“ Ayo tyas jangan norak tinggal lima Langkah lagi.”Ujar Tyas dalam hatinya akhirnya ia berhasil melalui anak tangga yang di desain meliuk itu ia tak sabar ingin membuka pintu kamarnya.
Braaak!!
Tyas sudah tidak bisa mengontrol kesadaran nya ia jatuh terjerembab di depan pintu kamarnya rasa pusing dan mual isi perutnya serasa di aduk aduk dan ingin berontak keluar.
Susah payah ia berusaha mencari sesuatu untuk menjadi tumpuan tapi tidak ada yang bisa ia gapai.
Akhirnya dia berjalan layaknya ular yaitu melata,tubuhnya benar benar lemas serasa tidak bertulang maklum saja dari kecil hingga berusia 22 tahun belum pernah mengenal minuman berakohol.
Dia terus merayap menuju toilet dalam kamarnya.
Huuuuek ..hueeek …hueeek! Tyas memuntahkan semua isi perutnya kedalam lubang closet itu keringat dingin mulai bercucucran membasahi wajahnya setelah berjongkok selama 30 menit di depan lubang closet dan memuntah kan semua isi perutnya tyas merasa badanya lebih ringan.
Ia mencoba berdiri dengan bertumpu pada pinggiran lubang toilet itu .
Huups! Akhirnya ia bisa berdiri meskipun masih sedikit sempoyongan ia membasuh wajah nya di kran wastafle untuk menghilangkan sedikit rasa pengar.
Percikan air di wajah nya tak juga mampu membuat nya terjaga akhirnya ia tertidur tanpa sempat mengganti pakaian.
Ia tersadar saat mendengar ketukan cukup keras dari luar kamarnya.
TOK..TOK..TOK!
Tyas menggeliat merentangkan tangan nya , matanya terasa silau terkena pantulan sinar matahari yang menerobos masuk melalui jendela yang sedikit tersingkap gordennya ia turun berjalan kearah jendela sebelum berjalan menuju pintu.
Di depan pintu Mbok Marni sudah berdiri dengan wajah yang sangat masam .
Karena sudah tahu apa yang akan terjadi tyas enggan bertanya ada keperluan apa pembantu keluarga Prasodjo itu mengetuk pintu kamarnya.
Tyas hanya berdiri mematung tanpa sepatah kata pun sejenak dua insan manusia itu hanya saling menatap tanpa ada kata yang terucap dari mulut mereka.
Mbok Marni akhirnya membuka suara untuk memecah suasana kaku diantara mereka .
“Mau bersihkan kamar.” Ujar Mbok Marni tanpa basa basi. Tyas yang sudah muak dengan sikap Mbok Marni yang bersikap tidak bersahabat dengannya pun membalas dengan perbuatan yang sama dia hanya menggeser tubuh nya agar perempuan berusia senja itu bisa masuk kedalam kamarnya , tanpa berkata sepatah kata pun.
Setelah Mbok Marni keluar dari kamarnya Tyas bergegas masuk kekamar mandi untuk membersihkan diri ,rumah megah milik keluarga Prasodjo ini terasa sunyi dua anak lelaki mereka sedang menempuh Pendidikan di luar negeri sedangkan suami istri itu sibuk dengan kegiatan masing masing.
Tyas hari ini tidak masuk kantor alhasil seharian hanya mendekam di dalam kamar yang penuh dengan fasilitas mewah.
Jauh didalam hatinya ia sesungguhnya merasa malu dengan apa yang ia lakukan selama ini, mengarang cerita bohong demi ambisi pribadi tapi Tyas tetap lah Tyas ambisinya jauh lebih besar di banding nuraninya.
Dengan tekad yang kuat ia akhirnya mendaftarkan diri mengikuti ujian profesi sebagai seorang pengacara .
Setelah mengabdi beberapa waktu akhirnya dia di percaya memegang kasus untuk pertama kalinya , kasus yang ditangani nya pun tidak tanggung tanggung pejabat pemerintahan yang menggelapkan dana anggaran.
“Tyas kredibilitas kantor kita ada di tangan kamu tangani kasus client kita secara profesional.” Seloroh pak Lukman pengacara senior sekaligus owner dari firma hukum tempat ia bekerja.
“Terima kasih pak katas kepercayaan ini , tentu saja saya akan profesional menangani kasus ini.” Sahut Tyas sambil mengangguk hormat pada atasannya itu.
Karena ini kasus besar yang pertama kali ia pegang semalaman ia tidak bisa bisa memejam kan mata .
