#Malam Pertama Yang Menyedihkan

Janur kuning melengkung, tenda berwarna putih di campur dengan warna jingga menambah suasana penuh warna saat terjadinya pernikahan di hari itu..

Saya terima nikah dan kawinnya Vinara binti Rama dengan mas kawin uang sebesar dua puluh juta rupiah, dan seperangkat alat sholat di bayar tunai!

Dan seketika suara sah menggema memenuhi seluruh isi rumahnya, menciptakan tangis kesedihan dan luka yang begitu dalam di hati Vinara.

Gadis itu tak mampu membendung air matanya. Dia tetap saja menangis meski sudah berulang kali sang ibu mencoba untuk menyeka air matanya.

Tapi mata memang tak bisa berbohong. Luka di hati Vinara yang terlalu dalam memang tak mampu di tutupi oleh mata dan ekspresi wajahnya.

Sedih dan sakit sekali, saat cinta yang tulus dari seorang pria, harus kita lepaskan, demi hutang kedua orang tua yang harus di bayar dengan sebuah ikatan pernikahan..

Meski dia amat sedih, namun berbanding terbalik dengan ayah dan ibunya, yang seolah tidak apa-apa dan baik-baik saja melihat dia terus meratapi nasib malangnya.

Hingga akhirnya acara pernikahan telah usai. Tenda terlihat di kemas rapi kembali, bersama dengan pelaminan yang menjadi tempat Vinara dan Damar menjadi raja dan ratu satu hari itu.

Kini terlihat dengan jelas Vinara yang masih terduduk di depan kaca riasnya, meskipun MUA sudah terlihat selesai membersihkan make up di wajahnya.

Dia terduduk seorang diri di dalam kamarnya, hingga kemudian, datanglah laki-laki bernama Damar yang kemudian, tanpa berbasa-basi mencoba mendekat ke arahnya.

Bagi pria itu malam ini adalah malam paling indah yang akan mereka lalui bersama, namun nyatanya, sang istri tidak seperti yang ia bayangkan.

Perlahan Damar mencoba menyentuh pundak istrinya yang masih mematung di depan kaca rias.

Namun dengan cepat, Vinara menepis tangan laki-laki itu, dan memasang wajah penuh kebencian.

"Vin..."

Plak!!

"Jangan sentuh aku!" ucap Vinara, membuat Damar seketika tercengang.

Tidak berhenti dan tidak menyerah sampai di situ saja, kini Damar mulai mencoba untuk membujuk wanita itu lagi, setidaknya dia tidak terlalu buruk juga untuk Vinara yang anggun ini, pikirnya.

"Vin, ini malam pertama buat kita, kamu mau.."

"Mau apa?" wanita itu langsung menoleh, dan menatap Damar penuh dengan air mata, "memangnya apa yang mau kau lakukan? ingat, ya! aku tidak pernah cinta sama kamu! jadi jangan harap aku mau tidur sama kamu!"

Wanita itu berjalan dengan cepat menuju ke arah ranjang, dan tanpa berpikir panjang, langsung saja mencoba untuk memejamkan matanya.

Meski tidak tidur, setidaknya dia bisa mendiamkan otaknya yang tengah panas dan mendidih akibat takdir buruk yang harus ia alami.

Sementara itu, Damar hanya terlihat mengelus dadanya, mencoba menerima sikap Vinara yang sungguh di luar ekspektasinya.

Dia menyusul wanita itu di atas ranjang, dan berniat untuk tidur, mungkin dengan cara seperti ini, dia bisa meluluhkan hati istrinya ini.

Namun apa yang terjadi?

Bukk!

Kaki Vinara dengan keras menendang punggung Damar hingga jatuhlah dia di atas lantai.

"Jangan berani tidur di ranjang aku! kalau kamu masih berani, aku akan kabur dari rumahku!" ucap Vinara terlihat mengancam.

Mendengar ucapan Vinara yang amat memusingkan itu membuat Damar harus sedikit mengalah.

Pria itu kemudian mengambil satu bantal di atas kasur, dan tidurlah dia di lantai yang dingin.

Ya!

Rasa lelah dan ngantuk yang sungguh luar biasa memang harus membuat dia tertidur di mana saja, baginya lantai yang dingin pun tidak masalah, asal bisa tertidur lelap..

