"Hal Yang Baru"

Mendengar keputusan Alzam Abraham dan Kenzo sangat bersemangat. Sudah hampir 3 bulan berlalu sebelum pemasukan kampus Kenzo mengajak Alzam untuk berbelanja, tetapi bukan di mall yang penuh dengan keramaian. Kenzo membawakan beberapa baju yang Kenzo pilih sendiri untuk Alzam kenakan nanti saat kuliah.

Semua pakaian yang Alzam kenakan sangat cocok di tubuhnya, paras wajah Alzam juga sangat mendukung. Kenzo menaikan jempolnya ke arah Alzam sambil mengedipkan sebelah matanya.

Saat Kenzo menyuruh Alzam untuk bercermin, Alzam begitu ketakutan. selama 10 tahun lelaki itu tidak pernah melihat pantulan wajahnya di cermin dan sekarang Alzam akan melakukannya. Tetapi sesaat kemudian ingatan Alzam yang dulu kembali. lelaki itu berjalan mundur, rasa takut itu mulai Menghantui perasaannya.

"Sudah cukup Kenzo! aku tidak bisa melakukan hal lebih Selain ini," pinta Alzam.

lelaki itu segera pergi meninggalkan Kenzo menuju ke dalam kamarnya. Kenzo mengusap wajahnya. seharusnya Kenzo tidka melakukan hal seperti itu, secara pelan-pelan untuk mengubah diri Alzam dengan luka yang tak terlihat tapi begitu berbekas.

Di dalam kamar Alzam membuka baju yang di berikan oleh Kenzo dan memakai baju kaos seperti biasanya. Alzam pergi menuju meja belajarnya. Alzam duduk lalu membuka laptop miliknya yang selalu ia gunakan untuk mendegar kabar tentang dunia saat ini walau dirinya berada dan terkurung di dalam sangkar yang lelaki itu buat dengan sendirinya.

Alzam menonton sebuah video yang menampilkan persahabatan empat orang yang berbeda negara. ketiga temannya berasal dari negeri sakura sementara satunya berasal dari Indonesia. Alzam sangat menyukai menonton video milik seorang YouTuber itu. Ingin sekali rasanya Alzam memiliki persahabatan seperti mereka, tanpa melihat ras , bangsa dan apapun itu mereka tetap bisa bersahabat dan saling mendukung satu sama lain.

"Apa aku bisa memiliki sahabat seperti mereka," batin Alzam.

Beberapa hari telah berlalu Alzam berada di kamar sedang menikmati anime favorit nya terganggu dengan kedatangan Kenzo yang melemparkan beberapa kotak sepatu dan tas yang akan Alzam kenakan besok.

Alzam melihat bentuk sepatu itu begitu keren, wajah Alzam tersenyum begitu tipis yang mungkin hampir tak terlihat. tetapi Kenzo melihat senyum yang sudah menghilang selama 10 tahun itu menghilang.

"terimakasih," ucap Alzam datar memandang wajah Kenzo.

"cih ...! semua itu tidak gratis," balas Kenzo sambil bersandar di ambang pintu menatap sepupunya itu.

"lalu, aku harus membayarnya, berapa semua harga barang ini?," tanaya Alzam.

Mendengar ucapan Alzam membuat lelaki itu terkekeh, entah mengapa perkataan Alzam seidkit menyebalkan di telinga Kenzo saat ini.

"Aku tidak membutuhkan uang mu! cukup untuk perlahan berubah menjadi Alzam yahh dulu, Alzam yang begitu periang" ucap Kenzo setelahnya berlalu pergi meninggalkan Alzam yang terdiam saat mendengar ucapan Kenzo.

"Aku tidak bisa melakukan hal itu," gumam Alzam dengan tetesan air mata yang jatuh membasahi pipinya. Kalian pasti merasa Alzam begitu lebay tetapi itulah yang di rasakan seorang insicure. ketidakpercayaan dirinya akibat ulah orang yang tak bertanggung jawab menghancurkan kehidupannya, kehidupan yang gelap tanpa ada secercah sinar.

...****************...

Keesokan harinya Alzam sudah bersiap menuju kampus barunya. Dimana kehidupan bari dan awal baru yang akan di lalui Alzam. Entah Alzam bisa lakukan tau tidak, lelaki itu hanya pasrah menyerahkan semua kepada Tuhan.

Alzam turun dari kamar dengan penampilan barunya. semua pelayan di rumah itu menatap tuan muda mereka dengan begitu takjub. Ketampanan Alzam tidka di ragukan lagi tapi karena Alzam mendapatkan tatapan seperti itu Lelaki itu memberhentikan langkahnya.

kedua tangannya menyentuh wajahnya, " apakah aku berpenampilan aneh," batin Alzam. Namun Alzam bari mengingat yang Ia lupa. Lelaki itu berbalik menuju kamarnya mencari sebuah masker dan air phone yang bisa ia gunakan.

Sekedar informasi, Alzam tidak mengikuti ospek seperti mahasiswa biasanya, Kenzo dan Abraham sudah memberitahukan kondisi Alzam kepada pihak kampus hingga khusus Alzam yang tidak melakukan kegiatan ospek mahasiswa baru.

