vinara, kau belum menjawab pertanyaan dariku? kau mau menikah denganku?" tanya Arya satu kali lagi, sebelum akhirnya, gadis pujaan hatinya terlihat mengangguk, menerima lamaran darinya.

"Aku mau, aku mau menikah denganmu..." ucap Vinara dengan tangis harunya.

Keduanya tersenyum bahagia, cincin berlian mahal itu di sematkan di jari manis Vinara, kemudian keduanya terlihat berpelukan, kembali saling mencium mesra, hingga akhirnya, mereka menutup senja di hari itu dengan penuh kebahagiaan.

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Musik di putar cukup keras di dalam mobil, membawa mereka berdua pulang ke rumah Vinara.

Vinara terlihat sangat bahagia kala itu, tak bisa dia bayangkan betapa keluarganya akan sangat senang saat dia memberi kabar tentang lamaran Arya petang tadi di pantai.

Dia sesekali tersenyum, dan terus menggandeng tangan Arya penuh kasih sayang. Seolah tidak ingin lepas dari sang kekasih.

"Apa kau tidak akan ikut bicara dengan kedua orang tuaku?" tanya Vinara pada Arya.

"Kau saja yang bicara, aku masih agak malu, biarkan aku bicara sendiri, saat kamu sudah bicara, aku pasti akan berusaha untuk menemui orang tuamu," jawab Arya.

Pria itu memang sangat mencintai Vinara, tidak ada gadis lain yang dia cintai selain Vinara, bahkan andai kata dia di suguhi bidadari tercantik pun, tetap saja cintanya hanya untuk Vinara seorang.

Pria yang kaya raya, bekerja di perusahaan batu bara, punya penghasilan 3 triliyun per bulannya, apa lagi di dukung wajah nan tampan, dan sikap ramah nan manis, memang sukses membuat Vinara jatuh cinta.

Vinara sendiri bukanlah gadis yang lahir dari golongan kaya. Dia hanya gadis biasa, anak buruh tani, yang bisa bekerja di kota karena punya keahlian marketing yang lihai.

Tidak ada kata celah untuk menggambarkan sosok Vinara, dan juga sosok Arya. Pasangan serasi, bahkan memang selalu di jodoh-jodohkan oleh kawan-kawan seangkatan mereka.

Dan ini adalah pertanda baik, keduanya telah berjanji, mengikat hubungan mereka dalam sebuah cincin, dan setelah itu, bisa di pastikan keduanya akan bahagia menaungi kehidupan bersama.

Blam!

Pintu mobil di tutup, usai tubuh Vinara terlihat keluar dari sana.

Perlahan kaca mobil terbuka, menampilkan sosok Arya dengan senyum tampannya, menatap sang pujaan hati di luar mobilnya.

"Kau tidak mau masuk?" tanya Vinara pada sang kekasih.

"Tidak perlu, lagi pula ini sudah malam, aku tak biasa mengganggu orang lain saat jam segini.."

"Ah, kamu! ya sudah, hati-hati di jalan! bye!"

Keduanya melambai tangan, dan berbalas senyum, sebelum akhirnya mobil Arya terlihat pergi menjauh dari depan rumah Vinara.

Dengan senyum sumringahnya, ia terlihat berjalan dengan cepat menuju rumahnya, tak sabar lagi ingin mengatakan tentang lamaran Arya barusan..

Namun di depan rumahnya, nampak dua motor Scoopy berwarna merah mengkilat terparkir di sana.

Awalnya Vinara tak terlalu peduli, apa lagi ayah dia memang punya teman yang banyak di luar kota, jadi dia berpikir itu pasti motor teman ayahnya.

Dia tetap berjalan masuk ke dalam rumah, karena pintu tidak tertutup, mungkin karena tamu itu, jadi pintu rumahnya tidak di tutup, begitulah pikirnya.

"Ibu.." panggil Vinara, lalu menoleh pada dua tamu di kursi depan, dua pria, satu sudah tua, dan satu lagi masih muda, dengan wajah yang lumayan tampan, hanya saja kulitnya tidak terlalu putih, jika di bandingkan dengan Arya, tentu saja masih lebih tampan kekasihnya itu.

Arkh!

Mendadak gadis itu malah membandingkan dengan kekasihnya yang jelas tidak ada tandingannya.

Ibunya terlihat keluar dari dapur, dan kemudian mengajak Vinara untuk duduk di sampingnya. Sementara ayahnya memang sudah duduk di sana sejak tadi.

