Pertemuan Kembali Setelah Lama Berpisah

Hari terakhir mereka berada di desa, kini Ronal bangun pagi-pagi sekali untuk joging menuju taman dan membeli kebutuhan di toko serba ada.

Sebenarnya ia ingin mengajak sang istri untuk melakukan aktivitas sehat itu, namun karena Dorothy mengaku dirinya sedang tidak enakan lantaran flu di pagi harinya. Maka Ronal memutuskan untuk pergi sendirian.

Sudah sampai di wilayah taman yang kini terlihat beberapa orang yang tengah melakukan yoga dan senam aerobik, Ronal lalu beristirahat sejenak di sebuah bangku

Perjalanan dari rumahnya sembari joging sampai kesini lumayan jauh hingga membuat dirinya sedikit kelelahan saat beristirahat.

Nampak keringat cukup banyak membasahi wajah Ronal yang sebelumnya singgah di dahinya saat ia menunduk.

"Ini, pakailah, kamu mungkin membutuhkannya!" ucap seseorang sembari menyodorkan kain untuk menyeka keringat dari samping.

Ronal mengambilnya, dan karena dirinya tidak terlalu memperhatikan siapa yang memberinya kain itu ia pun langsung saja menggunakannya.

"Terimaka..." mata Ronal membola saat hendak mengucapkan rasa terimakasihnya seraya melihat orang telah berbuat baik padanya.

"Sama-sama sayang..."

Seorang wanita cantik berambut hitam dan panjang kini menatap Ronal dengan intens dihadapannya.

Sebelumnya ia beranjak guna memperhatikan Ronal dari segala sisi.

Melihatnya, sontak membuat Ronal langsung terkejut dan menjauhi perempuan itu dengan beranjak dari tempatnya duduknya.

"Fu.. fu.. wajah kamu lucu..." perempuan itu lalu menatap kepergian Ronal dari jauh.

Sementara Ronal memilih untuk mengabaikannya dan lari sekencang-kencangnya. Tak disangka perempuan itu sudah berada di dekatnya saat ia mengira sudah jauh meninggalkannya.

"Kamu nggak bisa lari lagi sayang, sudah cukup kamu meninggalkan aku sendiri lagi...."

Ronal pada akhirnya mengalah setelah menenangkan dirinya kemudian menyuruh perempuan itu untuk tidak memanggil "sayang" dan menggangunya lagi.

Dengan iming-iming uang dan sesuatu yang sangat diinginkan lalu Ronal akan menyanggupi keinginan itu selama dirinya sanggup, namun perempuan itu menatap Ronal dengan ekspresi tidak tertarik.

"Aku tidak mau apapun di dunia ini, aku hanya mau kamu!"

Ronal hampir saja tersipu saat melihat wajah perempuan itu yang serius saat mengatakannya, tapi ia tutupi dengan gerakan membenarkan rambut.

"Penampilannya sangat berbeda sekali semenjak aku tinggalkan waktu itu."

"Kamu sudah mengingat kembali semuannya, kan? Aku berharap kamu cepat mengingatnya, meskipun... ingatan masa lalu mu begitu kelam, nyatanya kita bisa melaluinya bukan," ucap perempuan itu kembali lalu menatap Ronal begitu dekat seperti hendak melakukan hal int*m dengannya.

Ronal mulai menjauh, tapi tangannya ditahan oleh perempuan itu.

"Ya. Aku baru mengingatnya akhir-akhir ini, tapi tidak semuanya kuingat, masa laluku dan hal yang membuatku menjadi gila dalam beberapa tahun sebelumnya, itu karena..."

Belum selesai berbicara perempuan itu langsung menautkan bibirnya pada Ronal secara tiba-tiba.

Hanya perempuan itu yang bermain-main sendirian sementara Ronal seakan pasrah dan tidak tertarik dengan hal itu.

Usai melakukan hal panas yang dilihat oleh beberapa orang itu kemudian perempuan itu menjulurkan lidahnya guna menjilati bibir bagian atas dan bawah bekas berciuman tadi dengan wajah penuh kepuasan.

"Puas, sekarang kali terakhir kita melakukan hal yang tidak seharusnya kita lakukan! Aku akan bertanggungjawab padamu mulai sekarang, sebagai penebusan kesalahan karena diriku telah meninggalkanmu di panti asuhan sejak saat itu, sebenarnya aku melakukannya karena terpaksa!"

"Satu lagi, tolong jangan ganggu rumah tangga kami lagi.. Lucy!" tegas Ronal tatapan matanya serius saat mengatakan.

"Kalau aku nggak mau gimana...?"

"Tch, dengarkan aku. Karena mu, istriku jadi berbeda dari yang sebelumnya! Dan itu di mulai saat kamu meneror kehidupan kami, jadi aku memohon dengan sangat padamu... Please... jangan mencintaiku...!"