Ia mempelajari dengan sungguh sungguh pasal pasal yang bisa meringankan bahkan jika memungkin kan membebaskan client dari segala tuntutan.
TOK.. TOK.. TOK !
Tyas menggeliat meregangkan persendian tubuhnya dengan tubuh yang sedikit lemas karena tidak cukup tidur ia turun dari ranjang menuju kearah pintu. Di depan pintu Mbok Marni sudah berdiri dengan wajah masamnya.
“ Di tunggu Nyonya dan Tuan untuk sarapan.” Ucap Mbok Marni tanpa mau memanggilnya dengan sebutan apa pun .
Tyas pun tidak mengeluarkan sepatah katapun , setelah perempuan berusia senja itu berlalu dari hadapannya Tyas segera bergegas menutup pintu kamar mencuci muka menyemprotkan parfume kemudian berbegas turun ke lantai satu dimana Amira Prasodjo dan suaminya sedang menunggu dirinya untuk sarapan pagi.
“ Selamat pagi Bu , Pak..” sapa Tyas pada pasangan suami istri yang sudah duduk di meja makan.
“Pagi ..Tyas ayo duduk .” Sahut Amira Prasodjo Sementara suaminya hanya tersenyum tipis sambil terus meneruskan sarapan nya.
“kamu ke kantor hari ini?.” celetuk Amira Prasodjo memecah keheningan di meja makan pagi itu.
“Iya saya ada sidang hari bu.” Sahut Tyas setelah mengelap bibirnya dengan napkin.
“Woow kamu sudah pegang kasus Tyas?.” Ucap Amira Prasodjo dengan tatapan takjub kearah Tyas.Tyas hanya mengangguk sambil tersipu malu.
Tepat pukul 10 pagi Tyas sudah berada di ruang persidangan mendampingi client nya dari sebuah institusi pemerintahan
“Keberatan yang Mulia , pasal yang di gunakan oleh saudara jaksa penuntut umum sangat memberatkan client saya dan tidak relevan!.” Sergah Tyas.
“Keberatan di tolak! saudara jaksa penuntut umum silahkan lanjutkan.” Sahut hakim ketua sidang. Terjadi sedikit kericuhan di ruang sidang karena masing masing kubu bertahan dengan argumennya.
TOK..TOK .. TOK.! Hakim mengetukan palu dengan gusar karena suasana di ruang sidang menyerupai pasar.
“Saudara penasehat hukum terdakwa harap hormati sidang atau saudara saya keluarkan dari ruang persidangan!.” Seru hakim dengan suara yang lantang.
Sidang pun akhirnya di lanjutkan minggu depan untuk sesi pembacaan eksepsi.
Tyas sedikit merasa kesal dengan client nya yang tidak jujur dari awal sehingga ia sedikit gelagapan di depan majelis hakim tadi.
“Pak kenapa bapak tidak jujur dari awal kalau begini kan jadi bumerang.” Cerocos tyas saat mereka sudah di luar ruang sidang.
“Loh lucu anda ini, saya membayar ya untuk di bela bagaimana anda ini?!.” Sahut client dengan nada sedikit meninggi.
“Tidak bisa begitu bapak, betul tugas kami itu membela client , tapi jika client berbohong juga tidak bisa di benarkan kami ini di sumpah pak bukan asal asal lan.”
“Jangan terlalu idealis kawan ikuti saja arusnya apalagi kamu kan jam terbang nya belum tinggi.” Dengan seenak udelnya client berseloroh sambil tersenyum sinis.
Darah Tyas terasa mendidih rasanya ingin mundur sebagai pengacara laki laki tambun dan yang rambutnya enggan tumbuh ini, tapi disisi lain dia tidak ingin atasan nya kecewa karena telah memberinya kesempatan memegang kasus.
Malam hari nya harinya Tyas mendapat undangan dari salah satu koleganya yang seorang pengusaha terkenal.
Seperti pesta pesta orang kaya lainnya yang sering ia hadiri malam ini pun pesta di gelar di satu hotel yang sangat mewah.
“Hai you came alone?.” Seorang pria berwajah eropa menghampiri Tyas dan menyodorkan tangan nya kearah Tyas.
“Hai .” Tyas menyambut uluran tangan pria tampan itu setelah berbasa basi mereka kini terlibat perbincangan seru di selingi dengan canda tawa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
꧁☠︎𝕱𝖗𝖊𝖊$9𝖕𝖊𝖓𝖉𝖔𝖘𝖆²꧂
selamat berjuang Tyas.
2023-02-23
1