Meminta petunjuk

Benar saja, Hilwa sengaja bangun tengah malam untuk meminta petunjuk dari Sang Maha Pencipta di sepertiga malam.

Disaat semua orang sedang terlelap. Hilwa bangun dari tidurnya, karena seperti seseorang sudah membangunkannya. Mungkin karena memiliki niat, jadi alam bawah sadarnya yang mengingatkan.

Hilwa bergegas ke kamar mandi yang berada di kamarnya untuk berwudhu.

Malam yang dingin menelisik sampai ke kulit. Suasana di luar sangat sepi, Hilwa menggelar sajadahnya di samping tempat tidur.

Mengerjakan sholat istikharah untuk meminta petunjuk, agar dia merasa yakin tentang keputusan yang akan dia ambil.

Setelah selesai, Hilwa mencurahkan isi hatinya. Menumpahkan segala keraguan, agar jalan yang dia ambil adalah yang terbaik untuk kehidupannya.

Setelah beberapa saat, Hilwa membacakan amalan-amalan yang dia hapal. sampai akhirnya, dia tertidur di atas sajadah yang masih terbuka.

Waktu sudah memasuki subuh, suara adzan sebentar lagi berkumandang. Hilwa tiba-tiba terbangun dari tidurnya.

Dia telah bermimpi, menaiki perahu dengan seorang laki-laki yang dia kenal. Memakai pakaian putih yang senada, mendayung di atas permukaan danau yang tenang.

Sungguh indah, pemandangan di dalam mimpi itu. Dia berharap ini adalah sebuah pertanda baik yang dia terima.

Dan benar saja suara adzan sudah berkumandang, Hilwa masuk ke kamar mandi lagi dan mengambil wudhu. Melakukan sholat wajib 2 raka'at.

Hilwa sedikit termenung duduk di tempat tidur, berusaha mengingat semua mimpinya. Benar, mimpi itu sangat jelas dan seperti nyata.

Sepertinya orangtuanya pun sudah bangun, dia keluar dari kamar. Hendak menghampiri ibunya.

Bu Tini baru selesai melaksanakan sholat wajib. Dia melihat putrinya menghampiri dirinya. "Neng, bagaimana, apa kamu sudah melaksanakannya?"

" Sudah Bu. Hilwa langsung bermimpi bertemu kak Reno" ucapnya, setelah duduk di samping ibunya.

" Bagaimana nak Reno dalam mimpi kamu?"

Hilwa mencoba menarik nafas sebelum menceritakan kejadian di dalam mimpi. Dia sangat antusias berbicara kepada ibunya " Begitu Bu, yang Hilwa alami di mimpi tadi" Setelah selesai dia bercerita.

" Itu benar-benar sebuah petunjuk baik untuk kamu, nak. Sekarang janganlah ragu, untuk menerima pinangan dari nak Reno "

" Iya Bu, insyaallah kali ini Hilwa yakin untuk menjadi istri kak Reno"

* * *

Setelah malam itu, Hilwa memberitahu Reno bahwa ia sudah siap untuk menerima lamarannya.

Reno dengan tidak sabar, langsung membawa orangtuanya ke rumah Hilwa.

Singkat cerita mereka sudah melakukan pernikahan. Sebulan setelah acara lamaran.

Karena Reno tidak ingin menunda, untuk meminang sang pujaan hati.

Usia yang cukup matang dan mempunyai pekerjaan yang tetap. Menjadikan tekad Reno untuk segera membangun rumahtangga.

Untuk beberapa bulan, pengantin baru itu, tinggal di rumah orangtua Hilwa. Reno yang bekerja di perusahaan bank swasta, harus bolak balik ke tempat bekerja, menggunakan sepeda motor dengan jarak yang lumayan jauh.

Tidak ada yang berbeda dari kehidupan mereka saat berada di rumah orangtua Hilwa. Reno yang selalu di layani istrinya dan diperlakukan baik oleh orangtua Hilwa.

Orangtua Hilwa, sangat menghormati menantunya. Baik ayah atau ibunya, mereka sudah menganggap Reno sebagai anaknya sendiri. Karena Reno merupakan menantu pertama di keluarga Hilwa.

Ya, Hilwa hanya memiliki seorang adik lalaki yang masih duduk di bangku SD. Ayah Hilwa, bekerja sebagai guru di sekolah dasar Negeri. Sedangkan ibunya, hanya ibu rumahtangga biasa.

Saat pulang bekerja, Reno selalu mengeluh. Dia merasa cape, harus menempuh perjalanan yang jauh setiap hari untuk bekerja.

Akhirnya Reno membujuk istrinya, untuk pindah ke rumah orangtuanya.

Saat mereka sudah berada di tempat tidur, dengan di selimuti hawa dingin dan malam yang sepi, Reno memberitahukan niatnya.

" Neng, apakah kamu mau pindah ke rumah orangtua kakak? Ucap Reno yang berhati-hati.

" Kenapa kak, apa kakak tidak betah berada di sini?"

" Bukan begitu neng, kakak sangat betah tinggal di sini. Ibu dan bapak sangat baik. Tapi kakak cape kalau setiap kali kakak pulang bekerja. kamu tahu kan, tempat kerja kakak lumayan jauh dari sini" ucap Reno panjang lebar.

Hilwa mencoba memahami perkataan suaminya. " Kakak harap kamu bisa memahami situasi kakak, dan mau ikut pindah ke rumah orangtua kakak".

Setelah menimbang-nimbang baik buruknya, akhirnya Hilwa bersedia menuruti keinginan suaminya.

" Baiklah kak, jika itu yang kakak inginkan. aku akan mencoba mengalah untuk kebaikan kita bersama".

Reno pun tersenyum. Dia selalu bangga pada istrinya, Hilwa seorang istri yang penurut dan bijaksana. Walaupun usianya masih muda, tapi dia mempunyai kedewasaan dan sikap yang baik dalam kehidupannya sehari-hari.

Pagi ini Reno dan ayahnya Hilwa sedang berada di rumah. Karena ini akhir pekan, jadi mereka gunakan sebagai waktu beristirahat saja di dalam rumah.

Orangtua Hilwa sedang duduk di teras, mereka bersantai sambil menikmati suasana sejuk di sekitar rumah. mereka bercengkrama, sesekali matanya menatap ke arah halaman rumah yang di penuhi berbagai macam tumbuhan dan bunga.

Melihat orangtuanya yang sedang bersantai, Hilwa dan Reno mencoba menghampiri mereka.

" Eh neng, nak Reno. ayo duduk di sini !" ajak ayahnya Hilwa menunjuk kursi yang masih kosong.

Mereka pun duduk berhadapan dengan orangtua Hilwa. " eummm pak, Bu. sebelumnya saya mau berterimakasih kepada bapak dan ibu sudah mau membiarkan kami tinggal di sini" Reno yang membuka pembicaraan.

Orangtua Hilwa sedikit terkejut dengan perkataan menantunya. tapi mereka membiarkan Reno untuk menyelesaikan perkataannya.

" Saya mau meminta izin, untuk membawa Hilwa ikut ke rumah orangtua saya"

deg. . .

" Ada apa nak, kenapa tiba-tiba ingin pindah ke dari sini?" ibu Hilwa yang cemas dengan niat menantunya. Apakah dia telah membuat kesalahan atau pernah menyinggung menantunya tanpa sengaja.

" Tidak ada apa-apa Bu, kak Reno hanya cape kalau harus bolak-balik berangkat kerja dari sini. ibu kan tahu, tempat kerja kak Reno lumayan jauh" Hilwa yang ikut menjelaskan

Orangtua Hilwa diam sesaat, mereka berpikir apa tidak apa-apa mereka tinggal di rumah orangtua Reno?

" Baiklah kalau itu niat kalian. Bapak dan ibu tidak bisa mencegahnya. Kalian mempunyai hak, untuk memutuskan di mana kalian akan tinggal" Setelah mereka berpikir akhirnya mereka harus mengalah.

" Terimakasih pak, Bu" ucap Reno yang bahagia.

" Tapi bapak titip, putri bapak ya nak. Jaga dan sayangi dia. walaupun bapak sangat berat hati untuk berjauhan dengan putri bapak, tapi bapak sudah tidak mempunyai hak atas Hilwa. Bapak sudah menyerahkan Hilwa sama kamu, jangan pernah kamu sakiti hatinya. Jika suatu saat, kamu sudah tidak mencintai putri bapak, jangan pernah sakiti dia, kembalikanlah Hilwa kepada bapak. Bapak akan menerimanya kembali. jika bapak masih di berikan umur yang panjang " Ayah Hilwa memberikan nasihat kepada menantunya dengan mata yang mengembun. beliau sudah mencurahkan isi hatinya.

" Insyaallah pak, saya akan mengingat nasihat bapak. dan saya berjanji akan selalu menjaga dan menyayangi Hilwa" Reno yang bersungguh-sungguh.

Setelah mendapatkan izin dari orangtua Hilwa. Reno akan membawa Hilwa sore ini. Dia sudah pernah membicarakan ini kepada kedua orangtuanya, dan mereka pun menyetujui keinginan putranya.

Terpopuler

Comments

Desnisa Sitorus

Desnisa Sitorus

suka dengan ceritanya

2023-03-04

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 60 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!