Malam pertama yang menjadi dambaan setiap orang, yang menjadi mimpi setiap pasangan pengantin baru, nyatanya Damar sama sekali tidak pernah mendapat hak semacam itu dari istrinya.

Bahkan ranjang yang beraroma harum, di hiasi kelopak bunga mawar yang sengaja di tabur di atasnya, nyatanya tidak membuat hati wanita itu melunak.

Meski di gempur dengan palu, atau di pecahkan dengan martil sekalipun, rasanya sikap menjengkelkan Vinara pada Damar memang tidak tidak bisa lagi di rubah.

Sekalinya benci, maka selamanya akan tetap seperti itu, tidak pernah pudar, atau pun punah.

Lalu mungkinkah suatu hari nanti akan ada keajaiban yang menuntun Vinara untuk menerima Damar sebagai suaminya?

♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️

Terpopuler

Comments

Chiisan kasih

Chiisan kasih

benci lama lama juga bucin dah

2023-05-15

1

Amazing

Amazing

Tiati nanti jadi cinta lho

2023-04-29

1

Amazing

Amazing

Terus bagaimana dengan nasibnya Arya???

2023-04-29

1

lihat semua
Episodes
1 #Awal Cerita
2 #Ditolak Mentah-mentah
3 #Malam Pertama Yang Menyedihkan
4 #Arya Pergi
5 #Hujan-Hujanan
6 #Habis Kedinginan
7 #Tubuh Suaminya
8 #Keranjang Berisi Baju Basah
9 #Mendengar Perdebatan Istri Dan Ayah Mertua
10 #Pindahan
11 #Rumah Damar
12 #Keluarga Tuan Ali
13 #Gara-Gara Kamar
14 #Demam
15 #Pesona Damar Saat Basah
16 #Berpamitan
17 #Foto Dalam Dekapan Vinara
18 #Kamar Kecoa
19 #Aku Juga Bisa
20 #Kehilangan Rama
21 #Keputusan Yang Rumit
22 #Canggung
23 #Menyerahkan Diriku Padamu
24 #Dia Yang Lembut
25 #Pakaian Ketat
26 #Pasar Tradisional
27 #Sentuhan Damar Yang Memabukkanku
28 #Ku Kecup Punggung Tangannya
29 #Keluarga yang Sangat Baik
30 #Bimbang
31 #Jujur
32 #Cincin Dari Suaminya
33 #Dua Sisi Yang Berbeda
34 #Jawaban Maut Dari Vinara
35 #Membuka Seluruh Perasaannya
36 #Datang Dan Pergi
37 #Drama Kelaperan
38 #Berubah Pikiran Dalam Sekejap
39 #Berjumpa Kekasihku
40 #Luapan Kerinduan Untuk Vinara
41 #Takdir Vinara
42 #Nadia Hamil?
43 #Bohong
44 #Semakin Curiga
45 #Dalam Gelap
46 #Darah
47 #Curiga
48 #Cinta Itu Buta
49 #Aku Kangen Kamu
50 #Damar Dingin
51 #Aku Tidak Mau Kalah
52 #Cemas Tiada Kabar
53 #Kemana Kamu Akan Pergi?
54 #Istriku Buaya
55 #Kebencian Damar
