"Ya, benar ayunkan kembali maju sedikit ke depan dan putarkan kakinya." Lily terlihat tengah mementori grup dance yang digadang-gadang akan segera debut dari agensinya.
"Kau terlalu pelan Jwen, lebih cepat lagi atau kau ketinggalan gerakannya." Lily lebih bersemangat.
"Ya, bagus. Lalu up and down. Move, roll, push, jump! Good. Keep going!" Lily semakin terpacu.
Tiba-tiba musik terhenti.
"Ada apa ini?" Lily tampak heran.
Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang perlahan masuk ke ruangan itu. Ternyata itu adalah guru dance mereka dan sekaligus guru dance Lily juga.
"Guru." Lily menyapanya.
"Selamat datang guru." Grup dance itu pun ikut menyapa.
"Ya, lanjutkan latihannya. Lily, ikut aku sekarang." Ucap guru dance itu.
"Ada apa guru? Apa terjadi sesuatu hal?" Lily merasa bingung.
"Tidak ikuti saja aku sekarang ayo." Ajak guru. Lily kemudian mengikutinya.
Guru berjalan keluar gedung. Lily mulai curiga apa jangan-jangan guru mengajaknya keluar untuk dance performance atau yang lainnya.
Mereka terus berjalan hingga tiba di ujung gedung. Tempat itu terhimpit oleh gedung yang lain sehingga tempat itu sulit untuk dijangkau oleh orang lain. Lily berjalan ke tempat itu bersama guru.
Ketika Lilis sudah mulai dekat dengan tempat itu Lily dapat melihat ada orang-orang yang tengah menunggu mereka. Semakin dekat jarak Lily dengan mereka semakin tahu Lily siapa orang itu.
"Kau!" Lily tampak kesal.
"Kau seharusnya tidak bersikap seperti itu padaku." Ternyata orang itu adalah Kai.
"Untuk apa kau datang ke sini?" Ucap Lily dengan kesal.
"Lily, Dia datang kemari untuk membawamu pergi." Jelas guru.
"Apa? Pergi? Tidak bisa! Kau tidak bisa seenaknya mengajakku seperti itu!"
"Tentu saja bisa. Siapa yang dapat menghalangi orang sepertiku." Jawab Kai dengan sombong.
"Dasar kepala besar." Lily mengejek Kai.
"Apa kau bilang!" Kai berubah marah.
"Sudah sudah! Jangan bertengkar di sini, nanti orang lain tahu keberadaan kita. Tuan Kai lebih baik anda pergi sekarang bersama Lily." Guru mulai risau.
"Tapi guru, tapi…"
"Tidak ada tapi-tapian Lily cepat kau ikut saja dengannya."
"Aaaarrrgggghhh!" Lily mendengus.
"Ayo!" Ajak Kai dengan kasar.
"Yang sopan dikit dong!"
"Iya Ayo Nona Dreeyana." Kai tak sengaja menyebut nama itu.
"Dari mana kau tahu nama itu?" Lily terlihat kaget setelah mendengar perkataan dari Kai.
"Oh itu…aku tahu dari fansmu." Ucap Kai beralasan.
"Benarkah? aku tak yakin dengan hal itu." Lily merasa curiga.
"Ah sudahlah ayo cepat pergi." Kai menarik lengan Lily.
Mereka berdua pun naik ke mobil.
"Kita mau ke mana?" Tanya Lily.
"Kita akan melakukan fitting baju pengantin." Jawab Kai.
"Apa? Fitting baju pengantin? Apa aku tidak salah dengar?" Lily benar-benar kaget mendengar hal itu.
"Kau tidak salah dengar. Kita memang akan ke sana, nenek yang memintanya." Jelas Kai.
"Tapi aku tidak mau. Ini semua terlalu cepat. Seharusnya kau juga merasa begitu, mengapa kau malahan menurut saja kepada permintaan nenekmu. Kau seharusnya menolaknya jika aku jadi kau. Mi semua terlihat gila, mana ada dua orang yang saling asing lalu tiba-tiba disuruh menikah."
"Itu tidak terdengar terlalu gila. Dan buktinya toh itu adalah kita. Aku tidak bisa menolak permintaan dari nenekku. Tiada satu-satunya keluarga yang saat ini aku punya."
"Kau ini…"
"Dari kemarin kau merasa seperti menolak terus. Bukankah kau sendiri yang sudah menyetujuinya."
"Aku terpaksa menyetujuinya."
