Chapter 2

Chapter 2

happy reading

🍁🍁🍁

"Zain?" Tomy tersentak kaget karena tiba - tiba saja anak itu datang keruangannya. "Tumben jam segini lo udah nongol di bengkel? Biasanya juga tengah hari sore baru kesini." Tanyanya lagi. Karena tak biasanya Zain datang ke bengkel sepagi ini saat mulai sibuk dengan sekolahnya.

Tomy adalah orang kepercayaan yang Zain tempatkan di bengkelnya selama ia lagi berada disekolah atau ada urusan tertentu diluar.

"Hemm. Pulang lebih cepat. Disekolah masih ngadain MOS." Ucap nya singkat, padat dan jelas.

Zain melangkah ke meja kerja yang khusus untuk dirinya saat sedang dibengkelnya.

"Ini rincian data stok barang yang mulai kosong. Dan harus cepat dibeli, takutnya nanti kalau kelamaan nyetok, pas ada yang butuh barangnya, kita gak bisa melayani konsumen." Tomy menyerahkan daftar stok barang untuk dibeli.

Zain meneliti daftar tersebut dengan teliti. Memang barang - barang ini sudah hampir habis dibengkelnya.

"Kita inden aja dari toko biasa." Ucap Zain.

"Ok little boss. Siap laksanakan." Sahut Tomy.

Zain tak terlalu lama berada dibengkelnya. karena memang tak terlalu banyak yang dia kerjakan, sebab ia sudah memiliki beberapa karyawan yang cukup kompeten dalam pekerjaan nya.

Bengkel yang sudah dirintisnya selama dua tahun ini berkembang begitu pesat. Mungkin ini yang dinamakan rezeki sang anak.

Setibanya dirumah, Zain langsung disambut oleh si imut Sora. Ah... Ternyata begini rasanya punya tanggung jawab yang wajib dipenuhi.

Walaupun tak ada istri yang menyambutnya pulang, tapi iya masih punya putri kecilnya.

"Daddy...." Teriak Sora sambil berlari menyebut sang ayah yang baru pulang.

Happp...

Zain langsung menangkap tubuh kecil sang putri yang menghambur ingin memeluk nya.

"Wangi banget kamu. Udah mandi?" Tanya Zain penuh perhatian dan kasih sayang. Dengan sedikit mengendus wangi khas balita.

"Udah. Mandi sama glandma." Sahut Sora.

"Grandma mana? Daddy laper bener ini. Mau minta makan." Zain melangkah masuk kerumah dengan menggendong si kecil Sora.

"Glandma tadi ke dapul, ambil puding buat Sola. Muaccchh..." Ucap Sora dan langsung mengecup pipi Zain.

Mendapat perlakuan manis dari sang putri, Zain pun membalasnya dengan perlakuan yang tak kala manisnya, hingga akhirnya ia gemas sendiri dengan tingkah sang anak yang sedikit mengajaknya bercanda.

"Udah pulang Zain?" Tanya sang mama yang baru muncul dari dapur dengan membawa sepiring puding coklat untuk Sora.

"Iya ma. Dari sekolah langsung ke bengkel tadi buat cek stok sperpat di bengkel. Masak apa ma? aku laper banget ini. tadi gak sempet makan dibengkel." Tanya Zain sambil membuka tudung saji.

"Ada ayam goreng sama tumis kangkung doang Zain. Habis biasanya pada gak makan dirumah kan? Ya udah, mama masak alakadarnya aja."

"Ini juga udah enak Ma, banyak orang yang gak bisa makan diluaran sana." ujar Zain sambil mengisi piringnya dengan makanan.

Diantara Dewa dan Zain, memang Zain lah yang terlihat lebih dewasa dalam berfikir. Sedangkan Dewa, dia lebih suka bersenang - senang ketimbang memikirkan orang lain. Mungkin karena Zain sudah dituntut untuk bisa tumbuh lebih dewasa ketimbang usianya, dengan kehadiran Sora, sang putri, Zain dituntut memiliki tanggung jawab lebih besar lagi demi sang putri.

Usai mengisi perut yang kelaparan, Zain menuju kamar untuk membersihkan diri dan beristirahat.

Tok tok tok....

"Zain!" Terdengar suara Dewa memanggil.

Dengan malas Zain membuka pintu kamarnya. Apa lagi kakaknya ini? Dengan membuka pintu dengan cela tak begitu lebar, Zain menampakan wajah datarnya.

"Apa?"

"Gue mau minta tolong. Boleh gak?"

"Gak." Jawab Zain singkat. Kemudian menutup pintu.

