Bab IV. Gadis dalam Kristal Es

Kadang hal sederhana bisa menjadi satu-satunya hal yang paling berarti.

~

Jejak kaki beruang tercetak jelas di atas tumpukan salju saat malam menjelang. Pepohonan hijau yang biasa dilihat Gracia berubah dibalut warna putih yang dingin. Sejauh mata memandang, Gracia dengan teliti mencari lubang pohon untuk tempatnya beristirahat sejenak. Untungnya tak jauh ada lubang pohon besar, membuat Gracia tak perlu melanjutkan perjalanan yang panjang nan dingin dua hari dua malam.

Dari kemarin Gracia belum menemukan tempat berlindung dan terus menerjang hujan salju di Hutan Shiro, wilayah Beruang kutub. Jangan terkejut, Karena bosan melihat pemandangan wilayah tropis, Gracia dengan mantap melakukan perjalanan ke Utara.

Berada di dalam pohon membawa rasa hangat pada bulu tebalnya. Kini Gracia mengenakan pakaian penyamaran Beruang Kutub yang ada dalam tas ajaib. Gracia menyebutnya tas ajaib karena ini bukan sekadar pakaian untuk beberapa musim, tapi tidak terbatas, seperti Gracia bisa meminta barang apapun.

Mulanya Gracia heran membuka tas yang dalamnya kosong, namun ketika Gracia berpikir ingin memakai pakaian yang lebih tebal tiba-tiba saja pakaiannya berubah.

Sekarang dia adalah Beruang Kutub kecil bukan lagi Kelinci. Ia memikirkan selimut tebal dan itupun segera muncul. Dengan lihai Gracia merapikannya, membentuk tenda kecil dan masuk ke dalamnya lalu memejamkan mata.

Kira-kira belum lama ia tidur, suara langkah kaki mengganggu indera pendengarannya yang tajam. Kelopak matanya berkedip beberapa kali, samar-samar cahaya bulat terang silau memenuhi tempatnya.

Kali ini Gracia sadar total. Bayangan hitam yang terbentuk di selimutnya itu membuat tangan kecilnya menutup mulut. Sesosok klan Beruang Kutub menyeret entah apa dengan senter di mulutnya. Lalu senter berputar ke arah selimut.

Apa dia akan memeriksa ke dalam selimut? Biarkan aku menjadi bantal besar! Batin Gracia panik.

Ketika cahaya benar-benar terang Gracia telah ditelan buntalan empuk, lalu cahaya itupun kembali meredup ketika selimut ditutup.

Dia tidak sadar?

Meski begitu Gracia tak berani menghela napas, sudah banyak rumor bahwa Beruang Kutub terkenal tak kenal ampun pada mangsanya. Kelinci sendiri sudah jadi makanan utama mereka dalam sebulan sekali.

Dengan perlahan tangan kecilnya membuka ujung selimut di bawah sedikit mungkin. Terlihat wajah gadis yang sudah membiru rebah di tanah, lalu didirikan paksa dan dibekukan dengan sihir. Setelahnya wanita itu merangkak keluar dari lubang pohon. Perlahan Gracia keluar dari selimut menuju lubang, mengeluarkan kepalanya dan menatap sosok belakang Beruang itu yang lari menuju kegelapan. Rambutnya digulung bulat di belakang kepala, berjubah hitam dengan sepatu panjang yang dibalut wol hitam.

Gracia memasukkan kembali kepalanya dan tak mungkin tersenyum menatap gadis Beruang Kutub yang sudah dibekukan dalam kristal es itu. Perlahan tangan kecilnya menyentuh kristal yang dingin lalu menatapnya sendu.

Gadis itu terlihat cantik meski matanya terpejam dan kulitnya putih, mungkin akan terlihat seperti salju jika tidak ada warna biru pucat yang perlahan menyebar. Sudah jelas kalau ia pergi tanpa penyesalan dengan senyum tipis yang terukir di wajahnya. Sayang tubuhnya kurus, Surai putihnya pun nampak kotor tak terawat.

Tapi yang mengganggu Gracia adalah kenapa gadis ini dibekukan di sini. Tanpa upacara kematian yang resmi. Dengan seorang wanita yang kelihatan jelas bersembunyi dari kematian sang gadis. Seolah tidak ingin ada makhluk lain yang mengetahui keberadaannya malam ini.