"Kau bisa saja membatalkannya sekarang jika kau mau."
"Apa? Benarkah?"
" Tentu saja tidak. Aku sudah memberikan banyak hal kepadamu termasuk uang dan aku yakin kau pasti sudah menggunakannya. Jika kau mau membatalkannya maka kembalikan semua yang telah kuberikan kepadamu."
"Hah! Ternyata ada sesuatu di balik perkataannya." Lily mendengus pelan.
"Sudahlah kita akan segera sampai. Lakukan semua ini dengan cepat." Ucapkan sambil menyetir mobilnya.
"Ya ya." Jawab Lily dengan setengah hati.
Mereka pun tiba di tempat fitting baju pengantin. Tempat itu juga serba mewah, mana mungkin di tempat itu ada gaun yang murah pasti semuanya adalah gaun-gaun yang mahal. Belum lagi jas-jas yang ditata rapih entah berapa harga satu jas itu.
Kai kemudian turun dari mobil. Sebagai pria yang baik, ya kemudian membukakan pintu mobil untuk Lily agar Lily bisa keluar dari mobil.
Mereka pun berjalan bergandengan tangan bersama menuju tempat fitting baju itu.
"Haruskah aku menggenggam tanganmu seperti ini?" Tanya Lily dengan ekspresi yang tidak nyaman.
"Ya kita harus melakukannya." Jawab Kai datar.
Mereka pun masuk ke tempat itu.
"Selamat datang tuan dan nyonya."seorang wanita dengan pakaian yang rapi menyambut mereka. Wanita itu berpenampilan sangat rapi dengan rambut yang disanggul ketat. Tampak riasan tebal yang menghiasi wajahnya.
"Boleh saya lihat kartu bookingnya." Ucap wanita itu. Kai kemudian mengeluarkan selembar kartu dari sakunya.
"Aaahhh! Tuan Alexius Kai. Seharusnya aku menyadarinya. mohon maaf atas kesalahanku. Ikuti aku Tuan dan nyonya tempat kalian bukan di sini. Khusus untuk kalian kami sediakan tempat yang sangat istimewa. Mari." Wanita itu kemudian menunjukkan jalan.
Kalau lu memasuki sebuah ruangan yang sangat luas dan mewah di tengah-tengah ruangan itu terdapat beberapa sofa dengan ukiran emas dan sebuah meja kecil di tengah-tengahnya. Di atas itu terdapat sebuah bunga yang sangat cantik dan beberapa kudapan serta cangkir-cangkir minuman.
"Silakan tuan dan nyonya." Ucap wanita itu mempersilahkan duduk Kai dan Lily.
"Ini katalog bajunya kalian bisa melihat-lihat dulu atau kalian bisa melihatnya langsung di etalase." Wanita itu menunjukkan ke baju yang terdapat di sekeliling ruangan itu. Baju itu berbeda dari baju-baju sebelumnya tampak lebih mewah dan mahal.
"Jika aku boleh sarankan nyonya akan sangat cocok dengan baju yang ini. Dihiasi dengan mutiara dan taburan berlian asli serta sutra akan membuat nyonya semakin bersinar di hari pernikahan." Wanita itu menunjukkan ke salah satu gaun yang paling mahal di katalog itu.
"Aahhh… mahal sekali." Lily spontan mengucapkan kata itu sehingga membuat Kai dan wanita itu terkejut.
"Kau ini bicara apa sayang, kau itu calon istri Tuan Alexius Kai. Kau tidak usah takut dengan harganya. Jika kau memang menyukainya maka pilihlah gaun itu kau tidak usah khawatir." Ucap Kai seolah terdengar mesra.
"Ya, baiklah aku akan memilih yang itu." Lily dengan spontan menunjuk ke gaun itu. Ekspresinya tampak puas.
"Aku tidak yakin apa dia benar-benar akan membayarnya. Aku tahu dia kaya raya tetapi harga gaun itu… meski aku punya uang banyak aku lebih memilih untuk menyimpan uangnya daripada membeli gaun itu. Gaun itu toh hanya dipakai sekali seumur hidup." Gumam Lily dalam hatinya.
"Uangku terlalu banyak. Jadi aku harus menghabiskannya. Bukan malah menyimpannya." Jawab Kai.
Mendengar hal itu Lily benar-benar kaget bagaimana mungkin Kai bisa mengetahui isi hatinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Kim
kena mental🤣🤣🤣
2023-02-10
0