Tapi sebelum pintu tertutup sempurna, ternyata Dewa lebih dulu menahan pintu itu agar tak tertutup.

"Tolongin gue lah. Gue butuh banget bantuan dari Lo." Pinta Dewa sedikit menghibah.

"Ogah. Sana Lo! Gue mau istirahat." Usir Zain.

"Ck. Kali ini aja. Lo tolongin gue buat anterin cewek gue ke pesta ultah temennya." Dewa langsung menyebut permintaannya.

"Apalagi berurusan dengan perempuan Lo. Gue jadi gak minat nolongin Lo." Tolak Zain.

"Ayolah.... Tar Sarah ngambek ama gue. Kali ini aja." Dewa terus membujuk sang adik.

"Bukan urusan gue cewek Lo ngambek. Dan asal Lo ingat, Ini bukan yang pertama kali. Kalau gue setuju nolongin Lo, berarti ini kedua kalinya gue bakal berurusan sama cewek Lo. Lo udah lupa kejadian gue sama mommy nya Sora? Itu semua ulah Lo. Jadi gak usah minta tolong gue buat anterin atau jagain cewek - cewek Lo yang bejibun." Ketus Zain.

Semenjak kejadian dimana hilangnya keperjakaannya karena ulah kakak dan kedua temannya, sikap Zain mulai berubah menjadi kurang bersahabat pada Dewa. Ditambah lagi ketika mendapat kabar Yunara hamil anaknya. Dunia Zain seakan runtuh. Disaat usia menginjak 15 tahun, ia sudah memikul tanggung jawab sebagai suami dan calon ayah bagi anaknya kelak. Ia dipaksa dewasa sebelum waktunya.

Brakkk....

Pintu ditutup dengan kasar oleh Zain.

"Haisss anak ini. Masih trauma rupanya. Ck... Pantes sampai sekarang gak pernah dekat ma cewek. Kasihan Sora kalau gini terus. Gak akan punya mommy tuh bocah." Dewa bicara sendiri sambil meninggalkan kamar sang adik.

"Maafin gue Yunara. Andai waktu itu gue bisa lindungi Lo dari niat jahat teman - teman gue, mungkin Lo masih ada di dunia ini." Dewa masih sedikit merasa bersalah pada sang pacarnya dulu dan sang adik.

Hanya karena ingin menghindari jebakan para temannya, ia jadi mengorbankan sang adik dan pacar yang tak dicintainya dulu.

Flashback on

"Pokoknya kita harus berhasil ngerjain Dewa dipesta gue nanti, biar dia jadi terikat sama Nara. Kita buat mereka ngabisin malam panas berdua. Pacaran tapi tak cinta itu gimana ceritanya coba? Kasian gue sama Nara, udah sabar bener ngadepin si Dewa sang casanova. Tapi sampai sekarang Dewa gak juga bisa cinta sama tuh cewek." Ucap Dion yang faham bagaimana hubungan antara Dewa dan Yunara.

"Lo yakin? Kan Lo tau dewa kayak belut, licin banget. Iya kalau Dewa mau tanggungjawab ke Nara? Kalau enggak? Kasihan si Nara nanti, Yon." Sahut Yogi sedikit ragu rencana mereka akan berhasil.

"Apa salahnya dicoba." Ucap Dion enteng. "Nanti kita campur minuman mereka sama obat pe rang sang. Biar tambah hot tuh mereka nanti." Lanjutnya lagi dengan senyum devilnya.

"Emang gila Lo ya?" Yogi hanya bisa geleng - geleng dengan ide temannya satu ini.

Tanpa mereka sadari, sedari tadi Dewa sudah mendengar semua rencana kedua teman laknat nya ini.

Dewa pun memutar otaknya, mencari cara agar sampai tak sampai masuk jebakan kedua temannya.

Flashback off

...****************...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

thanks buat reader yang udah mampir.

jangan lupa beri dukungan untuk karya kedua aku ini dengan cara like, komen dan tambah ke list favorit mu.

jangan lupa vote juga ya..

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

HRSNYA LO HAJAR TEMAN LO ITU, BKN MLH LO KORBANKN ADEK LOO

2023-10-21

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

BETUL ZAIN, LO HRS TEGAS, MSKI SAMA ABANG LO YG MANJA DN PLAYBOY ITU..

2023-10-21

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

CEWEK LO YG ULTAH, KNP ZAIN YG LO SURUH NGANTARNYA, EMANGNYA LO MAU KMN, MAU KENCAN SAMA CWEK LO YG LAIN..??

2023-10-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!