Chapter 4

Chapter 4

happy reading....

🍁🍁🍁

Ciiiiitttt....

Zain mengerem secara mendadak motornya tak jauh dari parkiran sekolah.

Brakkk....

"Aduh..." Terdengar suara seseorang yang sedang mengaduh.

Merasakan motornya diseruduk dari belakang, Zain langsung menoleh dan turun dari motornya.

Bukannya menolong orang itu, Zain malah besedekap dada. Menatap dingin sang pelaku yang sudah menabraknya.

"Mata lo gak lihat motor segede ini ada didepan Lo?" Ucap Zain pada seorang gadis remaja beranjak dewasa yang masih terduduk di aspal parkiran.

"Kan kamu yang ngerem mendadak. Kenapa jadi aku yang salah?" Sewot si gadis tak mau disalahkan.

"Udah salah bukannya minta maaf." Ketus Zain.

"Issss... Bukannya dibantuin. Malah cuma ngomel dan liatin aja." Gerutu si gadis.

Lalu ia beranjak memunguti beberapa barang - barangnya yang berserak. Dan menuntun sepedanya meninggalkan Zain yang masih marah didepannya tanpa minta maaf.

Zain hanya mengikuti kemana arah gadis itu pergi untuk memarkirkan sepedanya.

"Zahwa..." Teriak seorang siswi dan mendekati gadis bersepeda tadi.

"Sa? Apa sih? Pagi - pagi udah teriak - teriak kaya tarzan." Sungut Zahwa.

"Hehehe... Pesanan aku Lo bawa kan?" Tanya Rosa, satu - satunya orang yang mau berteman dengannya disekolah ini.

"Iya aku bawa. Aku buat spesial buat kamu." Jawabnya. "Yuk ah ngapain disini? Banyak hantunya." Ajak Zahwa pada Rosa, namun matanya melirik Zain saat mengucapkan kata 'hantunya'.

Dan itu berhasil membuat mata Zain memicing tajam melihat orang yang sudah menabraknya. Dan ternyata ia bernama Zahwa.

Tapi tunggu. Rasa - rasanya Zain pernah lihat nih cewek sebelumnya diluar sekolah. Zain berfikir sejenak. Hingga akhirnya ingatan malam dimana seorang gadis melawan preman seorang diri. Aaahh... Ternyata dia gadis itu.

Zain masih memperhatikan Zahwa dari tempatnya. Hingga tepukan mendarat dipundaknya.

"Ngapain lo berdiri disini? Parkiran dikit lagi noh." Ucap Ryo, teman dekat Zain satu - satunya sedari orok.

"Gak. Tadi motor gue diseruduk sama banteng." Ucap Zain santai masih melihat kearah Zahwa dan temannya.

Zahwa yang dikatakan banteng hanya bisa misu - misu tak jelas ditempatnya.

Ryo mengikuti arah pandangan Zain. Dan ia tertawa geli saat tahu siapa yang disebut banteng oleh Zain.

"Hati - hati Lo bilang dia banteng. Bisa - bisa tamat riwayat hidup Lo. Sora bakal nangis kejer kehilangan Daddy nya nanti." Ucap Ryo memberi peringatan dengan sedikit candaan.

Zain masih menatap Zahwa dari tempatnya. Namun yang ditatap malah melengos pergi.

Dalam perjalanan ke kelas.

"Eh Wa! Gue perhatiin tadi tuh Zain lihatin Lo mulu. Apa dia naksir Lo ya?" Rosa mengatakan asumsi nya tentang Zain.

"Suka apanya? Gak tau tuh muka kayak jeruk purut lihat aku?" Sewot Zia.

"Lah. Itu tadi buktinya dia lihatin Lo mulu." Rosa masih bertahan dengan asumsinya.

"Jangan ngada - ngada deh. Dia itu marah sama aku, karena udah nabrak motor dia dari belakang. Habis dia ngerem mendadak sih ditengah jalan. Aku yang lagi buru - buru kan gak sempat ngehindar." Terang Zahwa.

"Lo beruntung loh bisa ngomong sama Zain." Ucapan Rosa kali ini tak dapat dimengerti Zahwa. Beruntung apanya? Buat tensi naik iya.

"Gak usah ngaco. Beruntung dari mana? Berantam sama orang kog beruntung. Situ waras?" Sewot Zahwa.

"Yeee... Lo ni yah. Banyak loh cewek disekolah ini yang mati - matian cari perhatian dia buat sekedar nyapa doi." Rosa mulai menghibah.

"Masa?" Tanya Zahwa masa bodo.

