Malam panjang Ronal habiskan demi memenuhi kebutuhan h*sr*at nya yang selama ini ia tahan.
Melakukan hubungan int*m dengan istrinya yang menurutnya Dorothy telah mengurungkan niatnya untuk bertemu dengan salah seorang klien.
Anehnya, Ronal tidak mendengar suara erangan Dorothy, walaupun dalam satu jam sudah ia selesaikan sampai tujuh tahap.
Rasa penasarannya pun membuncah membuatnya akhirnya bertanya kepada sang istri, namun tidak dijawab sekalipun.
"Emmmm..."
Suara d*s*han yang manis serta mengairahkan membuat Ronal tak memperdulikan pikirannya tadi. Memilih untuk melanjutkan aktivitas suami istri yang jarang ini.
"Huh... aku sangat puas, apa kamu juga Dorothy? Kamu nampaknya sangat senang saat ku..." perkataannya terhenti saat mendengar suara Dorothy yang tengah mulai tertidur yang menurutnya sangat menggemaskan dan nyaman untuk didengar.
"Hm... hm... zzz..."
"Dia ternyata sudah pulas setelah aku ekseskusi, sepertinya dia puas pada pelayan ku. Hanya saja kenapa dibawah sini malah menginginkan lagi, astaga..."
Keesokan harinya.
Kring...
Jam weker berdering membangunkan Ronal dari tidur nyenyak nya, sesaat setelah mematikan alarm ia sempat merenggangkan otot punggungnya.
Kasur yang berantakan menjadi sanksi bisu semalam ia telah melakukan hal panas bersama sang istri.
Pukul 06.00
"Huh? Dorothy ternyata bangun lebih pagi sekali dariku, padahal dia yang paling tersakiti tadi malam. Argh.. ya sudahlah, aku mandi kemudian menjalani rutinitas santai setelah ini."
Keluar dari kamar mandi setelah selesai melakukan ritual pagi Ronal tercengang serta kebingungan ketika berpapasan dengan sang istri yang masih mengenakan pakaian yang dipakainya ketika akan menemui klien.
Bukannya semalam istrinya telah berganti pakaian dengan gaun minim, itulah yang Ronal pertanyakan dalam benaknya.
"Sayang kamu... sepertinya kelelahan ya, um... aku baru pulang, maaf ya, aku ngga bisa masak sarapan pagi seperti biasa..."
"... ya tidak apa-apa, lagian kamu pasti lelah sekarang, aku mengerti terhadap keadaanmu saat ini Sayang."
"Hmmm kamu memang yang paling mengerti... aku bersyukur memiliki suami sepertimu..."
"Dorothy, ada apa dengannya? Dia kelihatannya sempat melalui hal yang merepotkan semalam. Ekspresinya sekilas sepertinya halnya dia menyesali sesuatu?"
"Terimakasih, kalau begitu aku siap-siap dulu!"
"Hmmm, tunggu aku ya..."
"Iya sayang," sembari Ronal melenggang pergi sementara istrinya memasuki kamar mandi.
Di dalam kamarnya Ronal tengah membereskan ranjang yang berantakan agar Dorothy tidak mengetahui semalam telah terjadi hal panas serta sebuah kesalahpahaman yang bisa berakibat malapetaka.
Namun sepertinya Ronal tidak akan pernah mengatakannya. Dia tak ingin istrinya sedih akibat perbuatannya yang ceroboh itu, yaitu meniduri wanita lain saat istrinya sedang pergi keluar.
"Sial, sial, sial...! Padahal semalam aku yakin bahwa dia adalah Dorothy. Tapi melihat kenyataan tadi membuatku muak serta kesal, membuktikan bahwa diriku salah mengira seseorang, bodoh sekali diriku!" umpat Ronal di dalam hati seraya merapikan tempat tidurnya, merasa sangat menyesal bercampur rasa kesal yang menjadi satu.
Ceklek.
Dorothy membuka pintu kamarnya tanpa mengetuk terlebih dahulu dan langsung masuk menemukan suaminya tengah beres-beres tempat tidurnya.
Dan baru pertama kalinya bagi Dorothy melihat sang suami sangat rajin sampai-sampai merapikan tempat tidurnya terlebih dahulu daripada memakai pakaian setelah mandi.
"Sayang... kamu ngga pakai ini dulu, biar aku aja yang bereskan. Oh ya, aku bawa nasi kuning buat sarapan kita. Kamu kan lagi ngidam nasi kuning hihi.."
Tidak seperti biasanya Ronal kali ini menunjukkan senyuman palsu kepada Dorothy, yang padahal Ronal sedang frustasi namun disalah artikan oleh istrinya dalam hati.
