Bab 05

"Tuan saya sudah menyelesaikan pekerjaan saya, saya pamit untuk pulang Tuan." sebelum keluar untuk kembali pulang Maurin pamit terlebih dahulu pada Rangga.

Rangga tidak langsung memberikan izin, bibirnya masih terkatup lalu Rangga melihat jam tangan yang melingkar di lengannya.

"Masih jam segini apa kamu sengaja mempercepat pekerjaanmu." tanya Rangga kala melihat jam yang masih menunjukkan waktu dimana tidak biasanya Maurin pulang jam segitu.

"Eemm... Yah Tuan saya mempunyai janji bersama teman saya, tapi Tuan jangan khawatir saya tetap melakukan pekerjaan saya dengan baik kok." Maurin menjawab dengan menekan rasa gugupnya.

"Huuuffttt baiklah saya izinin kamu pulang, lagian kamu melakukan pekerjaanmu dengan baik." dan tidak ada alasan untuk Rangga menahan Maurin karna pekerjaan hari itu Maurin kerjakan dengan baik.

Maurin yang sudah mendapat izin dari Rangga, segera pamit dan keluar dari rumah itu hari ini. Maurin merasa lega kala tidak ada drama yang bisa saja membuat dirinya senam jantung.

Maurin bergegas keluar dari dalam rumah itu, lalu segera mengambil motornya dan Maurin segera melajukan motornya dan pak Dono segera membukakan pagar untuk Tiara.

"Duluan yah pa.k"

"Siap mbak, hati hati."

Bersamaan dengan kepergian Maurin sebuah mobil baru saja datang dan orang yang berada di dalam mobil menajamkan matanya kala sekilas melihat sosok yang pernah di temuinya. Yah orang yang berada di dalam mobil adalah Aditya seseorang yang tadi pagi di temuinya.

****

"Kok tumben pulangnya agak cepet Rin?." Tanya Rosma saat anaknya pulang di waktu yang lebih awal.

"Yah Bu, emang sengaja soalnya Elea ngajak jalan Bu." jawab Maurin.

"Yah udah kalau gitu cepetan gih siap siap keburu Elea datang." ujar Rosma pada Maurin. Dan Maurin bergegas menuju kamar untuk mandi dan berganti pakaian.

Setelah Maurin sudah siap dengan pakaian rapi dengan make up tipis yang membuatnya terlihat cantik, Maurin yang sudah siap lalu segera keluar dari dalam kamar menunggu kedatangan Elea.

Tak lama setelah Maurin duduk di kursi ruang tamu, suara deru mobil terdengar dari depan rumah. Maurin yang sudah mengetahui siapa yang datang langsung bangkit dan membukakan pintu sebelum Elea mengetuknya.

"Haaaaiiiii Riiiinnn." sapa Elea dengan penuh semangat.

Saat Maurin akan menyapa kembali Elea, seseorang yang keluar dari dalam mobil membuat sapaan yang belum di lontarkan urung keluar. Kala Maurin terkejut dengan seorang laki laki yang kini tengah tersenyum padanya. Yah, Elea menyusul Maurin tidak sendiri melainkan bersama seseorang yang Elea sendiri tau jika laki laki itu cukup lama menyukai Maurin.

"Haloo Rin." sapa laki laki itu sembari menghampiri Maurin dan Elea.

Cukup terkejut dengan apa yang di lakukan Elea, Maurin menoleh ke arah Elea.

"Surprise Rin." ucap Elea dengan senyuman di paksa, karna Elea mengerti jika Maurin tengah sebal padanya.

"Haiii." meski terlambat Maurin tetap menjawab sapaan dari laki laki itu.

"Jadi kita jadinya kemana?." Tanya Revan pada Maurin dan Elea.

"Aaa eeehmmm... Jadinya ke mall ajah Van, soalnya gue sama Maurin udah lama gak kesana." sahut Elea yang merasa ada kecanggungan di antara Revan dan Maurin.

"Oke, ayo kita berangkat." ujar Revan dan akan langsung menuju mobil.

"Eh Van, tunggu dulu kali." cegah Elea dan seketika Revan menghentikan langkahnya dan balik badan.