Ada perasaan sedih yang dirasakan oleh Lucy sesaat setelah Ronal mengatakan hal barusan.

Dirinya kini menundukkan wajah dengan raut masam, lalu membuka mulutnya perlahan.

"... Sebenarnya aku melakukan hal itu karena sengaja agar kamu mengingat ku kembali...."

"Ya aku mengerti, kalau begitu kita sepakat untuk saling memperbaiki masa lalu mulai. Ku harap kamu bisa memanggilku seperti yang seharusnya, bila perlu ikut bersamaku untuk menjelaskan semuanya pada Dorothy, lantaran diriku telah membohonginya akhir-akhir ini!" pungkas Ronal.

"Aku menolak. Karena aku sudah cinta mati sama Kakak, aku juga memiliki harapan besar agar suatu hari nanti kita bisa bersama selamanya...." ucap Lucy yang pada akhirnya mengeluarkan sesuatu yang mengganjal di dalam hatinya. Tak disangka pula dirinya juga memanggil Ronal kakak.

Mata Ronal terbuka lebar saat mendengar ucapan Lucy barusan, dirinya tak menyangka jika Lucy masih sama seperti dulu tidak ada yang berubah sama sekali, meskipun dirinya sudah meninggalkan Lucy saat itu agar dia merasa benci padanya.

Menurut Ronal Lucy malah makin egois pada dirinya sendiri sekarang ini.

"Aku tahu kakak pasti akan menolak ku hingga beberapa kali, tapi, pendirian ku kuat kak, dan aku akan tetap menunggu sampai kakak mau menerimaku. Tapi... jika pada akhirnya aku lelah aku akan..."

"Cukup! Kamu sudah terlewat batas, harusnya kamu katakan hal itu kepada orang yang sangat kamu cintai dan bukan pada diriku!"

"Tapi yang aku cintai cuma kakak, bahkan ibu dan ayah tidak menginginkan kita lagi saat kita kecil, dan menoreh luka yang tak akan bisa disembuhkan."

"Argh! Pembicaraan ini tidak akan ada habisnya, aku pergi!" ucap Ronal seraya melenggang pergi.

Lucy lalu menahan Ronal dengan menghadangnya, wajahnya pun terlihat berbeda saat menatap Ronal saat ini.

Sementara perasaan Ronal entah mengapa merasa tidak enak selain berada pada situasinya saat ini. Seperti halnya merujuk kepada istrinya yang telah ia tinggalkan cukup lama dikarenakan aktivitasnya dan pertemuan yang tiada artinya.

"Aku ingin pulang Lucy, aku janji akan bertemu denganmu lagi. Untuk membicarakan pengalaman mu selama ditinggal olehku, kamu pasti mengalami hari-hari yang berat, bahkan aku mengira jika dirimu akan sangat membenciku saat kita bertemu lagi. Tapi nyatanya kamu sama sekali tidak berubah, selalu menyayangiku...."

Merasa tersentuh dengan ucapan Ronal, perempuan itu lalu mengijinkan Ronal untuk pulang nampak wajahnya yang memerah serta suasana menjadi canggung setelahnya.

Kemudian Lucy memandangi kepergian Ronal sembari mengendus kain yang sebelumnya Ronal gunakan untuk menyeka keringat.

Di waktu yang sama di kamar yang tidak digunakan, dua orang nampaknya sedang melakukan aktivitas yang membuat mereka berdua berkeringat.

"Sudah, sudah...!!"

"Heh.. masih belum, aku masih belum puas."

"Ahh!!!"

"Hosh... hosh..."

Hingga salah satu dari mereka meninggalkan kamar itu.

Sesampainya di rumah, Ronal langsung bergegas untuk sarapan pagi karena perutnya sudah lapar, namun ia tak menemukan makanan di meja makan.

"Huh..? Apa Dorothy masih flu sampai tidak bisa membuatkan aku sarapan selain untuk dirinya, hmm... ya sudah, aku akan mengecek dirinya sekarang. Siapa tahu kondisi badannya belum seratus persen fit pasca sakit!"

Tap.. tap.. tap..

"Eh? Dia tidak ada dikamar?"

Terpopuler

Comments

✎🍳🍳TₑLₒᵣ CₑPLₒK🥚🐣🌾✍

✎🍳🍳TₑLₒᵣ CₑPLₒK🥚🐣🌾✍

Secangkir kopi buat kakak.. ☕️
Semangat kak.. 💪🏼💪🏼

2023-09-18

1

Gomen nasai

Gomen nasai

Masih bingung Ronal sama Dorothy sebenarnya memiliki hubungan apa

2023-02-26

1

Gomen nasai

Gomen nasai

Ada kata yang kurang disini BESTie

2023-02-26

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!