56 #Situasi Rumit
57 #Maaf Ibu
58 #Hari Berkabut
59 #Menikah Lagi?
60 #Kedatangan Nadia
61 #Pada Acara Tahlilan
62 #Aku Terasa Berbeda
63 #Mencurigai Kehamilan Palsu Nadia
64 #Bantu Aku Sintia!
65 #Lahiran
66 #Di Ruang Persalinan
67 #Kita Lihat Saja Nanti
68 #Sebulan
69 #Apapun Itu
70 #Sikapnya Memang Aneh
71 #Pisahkan Aku Dan Dia
72 #Nadia, Mengapa Aku Menyesal?
73 #Arya Yang Berbeda
74 #Masih Saja Aneh
75 #Kamu Kasar
76 #Dia Dan Anak Itu
77 #Dia Yang Hangat
78 #Mereka Berkomplot?
79 #Vinara Masih Marah?
80 #Sendiri Di Sampingnya
81 #Sisakan Sedikit Untukku
82 #Arya Dan Nadia
83 #Ada Apa Dengan Vinara?
84 #Vinara Melahirkan
85 #Hanya Pada Dia
86 #Cemburu
87 #Menolong Sintia?
88 #Tidak Akan Pernah Putus
89 #Sarah Pergi
90 #Sintia Berbuat Ulah
91 #Hampir Mati
92 #Masa Lalu
93 #Cukup Aku Saja, Kamu Jangan!
94 #Baru Aku Merasa
95 #Hangat dan Sakit Sekali
96 #Mereka Kejam
97 #Menjenguk Sintia
98 #Karena Hutang
99 #Arya Lebih Dari Aku?
100 #Mereka Berdua
101 #Arya Yang Sedih
102 #Berita Mengejutkan
103 #Dengan Dia
104 #Mimpi Yang Sangat Buruk
105 #Pertengkaran Vinara Dan Nadia
106 #Bertengkar Lagi
107 #Meratapi Sebuah Kenangan
108 #Apa Aku Serius?
109 #Sandiwara
110 #Dia Yang Disana
111 #Damar, Sejak Kapan?
112 #Terserah Kamu
113 #Drama Menjelang Pertunangan
114 #Berdebat
115 #Takdirku
116 #Nadia..
117 #Tiga Hari
118 #Kamu Menghina Aku
119 #Aku Terima Cacianmu Itu
120 #Tangisan Nadia
121 #Akhirnya Semuanya Telah Berakhir
122 #Dua Sisi Yang Berbeda
123 #Sintia Yang Memuakkan
124 #Semoga Jalannya Sedikit Diperlambat
125 #Ibuku
126 #Sebuah Penyesalan
127 #Kenapa Dengan Aku?
128 #Kenapa Aku Baru Diberi Kesadaran?
129 #Mendadak Ragu
130 #Keributan
131 #Bukan Karena Aku
132 #Kenalkan Aku Yang Baru
133 #Kamu Yakin Apa Ragu
134 #Sah
135 #Terbayang-Bayang
136 #Bagaimana Harusnya Aku?
137 #Dalam Do'aku
138 #Masa Lalu Merubah Seseorang
139 #Cinta Dalam Diam
140 #Semua Sudah Digariskan
141 #Takdir Yang Berbalik
142 #Diamnya Sintia
143 #Kematian Sintia
144 #Bertemu
145 #Wanita Gila
146 #Dari Sintia
147 #Arya Lagi
148 #Masalah Arya
149 #Rumah Lama Itu..
150 #Gila
151 #Dia Menghancurkan Aku
152 #Aku Dan Hati Kecilku
153 #Selamat Datang Aku Yang Baru
154 #Cukuplah Sendiri
Episodes