Pada akhirnya Ronal melanjutkan beres-beres dengan dalih tanggung katanya.
Baru setelah berpakaian ia kemudian pergi meninggalkan kamar, meninggalkan Dorothy yang kini tengah bergeming ketika melihat cd perempuan di bawah kolong tempat tidur.
Dia kemudian mengambilnya dengan tisu lalu memasukkannya ke dalam wadah khusus.
Tak lama setelah ia duduk di pinggir ranjang Dorothy kemudian menangis dalam diam.
Sementara disaat yang sama Ronal nampak gelisah semenjak istrinya masuk kedalam kamar timbul perasaan takut yang amat besar jika istrinya tahu hal semalam.
Maka rumah tangganya bisa saja hancur dalam sekejap, meskipun ia tahu istrinya sangat mencintainya. Begitupun dirinya yang memiliki harapan besar menua bersama dengan sang istri tercinta dikemudian hari.
"Tidak salah lagi, dia pasti orangnya, hanya saja aku terlalu bodoh tidak menyadarinya dari awal. Tunggu, sebelumnya aku menyadari, tapi karena yang dibawah sudah tidak terkontrol diriku jadi liar dan melupakan prasangka itu, sialan!" gumam Ronal sembari menyalahkan dirinya sendiri.
Dua hari berlalu.
Ada sepucuk surat yang ditemukan dibawah pintu dan lagi-lagi Ronal menemukannya.
"Sayang, aku rindu sekali... kapan kita bisa bertemu dan bersama-sama lagi seperti dulu. Bukannya kamu pernah bilang tidak akan pernah meninggalkanku, tapi nyatanya kamu lupa akan janji manis mu itu. Lupakan, masih ada waktu kamu bersenang-senang dengan istrimu!"
Di belakang kertas tersebut terdapat arahan agar Ronal mendekati pohon lemon yang ada di halaman rumahnya tak disangka ia menemukan sebuah keranjang berisi masakan dalam wadah berwarna pink.
Terlihat berbagai macam masakan yang ia ketahui dari label yang tertera pada bagian pembuka wadah tersebut.
"Makan yang banyak ya sayang, ini semua masakan kesukaan kamu lho... aku tak lupa satupun yang kamu suka. Aku harap kamu mencicipinya, tidak apa jika kamu tidak menghabiskannya, tapi sebaliknya, jika kamu membuangnya aku akan sangat sedih..."
Surat lain ia temukan didalam keranjang lumayan besar itu, tak disangka Dorothy mengetahui suaminya yang tengah mendapati sebuah keranjang.
Beberapa hari kemudian.
Terus-menerus keranjang berisikan masakan, buah, dan banyak lagi yang dapat memenuhi kebutuhan gizi Ronal dapati.
Dan selalu berganti-ganti tempat ditemukannya.
"Sayang, kita kembali ke kota yuk!" ajak Ronal kepada sang istri.
"Tapi katamu kamu, kamu mau sampai satu bulan kita disini? Disini juga sangat nyaman dan tentram, aku betah sayang..."
"Sebenarnya aku ingin, agak lama disini. Tapi karena perusahaan tempat kerjaku sedang membutuhkan bantuan ku, jadinya ya... gitu. Kamu mengerti kan sayang!?"
"Iya aku mengerti, tapi kasih aku kesempatan satu hari lagi ya disini!" mohon Dorothy penuh harap menatap lekat Ronal yang terlihat serius dengan keputusannya.
"Baiklah, satu hari saja."
Padahal baru memasuki satu minggu mereka berada di desa.
Kali ini sepucuk surat ditemukan oleh Dorothy membuatnya nampak kesal sekaligus menanam rasa benci terhadap suaminya dan orang yang menurutnya memiliki niatan untuk merebut Ronal.
Dia membaca surat tersebut dan tulisannya sama seperti surat sebelumnya berisi ungkapan perempuan yang terobsesi pada suaminya.
Usai membaca ia pun memasukkan kembali kertas berisi ungkapan dan perkataan seorang perempuan itu kedalam surat yang dibuat dengan tampilan secantik mungkin.
Menaruhnya kembali di tempat awal sama persis dengan posisi ditemukannya surat tersebut.
Lalu ia bersembunyi sekaligus mengamati agak jauh, tak lama suaminya datang dan membaca surat itu.
•••
Malamnya, Ronal agak curiga dengan istrinya yang ijin pergi malam hari beralasan ingin bertemu dengan sanak saudara yang baru ia ingat tinggal di desa.
Yang katanya sedang menunggunya disana.
"Aku sudah lama menunggu sayang..."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Gomen nasai
parah banget sh Ronal!
2023-02-24
2