"Issss Lo ini ya. Lo apa gak ada naksir gitu sama si Zain? Secara dia itu kan tampan, pinter, kaya. Denger - denger dia juga punya bengkel otomotif sendiri. Tapi yang buat geregetan tuh yah, badannya itu loh. Keker bener untuk ukuran anak SMA." Ucap Rosa sambil menerawang tentang seorang Zain.

"Sekolah yang bener. Baru mikir cinta." Zahwa mengusap wajah Rosa dengan sedikit kasar. Menghentikan kehaluan temannya secara paksa.

Zahwa Miran, gadis cantik nan tangguh serta berprestasi di sekolahnya. Siswi satu - satunya yang mendapatkan beasiswa full dimana dirinya menempuh pendidikan saat ini. Bisa dibayangkan seberapa cerdasnya dia. Sosok siswi yang mendapat gelar juara umum di sekolahnya.

Tapi sungguh sangat disayangkan. Kecerdasan yang dimilikinya tak seiring dengan kemampuan finansial yang dimiliki oleh keluarganya. Hingga ia harus rela membagi waktunya untuk mengambil kerja paruh waktu, dan itupun bukan pekerjaan tetap.

Hingga kini iya memutuskan menjadi pedagang asongan yang sering mangkal dibeberapa lampu merah. Tak jarang juga ia menjajakan dagangannya di SPBU terdekat.

Bukannya Zahwa tak pernah mencoba untuk mencari pekerjaan yang lebih baik lagi, namun takdir berkata lain. Pasti selalu saja ada yang tak suka dengan keberhasilannya.

Zahwa pernah menjadi pelayan kafe, namun entah karena rasa iri sesama karyawan, ia difitnah mencuri uang dilaci kasir. Dan itu berakibat dia dipecat dari pekerjaannya.

Pernah juga ia menjadi guru les privat beberapa anak SD, namun nasib baik tak berpihak padanya lagi. Orang tua laki - laki dari si murid mencoba menggodanya untuk dijadikan selingkuhan. Namun Zahwa tolak mentah - mentah. Hingga akhirnya ia dijebak kembali, dan dituduh sebagai pelakor oleh orang tua muridnya. Dan berita itu sampai ke telinga para orang tua muridnya yang lain. Alhasil jasa didiknya tak dipergunakan lagi oleh mereka. Karena ibu dari murid - muridnya takut kalau suami mereka akan kepincut dengan kecantikan Zahwa.

Dan kini Zahwa memilih menjadi pedagang asongan untuk mendapatkan tambahan uang tabungan agar bisa melanjutkan pendidikannya di universitas kelak jika ia beruntung.

Tak apalah ia menjadi pedagang asongan. Yang penting masih bisa menghasilkan uang halal, pikirnya.

Dan karena pekerjaannya saat ini, Zahwa mulai dihindari teman - temannya yang dulu dekat dengannya. Hanya Rosa yang masih mau berteman dengannya dengan tulus. Ah... Andai ia kelak jadi orang sukses, maka teman pertama yang ia rangkul adalah Rosa. Teman yang dengan tulus sudah mau menerimanya walau bagaimanapun keadaannya.

Di parkiran.

"Nih." Zain menyodorkan amplop pada Ryo.

"Apa nih?" Ryo penasaran dengan isinya.

"Tuh sebagian duit yang gue dapet tadi malam. Buat tambahan kekurangan uang anak - anak buat bantuin si Riska." Terang Zain.

"Lo yakin kasih sebagian uang menang balapan ini buat tambahin uang anak - anak?" Ryo meyakinkan Zain sekali lagi.

"Hemm. Yakin gue. Lagian gue udah ambil sebagian juga tuh uang buat gue. Yok ah, tar lagi bel masuk bunyi." Tutur Zain.

Keduanya berjalan menuju kelas. Dan seperti biasanya, banyak siswi yang selalu mencoba menarik perhatian Zain Malik.

...****************...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

jangan lupa beri dukungan kamu. beri like, komen, vote dan tambah ke list favorit mu ya.

thanks udah mampir dan nungguin update katanya aku 🙏

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

KIRAIIN TUK BANTU SI ZAHWA, TRNYATA BUAT RISKA, KIRAIIN HNY ZAHWA YG JUGA HIDUPNYA DIBAWAH FINANCIAL RENDAH, TRNYATA RISKA JUGA, KNP MRK GK TEMANAN

2023-10-21

1

Ersa

Ersa

kukira zahwa temen sekelas Zain yg mau dibantuin bayar sekolah🤭

2023-10-06

0

mama Al

mama Al

orok punya teman juga

2023-04-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!