Updated 154 Episodes

1
#Awal Cerita
2
#Ditolak Mentah-mentah
3
#Malam Pertama Yang Menyedihkan
4
#Arya Pergi
5
#Hujan-Hujanan
6
#Habis Kedinginan
7
#Tubuh Suaminya
8
#Keranjang Berisi Baju Basah
9
#Mendengar Perdebatan Istri Dan Ayah Mertua
10
#Pindahan
11
#Rumah Damar
12
#Keluarga Tuan Ali
13
#Gara-Gara Kamar
14
#Demam
15
#Pesona Damar Saat Basah
16
#Berpamitan
17
#Foto Dalam Dekapan Vinara
18
#Kamar Kecoa
19
#Aku Juga Bisa
20
#Kehilangan Rama
21
#Keputusan Yang Rumit
22
#Canggung
23
#Menyerahkan Diriku Padamu
24
#Dia Yang Lembut
25
#Pakaian Ketat
26
#Pasar Tradisional
27
#Sentuhan Damar Yang Memabukkanku
28
#Ku Kecup Punggung Tangannya
29
#Keluarga yang Sangat Baik
30
#Bimbang
31
#Jujur
32
#Cincin Dari Suaminya
33
#Dua Sisi Yang Berbeda
34
#Jawaban Maut Dari Vinara
35
#Membuka Seluruh Perasaannya
36
#Datang Dan Pergi
37
#Drama Kelaperan
38
#Berubah Pikiran Dalam Sekejap
39
#Berjumpa Kekasihku
40
#Luapan Kerinduan Untuk Vinara
41
#Takdir Vinara
42
#Nadia Hamil?
43
#Bohong
44
#Semakin Curiga
45
#Dalam Gelap
46
#Darah
47
#Curiga
48
#Cinta Itu Buta
49
#Aku Kangen Kamu
50
#Damar Dingin
51
#Aku Tidak Mau Kalah
52
#Cemas Tiada Kabar
53
#Kemana Kamu Akan Pergi?
54
#Istriku Buaya
55
#Kebencian Damar
56
#Situasi Rumit
57
#Maaf Ibu
58
#Hari Berkabut
59
#Menikah Lagi?
60
#Kedatangan Nadia
61
#Pada Acara Tahlilan
62
#Aku Terasa Berbeda
63
#Mencurigai Kehamilan Palsu Nadia
64
#Bantu Aku Sintia!
65
#Lahiran
66
#Di Ruang Persalinan
67
#Kita Lihat Saja Nanti
68
#Sebulan
69
#Apapun Itu
70
#Sikapnya Memang Aneh
71
#Pisahkan Aku Dan Dia
72
#Nadia, Mengapa Aku Menyesal?
73
#Arya Yang Berbeda
74
#Masih Saja Aneh
75
#Kamu Kasar
76
#Dia Dan Anak Itu
77
#Dia Yang Hangat
78
#Mereka Berkomplot?
79
#Vinara Masih Marah?
80
#Sendiri Di Sampingnya
81
#Sisakan Sedikit Untukku
82
#Arya Dan Nadia
83
#Ada Apa Dengan Vinara?
84
#Vinara Melahirkan
85
#Hanya Pada Dia
86
#Cemburu
87
#Menolong Sintia?
88
#Tidak Akan Pernah Putus
89
#Sarah Pergi
90
#Sintia Berbuat Ulah
91
#Hampir Mati
92
#Masa Lalu
93
#Cukup Aku Saja, Kamu Jangan!
94
#Baru Aku Merasa
95
#Hangat dan Sakit Sekali
96
#Mereka Kejam
97
#Menjenguk Sintia
98
#Karena Hutang
99
#Arya Lebih Dari Aku?
100
#Mereka Berdua
101
#Arya Yang Sedih
102
#Berita Mengejutkan
103
#Dengan Dia
104
#Mimpi Yang Sangat Buruk
105
#Pertengkaran Vinara Dan Nadia
106
#Bertengkar Lagi
107
#Meratapi Sebuah Kenangan
108
#Apa Aku Serius?
109
#Sandiwara
110
#Dia Yang Disana
111
#Damar, Sejak Kapan?
112
#Terserah Kamu
113
#Drama Menjelang Pertunangan
114
#Berdebat
115
#Takdirku
116
#Nadia..
117
#Tiga Hari
118
#Kamu Menghina Aku
119
#Aku Terima Cacianmu Itu
120
#Tangisan Nadia
121
#Akhirnya Semuanya Telah Berakhir
122
#Dua Sisi Yang Berbeda
123
#Sintia Yang Memuakkan
124
#Semoga Jalannya Sedikit Diperlambat
125
#Ibuku
126
#Sebuah Penyesalan
127
#Kenapa Dengan Aku?
128
#Kenapa Aku Baru Diberi Kesadaran?
129
#Mendadak Ragu
130
#Keributan
131
#Bukan Karena Aku
132
#Kenalkan Aku Yang Baru
133
#Kamu Yakin Apa Ragu
134
#Sah
135
#Terbayang-Bayang
136
#Bagaimana Harusnya Aku?
137
#Dalam Do'aku
138
#Masa Lalu Merubah Seseorang
139
#Cinta Dalam Diam
140
#Semua Sudah Digariskan
141
#Takdir Yang Berbalik
142
#Diamnya Sintia
143
#Kematian Sintia
144
#Bertemu
145
#Wanita Gila
146
#Dari Sintia
147
#Arya Lagi
148
#Masalah Arya
149
#Rumah Lama Itu..
150
#Gila
151
#Dia Menghancurkan Aku
152
#Aku Dan Hati Kecilku
153
#Selamat Datang Aku Yang Baru
154
#Cukuplah Sendiri

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!