Sepanjang malam itu cerita cerita yang penuh dusta meluncur dari mulut Tyas ,dia mengarang cerita bahwa dirinya adalah kerabat dari keraton supaya Steve lelaki yang baru di kenalnya itu terpesona.
Selain itu dia mengarang cerita bahwa dia dalah pemegang saham di salah satu Perusahaan bumn bonafide dengan persentase yang cukup menggiurkan.
"Woow really?I know that company, that company is engaged in mining, right?!."
" Yeah." Tyas tersenyum penuh rasa congkak.
Menjelang pesta usai Steve memberinya kartu nama mata bulat Tyas nyaris melompat keluar saat membaca kartu nama yang steve sodorkan.
Bagaimana tidak, Steve adalah seorang chairman dari salah satu hotel yang mempunyai jaringan hampir di seluruh dunia itu.
" Ok Alisha see you next." Ucap Steve seraya melenggang meninggalkan dirinya.
" OK bye."
Sepanjang perjalanan pulang senyum senantiasa terkembang di bibirnya, ia merasa jalannya semakin mudah untuk mewujudkan ambisinya.
" Yess finally.!" Gumamnya.
Seperti biasa pagi hari ia sarapan bersama keluarga angkatnya. Di tengah tengah menikmati sarapan Amira Prasodjo mengatakan bahwa beliau akan mengunjungi putranya yang sedang menempuh pendidikan di UK. Dan akan tinggal selama beberapa minggu disana.
" Sayangnya kamu tidak bisa ikut Tyas, padahal ibu ingin mengajak kamu berkenalan dengan abang mu disana." Seloroh Amira.
" Iya bu sayang sekali saya padat jadwalnya."
Disaat bersamaan matanya bersirobok dengan pandangan mata ayah angkatnya.
Lambang Prasodjo ayah angkatnya menatapnya dengan pandangan yang sulit di mengerti.
Harus di akui meskipun berusia sudah setengah abad wajah dan tubuh Lambang Prasodjo masih sangat terawat.
Lelaki yang menjadi ayah angkatnya itu terlihat begitu berwibawa.
" Jadi kapan rencananya ibu berangkat ke UK?." Tanya Tyas berbasa basi.
" Besok pagi penerbangan pertama."
Keesokan harinya mereka diantar supir berangkat menuju bandara mengantar Amira Prasodjo.
" Take good care honey." Ucap Lambang prasodjo seraya mengecup kening istrinya.
" Ibu hati hati disana ya salam buat mas Harsha." Tyas memeluk dan mencium pipi ibu angkatnya itu.
Tidak lama setelah ibu angkatnya itu masuk kedalam untuk chek in mereka bergegas meninggalkan bandara.
" Kasus apa yang kamu pegang Tyas." celetuk ayah angkatnya. Saat mereka dalam perjalanan pulang.
"Korupsi pak."
" Hati hati kamu gunakan nurani mu." Timpal ayah angkatnya .
Tyas hanya mengangguk tidak berani menatap mata ayah angkatnya itu karena saat menatap wajah ayah angkatnya itu ada getaran yang tidak biasa yang bergejolak di dalam hatinya.
Tyas membayangkan berada di pelukan lelaki bertubuh tinggi besar tapi ia sadar bahwa itu adalah ayah angkatnya. Semakin kuat Tyas berusaha menepis rasa itu semakin kuat wajah ayah angkatnya menari nari di benaknya.
Dikantor ia tidak bisa konsentrasi ia terbayang wajah ayah angakatnya itu.Fantasinya berkembang liar hanya dengan membayangkan figur Ayah angkatnya saja dia sudah bisa merasakan betapa hangat berada di pelukan lelaki bertubuh tinggi besar itu.
Malamnya Tyas di landa gelisah Bayangan wajah ayah angkatnya melekat kuat dalam benaknya.
Entah sudah berapa kali tyas membolak balikan tubuhnya diatas kasur empuk itu, namun matanya sulit untuk terpejam. Tiba tiba terdengar ketukan dari pintu kamarnya. Tyas tidak segera membuka namun ia ingin memastikan bahwa dia tidak sedang berhalusinasi di tengah malam itu.
Tok Tok tok!
" Tyas buka pintunya." Sebuah suara yang amat sangat dia kenali, ya suara itu adalah suara ayah angkatnya. Mau apa tengah malam begini ayah angkatnya itu mengetuk puntu kamarnya? Pikirnya.
Tyas memutar anak kunci pintu kamarnya secara perlahan.Begitu pintu kamar terbuka ayah angkatnya itu sudah berdiri di depan kamarnya dengan memakai piyama model kimono sehingga Tyas dapat melihat sedikit bulu bulu halus yang tumbuh di dada bidang ayah angkat nya itu.
