Masa Lalu

Masa Lalu

Selesai makan, Kevin berlalu pergi begitu saja tanpa mengatakan sepatah kata pada Hana. Kevin meninggal kan Hana yang saat itu masih menghabiskan makanan.

"Bibi!," Panggil Kevin di ruang tengah. Bi Ijah yang saat itu sedang berada di belakang rumah masih membersih kan kolam renang, ia pun dengan cepat berlari ke ruang tengah.

"Ada apa tuan?," Tanya bi Ijah. Wanita tersebut masih memegang sebuah jaring kecil pembersih kolam.

"Bi, tolong jaga wanita itu. Jangan sampai dia kabur dari rumah," Titah Kevin.

"Baik tuan." Balas bi Ijah mengiyakan.

Kevin berjalan keluar rumah dan masuk ke mobil. Ia mulai mengemudi dan menjauh dari rumah hingga tidak terlihat lagi. Sementara di rumah, Setelah menghabis kan makanan. Wanita itu menghampiri bi Ijah yang saat itu sedang mengatup pintu utama dan mengunci nya.

"Bi, kemana laki-laki itu pergi?," Tanya Hana penasaran.

"Laki-laki itu siapa?, itu suami nona Hana," Ucap Bi Ijah.

"Iya. Maksud ku, dia pergi kemana?," Tanya Hana.

"Bibi tidak tau. Tuan Kevin tidak pernah memberitahu bibi kemana ia pergi," Jelas bi Ijah sembari berjalan untuk kembali membersih kan kolam renang di bagian belakang. Hana mengikuti bi Ijah dari belakang.

"Bi, apa Kevin seorang pembunuh?," Tanya Hana. Bi Ijah yang mendengar pun memutar kepala nya melihat ke Hana.

"Nona, kemari ikut bibi ke belakang," Bi Ijah menarik tangan Hana menuju kolam renang.

"Ada apa bi?," Tanya Hana.

"Nona, jangan pernah menanyakan pertanyaan itu lagi di rumah ini. Jika tuan Kevin mendengar nya, dia bisa marah pada nona," Tutur bi Ijah. Terlihat jelas ketakutan yang terdengar dari wanita tua tersebut.

"Dia tidak ada di rumah. Tidak mungkin dia bisa mendengar nya," Hana menghela nafas panjang nya.

"Bisa nona. Di rumah terpasang alat perekam suara. Sewaktu-wakut tuan Kevin memeriksa nya, nona bisa saja di marahi oleh tuan," Bisik bi Ijah. Hana yang mendengar pun sejenak terdiam karena ketakutan.

"Maaf bi. Aku tidak tau," Hana berkata dengan penuh ketakutan. Kedua mata nya melihat-lihat ke sekeliling nya.

"Jika di bagian sini, tidak ada alat penyadap nona. Jadi tidak apa-apa," Jelas bi Ijah. Hana yang mendengar pun terasa lega mendengar nya.

"Bi, kenapa bibi mau berkerja di rumah ini?," Tanya Hana dengan suara yang sangat pelan.

"Karena tuan Kevin lah yang menyelamatkan bibi dari orang jahat," Jelas bi Ijah sembari duduk di sebuah kursi santai di bawah payung di tepian kolam. Hana pun ikut duduk bersebelahan dengan bi Ijah di kursi yang berdampingan.

"Meneyelamat kan?, maksud bibi?," Tanya Hana penasaran. Hana terlihat begitu tak sabar untuk mendengar nya.

"Iya. Dulu bibi mempunyai hutang di rentenir, karena bunga yang harus di bayar dua kali lipat dari pinjaman, membuat bibi tidak bisa melunasi nya," Bi Ijah kembali mengenang beberapa tahun lalu.

"Untung nya Nyonya Elis mau membantu bibi melunasi hutang tersebut," Tutur bi Ijah. Hana yang mendengar pun di buat bingung dengan perkataan bi Ijah. Hana tak tau siapa Elis dan apa hubungan nya dengan Kevin.

"Nyonya Elis yang bibi maksud itu siapa?," Tanya Hana dengan mengangkat satu alis nya.

"Nyonya Elis ialah mama nya Kevin," Jawab bi Ijah dengan melihat ke Hana.

"Jadi alasan bibi berkerja di sini karena mama nya Kevin pernah menolong bibi?," Tanya Hana.

"Iya. Itu lah alasan bibi berada di rumah ini," Jelas bi Ijah.

"Nyonya Elis saat ini tinggal di mana?, aku tidak pernah melihat orang lain di rumah ini selain bibi dan bodyguard di luar?," Tanya Hana. Mengingat di rumah besar tersebut yang Hana lihat hanya bi Ijah dan beberapa bodygurt yang berjaga di luar rumah. Selebihnya, Hana tidak melihat mama nya Kevin.

"Nyonya Elis sudah meninggal di saat Kevin masih anak-anak. Nyonya Elis meninggal karena di tikam oleh seorang rentenir tempat bibi berhutang," Jelas bi Ijah dengan mata yang sudah mulai berkaca-kaca.

"Meninggal? Lalu selama ini Kevin tinggal dengan siapa?," Tanya Hana.

"Hanya tinggal bersama bibi di rumah ini. Sebelum meninggal, nyonya Elis sempat berpesan pada bibi. Ia meminta bibi untuk menjaga dan merawat tuan Kevin," Jelas bi Ijah.

"Papa Kevin apa masih ada bi?," Tanya Hana lagi.

"Masih. Tapi hubungan tuan Kevin dan tuan Preslo tidak baik. Tuan Kevin sangat membenci tuan Preslo,"

"Kenapa?," Tanya Hana lagi.

"Ternyata nona Hana terlihat sangat penasaran," Bi Ijah menatap Hana dengan tersenyum.

"Hana tidak bisa mendengar sepotong-sepotong cerita. Hana lebih suka mendengar cerita sampai akhir bi," Kekeh Hana. Bi Ijah pun melanjut kan ceritanya.

"Karena beberapa hari setelah kematian nyonya Elis, tuan Kevin tak sengaja melihat tuan Prislo tidur bersama wanita lain di kamar nyonya Elis. Melihat hal itu, tuan Kevin benar-benar marah dan berteriak di depan tuan Prislo. Tuan Prislo mencoba menenangkan putra nya namun tak sengaja menampar tuan Kevin yang masih kecil. Tuan Kevin pun akhir nya berlarian keluar dari kamar dan mengatakan semua nya pada bibi," Jelas bi Ijah.

Hana yang mendengar cerita tersebut ikut merasa terenyuh mendengar masa lalu Kevin. Hana tak menyangka jika Kevin mengalami masa kecil sesedih itu. Hana tanpa sadar menitikan air mata mendengar cerita dari bi Ijah.

"Nona, kenapa menangis?," Tanya Bi Ijah dengan memegang kedua bahu Hana dan menatap mata Hana yang mulai kebanjiran air mata.

"Tidak apa-apa bi. Hana hanya merasa sedih mendengar masa lalu Kevin," Hana menepis air mata nya dan mengganti kan nya dengan senyuman di depan bi Ijah.

"Masa lalu tuan Kevin memang sepahit itu. Semenjak itu, sikap tuan Kevin menjadi dingin. Sejak kematian nyonya Elis, tuan Kevin tidak pernah tersenyum hingga sekarang," Sambung bi Ijah.

"Setelah lulus kuliah, tuan Kevin memilih bergabung menjadi mafia. Ia berlatih begitu keras agar ia bisa di terima oleh ketua mafia. Hingga akhir nya ia di terima dan bisa di angkat sebagai ketua mafia," Jelas bi Ijah.

"Tapi kenapa harus menjadi seorang mafia bi?," Tanya Hana.

"Tuan Kevin ingin membalas kematian nyonya Elis. Karena pada masa itu ia tidak bisa membunuh rentenir yang membunuh nyonya Elis, itu lah sebab nya tuan Kevin bergabung dengan Mafia. Hingga akhir nya ia berhasil bergabung, dan berhasil membunuh kepala rentenir dengan brutal untuk membalaskan dendam nya," Ucap Bi Ijah.

"Jika dendam nya sudah terbalas, mengapa ia masih menjadi seorang mafia?," Tanya Hana lagi. Wanita itu terlihat sangat penasaran dan rasa penasaran nya tersebut belum selesai jika ia tidak mengetahui sepenuh nya. Itu lah Hana.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!