Di dalam mobil Kenzo hanya menggelengkan kepalanya melihat Alzam sedikit ketakutan. tangannya tidak bisa tenang untuk bergerak dan cucuran keringat terlihat di sekitar pelipis wajahnya.

"Kau akan berkuliah bukan untuk melamar kerja! tidak perlu takut seperti itu," ucap Kenzo dengan lembut.

mendengar ucapan Kenzo lelaki itu seperti biasa tidak merespon apapun. Alzam hanya menatap ke arah luar jendela saat Kenzo mulai berjalan meninggalkan rumah mereka. Rumah yang hampir 10 tahun Alzam tepati tanpa keluar selangkah pun.

Alzam begitu takjub melihat suasana di luar. seperti Tarzan yang di serial TV begitulah ekpresi wajah Alzam saat ini. untung saja masker menutupi wajah polos Alzam.

Beberapa kali Alzam menanyakan tempat yang belum pernah ia lihat. Kenzo tentu menjawabnya dengan santai hingga tak terasa mereka sudah memasuki area kampus.

Kaki Alzam begitu gemetar dan rasa gugup seketika menghantuinya. melihat orang-orang yang berada di luar seakan menatap Alzam yang berada di mobil. Tatapan yang sangat Alzam benci.

Alzam tertunduk, suara hinaan waktu kecilnya terngiang dengan jelas. Namun seketika Alzam merasakan sentuhan tangan Kenzo menyentuh pundaknya.

"Tidak apa-apa ada aku," ucap Kenzo.

"ayo turun!," ajak Kenzo.

saat Kenzo bari saja keluar dari mobil semua mahasiswa berteriak histeris melihat pangeran mereka yang baru saja. Yah, Kenzo salah satu pria terpopuler di kampus itu apalagi Kenzo memang memiliki ketampanan luar biasa tetapi akan kalah jika bersaing dengan Alzam.

Alzam menutup kedua matanya, tangannya begitu gemetar membuka pintu mobil. Tapi ternyata Kenzo membukanya dari arah luar, mengulurkan tangannya untuk Alzam. Alzam hanya menepis tangan Kenzo.

"aku bukan seorang wanita," ujar Alzam langsung keluar dari mobil.

Banyak wanita menatap ke arah Alzam, mereka berbisik-bisik siapa lelaki di samping Kenzo?, Apakah dia adik Kenzo hingga masih banyak lagi pertanyaan yang terlontar dari mulut mahasiswi di sana.

Alzam yahh tidak nyaman mendapatkan tatapan itu, hanya bisa berjalan menundukkan kepalanya mengekor di belakang Kenzo.

Kenzo mengantar Alzam sampai di kelas nya, Alzam benar-benar begitu takut. lengan kekar Kenzo tak pernah Alzam lepas hingga Alzam memanggil satu wanita yang mungkin bertanggung jawab atas kelas dan prodi nya atau mungkin sering disebut sebagai ketua tingkat.

"Azkia," panggil Kenzo. wanita itu berbalik saat namanya terpanggil. wajah yang begitu kecil dan sangat Babay face membuat Alzam terdiam seketika.

senyumnya yang begitu manis membuat siapa saja akan terpanah dengan paras wajah Azkia.

Azkia menghampiri Kenzo, wanita itu mengenal Kenzo karena Kenzo senior yang melakukan ospek kepada mahasiswa baru.

"Iya kak Kenzo," ucap Azkia.

semua wanita yang berada dalam kelas itu begitu iri kepada Azkia, ingin sekali di panggil oleh Kaka senior terkenal seperti Kenzo.

Tetapi di sisi lain, mereka sangat penasaran dengan lelaki yang berada di samping Kenzo sejak tadi hanya terdiam di balik maskernya.

"Aku titip sepupuku, jaga dia Azkia, aku memercayai mu sebagai ketua tingkat"" ucap Kenzo.

Azkia menganggukan kepalanya, lalu mengulurkan tangannya ke arah Alzam tetapi Alzam tidka membalasnya. lelaki itu hanya menyebut namanya.

"masuklah Alzam," pinta Kenzo.

Alzam pun masuk bersama Azkia menyuruh Alzam untuk memilih kursinya sendiri. Alzam Memilih duduk di bangku paling belakang di pojokan dekat jendela, hanya tempat itu yang paling aman menurut Alzam saat ini.

Hari pertama Alzam berkuliah masih terlihat normal, para wanita dalam kelasnya juga tak menggubris kehadiran Alzam apa mungkin karena masker yang alzam gunakan membuat wajah tampannya tak terlihat.

'Dasar Alzam bau, Alzam seorang pembunuh lihat lah! mamanya mati saat melahirkan Alzam! Dasar anak bau dan pembunuh,' ucapan itu kembali Menghantui diri Alzam.

Alzam tertunduk menutup kedua telinganya dengan Air phone .

"Jangan sekarang...! pergilah sialan..! "

Bersambung...

jangan lupa untuk:

👍 Like

💬 Komentar

❤️ favorit

🎟️ Vote

☕🥀 Berikan hadiah jika kalian menyukai novel ini

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!