Apa ini pembunuhan?

Gracia benar-benar ingin membuang jauh pikiran mengerikan itu meskipun hal tersebut adalah satu-satunya penjelasan yang logis. Rasa kalutnya sirna bersamaan dengan kegelapan yang disinari surya lalu dengan perlahan menyapa hutan di ufuk timur.

Benar juga, kebenaran pasti akan terlihat meskipun jauh dalam kegelapan. Akan ia cari, kisah dibalik kematian gadis dalam kristal es.

🐇

Wow, baru saja sampai di wilayah pemangsa. Tiba-tiba aku sudah menemukan mayat Beruang Kutub. Jujur rasa takutku lebih besar dibandingkan rasa penasaranku saat itu.

Gadis itu cantik, aku yakin itu. Dia mati dengan senyum kecilnya yang membawa rasa manis dalam diri.

Coba kuingat lagi, sosoknya itu bagai cahaya hingga membuat kristal es berkilauan menerangi lubang pohon yang gelap. Mungkin saat ini dia sudah menjadi bidadari.

Saat itu, aku yang bertubuh kecil dengan berani keluar dari lubang pohon dan menuju pemukiman makhluk terdingin.

Apa ya yang menunggu ku di sana?

🐇

Kiranya setelah Gracia menempuh satu kilometer perjalanan, pemukiman Beruang Kutub pun mulai terlihat di balik pegunungan putih. Di sana matanya berbinar melihat keindahan yang biasa dilihatnya dalam miniatur wilayah Beruang Kutub. Tidak sia-sia dia datang ke sini. Ya.... Tidak mungkin sia-sia.

Gracia menuruni jalan hati-hati, dirinya tidak mau menjadi pusat perhatian yang tiba-tiba muncul di pesta tanpa kartu undangan, tetapi sepasang kaki kecilnya malah terpeleset.

Segera Gracia berguling seperti bola dan menabrak rumah es dibawahnya. Jujur bagian inilah yang paling menyenangkan setelah lelahnya mendaki gunung.

‘Puuff’

Gracia keluar dari bola salju dengan wajah menggemaskannya, kepalanya digeleng-gelengkan menghempaskan kepingan salju. Matanya terbuka menampilkan beruang-beruang putih yang sudah mengitarinya saat ini dengan tatapan heran.

Hancur sudah niatnya barusan.

“Beruang kecil, siapa namamu?”

“Di mana keluargamu?”

“Kau kurus sekali, apa kau sudah makan?"

Beragam pertanyaan dilempar ke Gracia hingga membuatnya pening.

“Berapa umurmu?”

Meskipun begitu, pertanyaan demi pertanyaan tetap saja berlanjut. Menggeser rasa sakitnya, Gracia menghela napasnya lembut, lalu mengeluarkan suara selembut angin.

“Paman, Bibi, biarkan aku beristirahat dulu. Kepala Gracia pusing,”

“Astaga! Kenapa tidak bilang sejak awal?”

Seorang pria bertubuh kekar mengangkat baju belakang Gracia layaknya tas jinjing, lalu mendaratkannya di kursi kayu.

Kini Gracia harus berhadapan dengan sajian-sajian yang sangat harum. Mata merah muda itu melebar takjub. Sudah lama dirinya tidak makan-makanan mewah.

“Lihat tubuhmu. Tidak ada Beruang Kutub sekurus dirimu. Ayo makan yang banyak!” pinta seorang wanita dengan suara lemah lembut.

Tidak menolak, Gracia segera duduk dengan sopan. Beberapa membantunya mengambil makanan. Dengan cepat sendok perak masuk ke mulutnya. Para Beruang Kutub melihatnya gemas.

“Apa kau bisa makan sambil menjawab pertanyaan kami barusan?”

Gracia mengangguk semangat sambil mengunyah makanan. Setelah makanan dalam mulutnya halus, ia menelannya ke tenggorokan dan berbicara dengan riang.

“Namaku Gracia, aku adalah penjelajah hutan, dan umurku sekarang 14 tahun!”

“Di mana orang tuamu?"

“Orang tuaku di–”

Gracia sadar bahwa orang tuanya adalah klan Kelinci, tidak mungkin dirinya mengungkapkan itu, bukan.

“.... Aku tidak tahu,” lanjutnya gugup.

Mereka yang melihat Gracia murung segera mengalihkan perhatiannya dengan sajian utama di meja.

“Gracia, cobalah ini juga. Ini makanan terbaik di sini!” ujar wanita yang lainnya semangat.

“Ini apa?” tanyanya penasaran sembari memasukannya ke mulut.

“Ini sup Kelinci!”

Sontak Gracia menyemburkan makanan di mulutnya akibat terkejut. Pupil pink itu bergetar seraya melirik ke arah para Beruang Kutub. Dengan ragu mulutnya bertanya.

“Daging Kelinci?”

“I-iya. Memangnya kenapa Gracia?”

Gracia memikirkan kata-kata yang tepat di kepalanya. Tidak mungkin dirinya mengaku kalau dia adalah bagian dari klan Kelinci yang menjadi mangsa mereka.

“Aku vegetarian,”

“Vegetarian? Tapi yang sebelumnya kau makan itu daging anj*ng laut bakar–”

Wanita itu berhenti berucap ketika melihat Gracia memukul perutnya berkali-kali dengan tenaga yang tidak terbilang kecil. Dia sangat ingin memuntahkan semuanya, sampai-sampai karena hal itu kepalanya semakin pusing hingga dirinya mulai kehilangan kesadaran.

🐇

Itu adalah pertama kalinya aku berbohong, sekaligus makan daging. Terutama makanan utama itu.

Bagiku itu adalah hari terburuk. Aku sampai berpikir tidak seharusnya kakiku menjajaki wilayah dingin itu.

Aku trauma sampai seterusnya selalu curiga dengan makanan yang tersaji di atas meja makan. Walaupun harus kuakui kalau daging itu enak.

Sebenarnya aku sudah merasa dengan menyelidiki kematian gadis itu yang dulunya kujuluki ‘Snow White’—karena kecantikannya—akan membawa dampak buruk padaku.

Namun aku sudah memasak nasi menjadi bubur, aku harus bertanggung jawab untuk menghabiskannya, kan.

🐇

Bulu mata merah muda terangkat, menampakkan iris permata pink yang berkilauan. Gracia memandang sekeliling dan mengetahui dirinya berada di tempat yang asing. Tangannya menopang untuk bangkit, tetapi tangan dingin di samping menghentikannya.

Seorang wanita dengan iris sebiru lautan menatapnya penuh kehangatan. Suara setenang ombak keluar dari bibir merah mawar itu.

“Jangan bangun, kau demam.”

“Demam?”

Gracia dengan linglung meraba dahinya sampai kehangatan menjalar ke punggung tangannya. Benar kata wanita itu.

“Sebelumnya, perkenalkan namaku Alexandra. Kau bisa panggil aku Bibi Alexa mulai dari sekarang,"

“Salam kenal, Bibi Alexa. Aku Gracia,”

“Haha, kau menggemaskan. Aku sudah tahu namamu sejak awal.”

Gracia pura-pura menunduk tidak dengar. Mana dia tahu jika Alexa sudah tahu namanya.

“Ibu, dia sudah sembuh?” tanya seorang pemuda rupawan yang persis seperti pantulan Alexa.

“Belum, dia harus istirahat beberapa hari.” jawab Alexa cepat.

Gracia tahu dari interaksi mereka, pasti Alexa ibunya.

“Dia putramu?”

“Wah, darimana kau tahu .... Yah, aku mungkin tahu jawabannya. Karena kami mirip?”

“Hampir benar!” sahut Gracia riang.

Mereka tertawa bersama, setelahnya Alexa merawat Gracia kembali hingga membuatnya pergi ke dunia mimpi.

🐇

Aku rindu Mama.

Kata itu yang pertama terbayang ketika mengingat masa itu.

Aku sudah lama tidak merasakan perawatan dari orang lain.

Bahkan kenyataannya Alexa adalah seorang yang pertama kali merawatku sakit.

Ibuku seorang Ratu, dan jika aku sakit hanya ada pelayan yang memberi obat buatan tabib.

Mungkin karena itu aku tidak terlalu merasa hari itu benar-benar buruk.

Kadang hal sederhana bisa menjadi satu-satunya hal yang paling berarti.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!