Belum sempat Tyas bertanya apa tujuan ayah angkatnya datang ke kamarnya tengah malam begini ayah angkatnya langsung mendekap Tyas dan menutup pintu kamar dan menguncinya.
" Pak kenapa bapak kemari?." Ujar tyas
" Shhhtt sudah lama bapak memandam rasa ini pada kamu."
" Tapi pak ini tidak benar, saya tidak bisa mengkhianati ibu." Ucap tyas perlahan , namun sesungguhnya ia begitu menikmati dekapan lelaki bertubuh tinggi besar ada kedamaian yang ia rasakan.
" Shhht..sudah kita nikmati saja malam ini." Ayah angkatnya menatap wajah Tyas dengan pandangan penuh gairah tanpa membuang buang waktu lelaki setengah baya itu mulai ******* bibir tipis Tyas kemudian perlahan turun ke leher jenjang Tyas.
Tyas tidak kuasa menolak apa yang di lakukan ayah angkatnya itu ia justru meresapi tangan kekar berbulu halus itu menjamah setiap jengkal tubuhnya.
Sesaat kemudian kedua insan berlainan jenis itu sudah terlibat dalam permainan panas yang terlarang.
Tyas mengerang dan menjambak rambut ayah angkatnya itu saat lelaki itu memainkan lidahnya di puncak bukit kembarnya.
" Sayang tubuh mu begitu sempurna." bisik ayah angkatnya di telinga Tyas sebelum lidahnya kembali menjelajahi tubuh sintal Tyas.
Tyas hanya tersenyum dia tidak mampu berkata kata karena memang dia begitu mendambakan sentuhan dari lelaki yang jadi ayah angkatnya itu.
" Arrrhghhgggghhh." Tubuh ayah angkatnya bergetar hebat peluh sebesar biji jangung membasahi wajah lelaki setengah baya yang masih atletis itu.
Kemudian terkulai di samping Tyas . Lima belas menit kemudian Lambang Prasodjo berjalan kearah kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
" Jangan sampai ibu tahu, kamu harus bermain cantik." Ucap ayah angkatnya seraya memberikan black card ke telapak tangan tyas.
" Belilah apa pun yang kamu mau, ingat bermain cantik." sebelum meninggalkan kamar Tyas Lelaki setengah baya itu mengecup kening tyas dengan mesra.
Tyas memandangi kartu kredit blackcard itu ia tersenyum culas , selain mendapat kenikmatan ia juga mendapat limpahan materi.
" Maafkan saya bu Amira." Gumamnya seraya menyimpan kartu pemberian ayah angkatnya itu.
Siang nya saat jam makan siang Tyas menyambangi sebuah mall mewah dia masuk ke sebuah toko berlian, disana dia memilih milih cincin yang ia idam idam kan sejak dulu yang mirip dengan milik artis yang pernah ia tonton di acara gossip itu.
Tyas sedikit terkejut saat membayar cincin yang ia pilih harganya 10 kali lipat dari gajinya dengan tangan gemetar ia mengeluarkan kartu pemberian ayahnya angaktnya sebagai imbalan telah memberikan kepuasan pada ayah angkatnya itu.
Penjaga toko berlian menerima kartu itu dan melirik Tyas sebelum menggesek nya Tyas menunggu dengan harap harap cemas saat penjaga toko sedang memproses transaksinya.
Tidak lama penjaga toko itu tersenyum dengan sangat ramah seraya memberikan paperbag mewah dan mengembalikan kartunya , penjaga toko membukakan pintu dan membungkuk hormat.
Tyas tak henti hentinya memandangi cincin berlian di jemarinya. Senyum congkak tersungging di bibir tipisnya. Ia tidak lagi merasa lapar saat melihat cincin idaman nya berhasil ia dapatkan dengan mudah.
Ia kembali kekantor dengan wajah sumringah secerah langit Jakarta yang tanpa awan ini siang ini.
" Tyas bagaimana peerkembangan kasus yang kamu tangani?." Ujar Pak Lukman atasannya setibanya ia di kantor.
" Selama ini sich berjalan baik pak, meski awalnya client tidak kooperatif." Sahut Tyas.
" Ok saya percaya kamu bisa, jangan kecewakan saya khusunya client kita."
" Baik pak, saya akan berusaha semaksimal mungkin."
Selama Amira Prasodjo berada di luar negeri selama itu pula Tyas dan ayah angkatnya kerap memadu kasih yang berujung dengan permainan panas yang terlarang.
Tyas telah gelap mata kini yang ada di benak nya adalah bagaimana ia segera mewujudkan mimpi mimpinya dengan jalan apa pun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments