Setelah Menikah

Setelah Menikah

Sesampai nya di sebuah rumah, Hana berjalan mengikuti Kevin di depan nya. Ia terus berjalan tanpa bertanya apa pun pada Kevin. Sesampainya di sebuah kamar, Kevin masuk kekamar tersebut, namun Hana malah berhenti tepat di depan pintu kamar. Hana melihat ke arah Kevin dengan penuh kewaspadaan.

"Apa yang kau lihat di sana?, masuk lah." Kevin menarik tangan Hana dengan kasar dan menghempas kan tubuh Hana di atas sofa yang berukuran luas.

"Akhh, sakit," Rintih Hana dengan memegang tangan nya yang sempat di tarik oleh Kevin dengan kasar.

"Kau harus melayani ku. Aku sudah membeli mu!," Kevin berjalan perlahan mendekati Hana. Bibir tipis berwarna merah muda terlihat begitu menarik di kedua mata Kevin. Tangan nya beralih memegang wajah wanita di hadapan nya saat ini. Tanpa menunggu lama, Kevin langsung mencumbu bibir Hana yang membuat Hana sulit untuk bernafas. Hana berusaha untuk melepaskan diri dari lelaki yang di hadapan nya sekarang ini, namun sayang nya ia tak sekuat Kevin yang di atas nya.

"Diamlah. Aku akan melakukan nya dengan kasar jika kau terus memberontak." Gumam Kevin sejenak. Hana yang mendengar pun akhir nya terdiam dengan kedua mata yang mulai berkaca-kaca. Ciuman berlangsung begitu lama namun tak ada balasan dari Hana yang hanya terdiam dengan mata yang mulai membanjiri kedua pipinnya.

Tanpa memperdulikan Hana yang menangis, Kevin terus menyapu bibir Hana. Kevin menikmati bibir wanita yang sekarang sudah menjadi istri nya tersebut yang tadi nya tidak dapat ia sentuh karena Hana meminta ia menikahi nya sebelum menyentuh nya. Tangan kanan nya mendekat erat tubuh Hana. Kevin tak memberi ruang atau pun celah hingga membuat Hana kesulitan bernafas. Kevin perlahan membuka pakaian yang melekat pada tubuh Hana. Hana yang di perlakukan seperti itu pun hanya bisa terdiam menahan tangis dengan pasrah. Setelah semua pakaian berhasil di lepaskan, Kevin kembali melakukan aksi nya. Lelaki itu kembali mencium bibir Hana dan perlahan berpindah ke leher. Kedua tangan lelaki itu juga mulai bermain-main di bagian bawah Hana.

Kevin melakukan aksi nya tersebut malam ini hingga benar-benar selesai. Setelah berakhir dengan aksi nya tersebut, Kevin pun keluar dari kamar dan meninggal kan Hana yang saat itu masih berada di sofa.

"Ternyata masih ada gadis yang masih bisa menjaga kesucian nya." Ucap Kevin di dalam hati nya. Kevin memungut baju dan pakaian nya dan keluar dari kamar.

Setelah kepergian Kevin, tangis Hana pecah. Ia menangis dengan sangat histeris. Hana benar-benar tidak menyangka jika nasib nya berakhir begini. Hana menangis dengan memeluk sebuah bantal dan meremas nya dengan kuat berusaha untuk meluap kan emosi nya.

"Hiksss...hiksss. Paman, padahal aku selalu berbuat baik pada mu. Tapi mengapa kau malah memberikan aku pada seorang lelaki." Gumam Hana di sela-sela isakan tangis nya. Hana menangis dengan tersedu-sedu.

"Ya tuhan. Cobaan apa lagi yang kau beri pada ku sekarang ini?," Ucap Hana sembari menghapus air mata nya yang mengalir begitu deras membasahi kedua pipi mulus nya.

Setelah beberapa menangis, Hana pun turun dari sofa dan memungut baju-baju nya. Hana berjalan dengan perlahan karena bagian bawah nya terasa begitu perih. Saat turun, Hana memperhatikan percikan darah yang menempel pada sprey. Hana yang masih menangis, dengan kasar menarik sprey tersebut dan membuang nya ke dalam tempat sampah yang terletak di dalam kamar tersebut. Hana menginjak-injak sprey tersebut dengan penuh kepedihan.

Hiks..hiks....

Dengan keadaan yang masih menangis, Hana memakai kan baju nya seperti semula. Hana meratapi diri nya. Ia sama sekali tak terpikir kan dengan pernikahan nya ini. Ketika semua orang menikah di dasari karena cinta, berbeda dengan diri nya yang menikah di dasari karena hutang.

* * * *

Di tengah malam, Kevin kembali ke kamar. Ia mendapati wanita tersebut terlihat sedang meringkuk di atas sofa tanpa selimut dan juga sprey. Kevin berjalan mendekati Hana dengan perlahan. Ia menatap wajah sayu wanita itu yang terlihat telah tertidur. Kevin menyadari jika Hana sehabis menangis. Terlihat jelas kedua mata Hana yang sembab dan bengkak.

"Dimana dia meletakan selimut dan sprey?," Pikir Kevin dengan melihat-lihat di sekeliling ruangan. Terlihat selimut yang terletak di atas tong sampah di dekat lemari. Kevin pun beranjak mengambil selimut tersebut.

"Apa yang salah dengan selimut dan sprey? berani sekali dia membuang milik ku," Kevin mengambil selimut tersebut dan ternyata di bawah selimut juga ada sprey yang telah Hana masukan ke dalam tong sampah.

Kevin membawa selimu dan sprey kembali ke atas sofa. Namun saat meletakan nya, Kevin melihat sprey yang terkena percikan darah. Kevin akhirnya mengerti mengapa Hana membuang sprey tersebut.

"Kau marah karena aku?, sudah syukur aku mau hutang Paman mu di gantikan oleh mu. Jika aku mau, aku bisa saja membunuh kau dan paman mu sebagai pengganti hutang Paman mu itu." Gumam Kevin dengan senyuman miring nya menatap ke arah Hana yang masih tertidur.

Kevin membawa sprey dan selimut ke luar kamar dan meminta pelayan nya untuk mencuci nya. Ia mengambil sprey baru di dalam lemari dan mengganti nya sendiri. Sebelum memasang sprey, Kevin sempat memindah kan Hana yang tertidur. Setelah selesai, Kevin pun kembali meletakan Hana di atas sofa.

"Ternyata bumi ini begitu sempit. Orang yang pernah menipu ku, secara tak sengaja bertemu lagi." Kevin duduk di tepian sofa sembari memandangi Hana.

"Memang tuhan meminta ku untuk membalas nya, Hana," Ucap Kevin dengan mengangkat ujung bibir nya ke atas.

Mengingat bagaimana Hana menipu nya dulu, membuat Kevin benar-benar marah dan murka. Hana yang saat itu sengaja mendekati nya dan mengatakan mencintai nya, ternyata memanfaat kan nya saja hanya karena demi sejumlah uang. Hal tersebut membuat Kevin benar-benar marah dan merasa sangat terkhianati. Mengenang kembali kejadian itu membuat Kevin benar-benar marah pada Hana. Kevin akhir nya memilih untuk keluar dari kamar, ia meraih kunci mobil nya di dalam saku kemeja yang menggantung di lemari nya dan berjalan keluar dari kamar.

"Bibi, tolong jaga wanita itu. Jangan sampai ia melarikan diri dari sini," Pesan Kevin saat bertemu pelayan nya di ruang tamu.

"Baik tuan. Akan bibi jaga sesuai dengan perintah tuan," Ucap pelayan tersebut.

"Jika wanita itu masih keras kepala ingin meninggal kan rumah, minta pak Jo yang menangani nya bi," Titah Kevin dengan berlalu pergi keluar dari rumah.

"Siap, tuan." Balas Pelayan.

Sesampai nya di luar, Kevin masuk ke dalam mobil dan mulai mengemudi menjauh dari rumah. Seperti biasa nya, Kevin keluar rumah untuk ke markas nya. Sebagai ketua Mafia, tentu ia harus selalu ada di markas nya bersamaan dengan anak buah nya di sana.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!