"Ada apa lagi El." tanya Revan yang heran akan Elea yang mencegahnya.

"Gak mau pamitan sama Bu Rosma dulu."

"Oh yah, lupa gue." dan ketiga remaja itu masuk ke dalam rumah untuk pamit pada Bu Rosma sebelum mereka benar benar pergi.

"Lama yah Rin, gak ketemu." kata Revan tiba tiba.

Maurin yang sedari tadi hanya diam karna canggung seketika tersadar kala mendengar perkataan dari Revan.

"Aa eeehmm, Iyah Van selepas lulus dari SMP kita udah gak pernah ketemu dan baru sekarang kita ketemu."

"Itu pun karna Elea, karna dulu sejak setelah aku ngungkapin perasaanku pada kamu, mulai saat itu kamu menjauh Rin."

Dan DEG ucapan dari Revan kembali mengingatkan momen beberapa tahun yang lalu, dan ucapan Revan membuat Maurin menjadi langsung gugup.

Dan seketika suasana di dalam mobil semakin di penuhi kecanggungan dan keheningan membuat Elea merasa tidak enak sendiri.

"Eeehh, omong omong nanti kalian pengen nonton gak?." Tanya Elea pada kedua temannya, Elea mencoba mencairkan suasana yang canggung itu.

"Kayak gak ada film yang bagus El, jadi gak perlu yah kan Rin." jawab Revan dengan meminta persetujuan pada Maurin.

"Yah sih El, nanti kita jalan biasan ajah sama makan makan gitu." sahut Maurin memberikan pendapat.

"Baiklah, lebih baik seperti itu."

Selama perjalanan menuju Mall, Elea trus mencoba mencairkan suasana hingga suasana kembali hangat, dan tidak terasa mereka telah sampai di Mall yang mereka tuju. Mall yang termasuk paling besar di kota S.

"Oke karna hari ini aku lagi baik hati, hari ini aku yang bakal traktir kalian." seru Elea pada Revan dan Maurin.

Mendengar perkataan Elea binaran dari mata Revan dan Maurin langsung terpancar.

"Beneran..."

"Woooaaahh..."

Seru Revan dan Maurin secara bersamaan, ketiganya pun langsung masuk ke dalam Mall dan tanpa di sadari Revan trus menggandeng tang Maurin.

Saat ketiganya memasuki Mall hal yang pertama ketiganya lakukan adalah masuk ke Time Zone, dan ketiganya mencoba satu persatu permainan yang berada di Time Zone. Selama ketiganya Bermain Revan sesekali mencuri pandangan atau perhatian pada Maurin, Elea yang menyadari hanya tersenyum samar.

Sebuah tawa terdengar setelah ketiganya keluar dari arena Time Zone, keseruan setelah bermain membuat ketiganya begitu puas.

"Beli minuman yuk haus nih." kata Maurin kala kerongkongannya terasa kering.

"Ayok sekalian cari makan juga, setelah main di Time Zone gak hanya haus tapi juga lapar." sahut Elea.

"Tapi untuk makan kali ini biar aku yang bayar yah." sahut Revan yang hari ini merasa bahagia karna mampu memecah kecanggungan antara dia dan Maurin.

"Beneran nih Van." tanya Elea memastikan.

"Bener El, mana ada gue bohong."

"Makasiih Van." ucap Maurin dan memberikan senyumannya pada Revan.

Revan membalas senyuman itu dengan anggukan, melihat itu Elea merasa bahagia karna telah mempertemukan kedua temannya itu. yah, meskipun dia harus rela jadi seperti obat nyamuk.

Dan tanpa menunggu lama ketiga remaja itu berjalan bersama menuju ke tempat makan yang ketiganya telah sepakati.

Setelah sampai di Pujasera dalam Mall dan duduk di tempat yang mereka pilih untuk memanjakan perut, ketiga remaja itu langsung membolak balikkan buku menu untuk mencari menu yang mereka inginkan, dan setelah selesai dengan makanan apa yang mereka pesan mereka menunggu makanan siap untuk di sajikan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!