"Duduk dulu, Nak!" ucap ibunya agak lirih.

Vinara jadi semakin bingung saja, dia hanya bisa menuruti kata ibunya, dan duduklah mereka dalam satu kepungan meja yang sama.

"Ada apa, Bu?" tanya Vinara agak lirih.

"Kau dengar saja sendiri, ibu tidak mau menjelaskan sendirian.." Tapi jawab ibunya terlihat sedih dan tak kuasa menahan pilu di hatinya.

"Vinara, dengarkan ayah baik-baik," wajah sang ayah pun nampak tegang, Vinara jadi makin gugup saja.

"Ada apa si, Yah?"

"Kenalkan, dia Damar, calon suami kamu..."

Jlger!!!!!!!!

.

.

.

🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺

Pingsan gak tuh? kayanya si bakalan pingsan ya?

Yuhuyyyy 🤗🤗🤗🤗

Ketemu lagi dengan saya, author recehan yang memang paling receh 😘😘

Kenalin nih, di atas itu novel baru saya, yang memang masih banyak harus di revisi, jadi mohon bantuan dan dukungannya, ya 🤗🤗

Jangan lupa, masukkan ke subscribe, dan jangan jadi readers ghaib 🙅🙅

Kasih lah, like, sama komen, terus bintang limanya jangan lupa 😁😁😁

Oke, selamat menikmati kehaluan author 🤗🤗

Love you guys.... 😘😘😘

🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺

Terpopuler

Comments

Chiisan kasih

Chiisan kasih

hayo vinara, pilih damar apa pacarmu

2023-05-01

1

Sasha-Amazing

Sasha-Amazing

Mungkin g sampai pingsan si.
Baru aja dilamar blm sempat say to ortu malah dah dikasih calon suami.
Haduh,gimana tuh perasaan nya

2023-04-29

1

Sasha-Amazing

Sasha-Amazing

Baru awal dah langsung dilamar aja tuh😶

2023-04-29

1

lihat semua
Episodes
1 #Awal Cerita
2 #Ditolak Mentah-mentah
3 #Malam Pertama Yang Menyedihkan
4 #Arya Pergi
5 #Hujan-Hujanan
6 #Habis Kedinginan
7 #Tubuh Suaminya
8 #Keranjang Berisi Baju Basah
9 #Mendengar Perdebatan Istri Dan Ayah Mertua
10 #Pindahan
11 #Rumah Damar
12 #Keluarga Tuan Ali
13 #Gara-Gara Kamar
14 #Demam
15 #Pesona Damar Saat Basah
16 #Berpamitan
17 #Foto Dalam Dekapan Vinara
18 #Kamar Kecoa
19 #Aku Juga Bisa
20 #Kehilangan Rama
21 #Keputusan Yang Rumit
22 #Canggung
23 #Menyerahkan Diriku Padamu
24 #Dia Yang Lembut
25 #Pakaian Ketat
26 #Pasar Tradisional
27 #Sentuhan Damar Yang Memabukkanku
28 #Ku Kecup Punggung Tangannya
29 #Keluarga yang Sangat Baik
30 #Bimbang
31 #Jujur
32 #Cincin Dari Suaminya
33 #Dua Sisi Yang Berbeda
34 #Jawaban Maut Dari Vinara
35 #Membuka Seluruh Perasaannya
36 #Datang Dan Pergi
37 #Drama Kelaperan
38 #Berubah Pikiran Dalam Sekejap
39 #Berjumpa Kekasihku
40 #Luapan Kerinduan Untuk Vinara
41 #Takdir Vinara
42 #Nadia Hamil?
43 #Bohong
44 #Semakin Curiga
45 #Dalam Gelap
46 #Darah
47 #Curiga
48 #Cinta Itu Buta
49 #Aku Kangen Kamu
50 #Damar Dingin
51 #Aku Tidak Mau Kalah
52 #Cemas Tiada Kabar
53 #Kemana Kamu Akan Pergi?
54 #Istriku Buaya
55 #Kebencian Damar
56 #Situasi Rumit
57 #Maaf Ibu
58 #Hari Berkabut
59 #Menikah Lagi?
60 #Kedatangan Nadia
61 #Pada Acara Tahlilan
62 #Aku Terasa Berbeda
63 #Mencurigai Kehamilan Palsu Nadia
64 #Bantu Aku Sintia!
65 #Lahiran
66 #Di Ruang Persalinan
67 #Kita Lihat Saja Nanti
68 #Sebulan
69 #Apapun Itu
70 #Sikapnya Memang Aneh
71 #Pisahkan Aku Dan Dia
72 #Nadia, Mengapa Aku Menyesal?
73 #Arya Yang Berbeda
74 #Masih Saja Aneh
75 #Kamu Kasar
76 #Dia Dan Anak Itu
77 #Dia Yang Hangat
78 #Mereka Berkomplot?
79 #Vinara Masih Marah?
80 #Sendiri Di Sampingnya
81 #Sisakan Sedikit Untukku
82 #Arya Dan Nadia
83 #Ada Apa Dengan Vinara?
84 #Vinara Melahirkan
85 #Hanya Pada Dia
86 #Cemburu
87 #Menolong Sintia?
88 #Tidak Akan Pernah Putus
89 #Sarah Pergi
90 #Sintia Berbuat Ulah
91 #Hampir Mati
92 #Masa Lalu
93 #Cukup Aku Saja, Kamu Jangan!
94 #Baru Aku Merasa
95 #Hangat dan Sakit Sekali
96 #Mereka Kejam
97 #Menjenguk Sintia
98 #Karena Hutang
99 #Arya Lebih Dari Aku?
100 #Mereka Berdua
101 #Arya Yang Sedih
102 #Berita Mengejutkan
103 #Dengan Dia
104 #Mimpi Yang Sangat Buruk
105 #Pertengkaran Vinara Dan Nadia
106 #Bertengkar Lagi
107 #Meratapi Sebuah Kenangan
108 #Apa Aku Serius?
109 #Sandiwara
110 #Dia Yang Disana
111 #Damar, Sejak Kapan?
112 #Terserah Kamu
113 #Drama Menjelang Pertunangan
114 #Berdebat
115 #Takdirku
116 #Nadia..
117 #Tiga Hari
118 #Kamu Menghina Aku
119 #Aku Terima Cacianmu Itu
120 #Tangisan Nadia
121 #Akhirnya Semuanya Telah Berakhir
122 #Dua Sisi Yang Berbeda
123 #Sintia Yang Memuakkan
124 #Semoga Jalannya Sedikit Diperlambat
125 #Ibuku
126 #Sebuah Penyesalan
127 #Kenapa Dengan Aku?
128 #Kenapa Aku Baru Diberi Kesadaran?
129 #Mendadak Ragu
130 #Keributan
131 #Bukan Karena Aku
132 #Kenalkan Aku Yang Baru
133 #Kamu Yakin Apa Ragu
134 #Sah
135 #Terbayang-Bayang
136 #Bagaimana Harusnya Aku?
137 #Dalam Do'aku
138 #Masa Lalu Merubah Seseorang
139 #Cinta Dalam Diam
140 #Semua Sudah Digariskan
141 #Takdir Yang Berbalik
142 #Diamnya Sintia
143 #Kematian Sintia
144 #Bertemu
145 #Wanita Gila
146 #Dari Sintia
147 #Arya Lagi
148 #Masalah Arya
149 #Rumah Lama Itu..
150 #Gila
151 #Dia Menghancurkan Aku
152 #Aku Dan Hati Kecilku
153 #Selamat Datang Aku Yang Baru
154 #Cukuplah Sendiri
Episodes

Updated 154 Episodes

1
#Awal Cerita
2
#Ditolak Mentah-mentah
3
#Malam Pertama Yang Menyedihkan
4
#Arya Pergi
5
#Hujan-Hujanan
6
#Habis Kedinginan
7
#Tubuh Suaminya
8
#Keranjang Berisi Baju Basah
9
#Mendengar Perdebatan Istri Dan Ayah Mertua
10
#Pindahan
11
#Rumah Damar
12
#Keluarga Tuan Ali
13
#Gara-Gara Kamar
14
#Demam
15
#Pesona Damar Saat Basah
16
#Berpamitan
17
#Foto Dalam Dekapan Vinara
18
#Kamar Kecoa
19
#Aku Juga Bisa
20
#Kehilangan Rama
21
#Keputusan Yang Rumit
22
#Canggung
23
#Menyerahkan Diriku Padamu
24
#Dia Yang Lembut
25
#Pakaian Ketat
26
#Pasar Tradisional
27
#Sentuhan Damar Yang Memabukkanku
28
#Ku Kecup Punggung Tangannya
29
#Keluarga yang Sangat Baik
30
#Bimbang
31
#Jujur
32
#Cincin Dari Suaminya
33
#Dua Sisi Yang Berbeda
34
#Jawaban Maut Dari Vinara
35
#Membuka Seluruh Perasaannya
36
#Datang Dan Pergi
37
#Drama Kelaperan
38
#Berubah Pikiran Dalam Sekejap
39
#Berjumpa Kekasihku
40
#Luapan Kerinduan Untuk Vinara
41
#Takdir Vinara
42
#Nadia Hamil?
43
#Bohong
44
#Semakin Curiga
45
#Dalam Gelap
46
#Darah
47
#Curiga
48
#Cinta Itu Buta
49
#Aku Kangen Kamu
50
#Damar Dingin
51
#Aku Tidak Mau Kalah
52
#Cemas Tiada Kabar
53
#Kemana Kamu Akan Pergi?
54
#Istriku Buaya
55
#Kebencian Damar
56
#Situasi Rumit
57
#Maaf Ibu
58
#Hari Berkabut
59
#Menikah Lagi?
60
#Kedatangan Nadia
61
#Pada Acara Tahlilan
62
#Aku Terasa Berbeda
63
#Mencurigai Kehamilan Palsu Nadia
64
#Bantu Aku Sintia!
65
#Lahiran
66
#Di Ruang Persalinan
67
#Kita Lihat Saja Nanti
68
#Sebulan
69
#Apapun Itu
70
#Sikapnya Memang Aneh
71
#Pisahkan Aku Dan Dia
72
#Nadia, Mengapa Aku Menyesal?
73
#Arya Yang Berbeda
74
#Masih Saja Aneh
75
#Kamu Kasar
76
#Dia Dan Anak Itu
77
#Dia Yang Hangat
78
#Mereka Berkomplot?
79
#Vinara Masih Marah?
80
#Sendiri Di Sampingnya
81
#Sisakan Sedikit Untukku
82
#Arya Dan Nadia
83
#Ada Apa Dengan Vinara?
84
#Vinara Melahirkan
85
#Hanya Pada Dia
86
#Cemburu
87
#Menolong Sintia?
88
#Tidak Akan Pernah Putus
89
#Sarah Pergi
90
#Sintia Berbuat Ulah
91
#Hampir Mati
92
#Masa Lalu
93
#Cukup Aku Saja, Kamu Jangan!
94
#Baru Aku Merasa
95
#Hangat dan Sakit Sekali
96
#Mereka Kejam
97
#Menjenguk Sintia
98
#Karena Hutang
99
#Arya Lebih Dari Aku?
100
#Mereka Berdua
101
#Arya Yang Sedih
102
#Berita Mengejutkan
103
#Dengan Dia
104
#Mimpi Yang Sangat Buruk
105
#Pertengkaran Vinara Dan Nadia
106
#Bertengkar Lagi
107
#Meratapi Sebuah Kenangan
108
#Apa Aku Serius?
109
#Sandiwara
110
#Dia Yang Disana
111
#Damar, Sejak Kapan?
112
#Terserah Kamu
113
#Drama Menjelang Pertunangan
114
#Berdebat
115
#Takdirku
116
#Nadia..
117
#Tiga Hari
118
#Kamu Menghina Aku
119
#Aku Terima Cacianmu Itu
120
#Tangisan Nadia
121
#Akhirnya Semuanya Telah Berakhir
122
#Dua Sisi Yang Berbeda
123
#Sintia Yang Memuakkan
124
#Semoga Jalannya Sedikit Diperlambat
125
#Ibuku
126
#Sebuah Penyesalan
127
#Kenapa Dengan Aku?
128
#Kenapa Aku Baru Diberi Kesadaran?
129
#Mendadak Ragu
130
#Keributan
131
#Bukan Karena Aku
132
#Kenalkan Aku Yang Baru
133
#Kamu Yakin Apa Ragu
134
#Sah
135
#Terbayang-Bayang
136
#Bagaimana Harusnya Aku?
137
#Dalam Do'aku
138
#Masa Lalu Merubah Seseorang
139
#Cinta Dalam Diam
140
#Semua Sudah Digariskan
141
#Takdir Yang Berbalik
142
#Diamnya Sintia
143
#Kematian Sintia
144
#Bertemu
145
#Wanita Gila
146
#Dari Sintia
147
#Arya Lagi
148
#Masalah Arya
149
#Rumah Lama Itu..
150
#Gila
151
#Dia Menghancurkan Aku
152
#Aku Dan Hati Kecilku
153
#Selamat Datang Aku Yang Baru
154
#Cukuplah Sendiri

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!