Buat sendiri dong

"Itu apaan?" tanya Juna yang melihat Julia memasukkan sesuatu dikotak makan.

"Cupcake yang aku buat tadi pagi, buat dibawa kerumah eyang, biar dimakan bareng bareng"

"loh kok aku nggak tau kamu buat cupcake nya?"

"Tidur melulu sih" sindir Julia.

"Ya kan persiapan buat nyetir, biar nggak ngantuk dijalan"

"Hmmm" jawabnya singkat karena malas berdebat.

"Mau nyoba dong" tangan Juna hampir saja melesat mengambil satu cupcake itu namun secepat kilat, Julia menepis tangan Juna.

"Cuci tangan dulu!"

"Oh iya" Juna pun mencuci tangannya kemudian siap mengambil satu cupcake itu.

"Habis ini, kamu masukin tas tas ke mobil, udah aku siapin semuanya lengkap didalem tas"

"Siaaap"

Setelah selesai bersiap siap. "Ga ada yang ketinggalan kan?" tanya Juna memastikan.

"Ga ada kok"

"oke"

Juna pun melajukan mobilnya menuju ke rumah eyang, yang membutuhkan waktu perjalanan selama 3 jam, Justin bilang, dirumah eyang udah rame, saudara saudaranya sudah datang semua, hingga akhirnya Juna dan Julia memutuskan untuk pergi lebih awal, tepatnya di hari Sabtu pukul 1 siang.

"Kamu tidur?" tanya Juna yang terus melirik ke arah Julia.

"Ngantuk aku tuh, dari jam 3 pagi belum tidur langsung beres beres terus buat kue tadi"

"Yaudah tidur aja, sayang" Juna mengusap rambut Julia dengan lembut.

'anjir, ni anak buat jantung gue gak aman aja' batin Julia, cepat cepat memejamkan matanya, saltingnya bukan kepalang.

Sebenarnya Juna kasihan melihat Julia yang sering kewalahan, tidak ada istirahat. Nugas, beberes rumah, masak, dan lain lainnya, tetapi Julia ditawari ART malah menolak keras, karena Julia susah percaya sama orang dan juga belum tentu puas sama pekerjaan mereka. Karena Julia orangnya pembersih banget.

****

Setelah 3 jam perjalanan, akhirnya mereka telah sampai dirumah eyang, saat masuk kedalam gerbang, terlihat benar saja disana sudah ramai, saudara saudara sudah pada kumpul, banyak mobil terparkir disana, juga sepupu sepupu juga sudah pada ngobrol digazebo depan rumah.

Begitu turun dari mobil, Juna langsung menghampiri para sepupu digazebo yang sudah lama tidak bertemu, namun Julia dengan cepatnya menarik baju Juna.

"Yang sopan, salim dulu sama yang lebih tua, didalem rumah"

"Oh iya ya, yaudah yuk"

Memasuki ruang tengah, semua orang sontak teralihkan dengan kedatangan mereka berdua, Juna dan Julia pun bersalaman satu persatu pada mereka yang lebih tua.

"Lengkap sudah cucu Oma" ucap oma sedangkan eyang hanya tersenyum.

"Oma sama eyang sehat?" tanya Julia kemudian duduk disebelah sepasang suami istri yang sudah berumur itu.

"Sehat, tapi ya namanya udah tua, badan masih suka sakit sakitan" jawab Oma.

Julia tersenyum kemudian memijit lengan Oma yang kulitnya sudah keriput, akhirnya Julia terjebak diruang tengah bersama yang lain karena diajak ngobrol.

"Kok baru nyampe sayang? Tadi pagi mama tanya Juna, katanya mau berangkat jam 9, macet ya?"

"Jam 9 mah Juna masih tidur, niatnya sih mau berangkat pagi, tapi Juna susah banget buat dibangunin, ma" jawab Julia.

"Siram air aja biar bangun" timpal tante Vera.

Semuanya tertawa. Setelah cukup lama mengobrol, Julia berpamitan untuk mengobrol dengan sepupu sepupunya yang lain, ia keluar rumah dan berjalan ke gazebo depan.

"Kakak!!" panggil Justin antusias, langsung berlari memeluk kakaknya.

"Justin, tambah tinggi aja kamu dek" Julia membalas pelukan Justin yang sepertinya sangat saling merindukan.

Julia melirik ke arah Juna yang sedang menggendong Jessi, keponakannya yang masih berumur 2 tahun.

"Ihh chubby banget pipinya" Julia mencubit pipi Jessi gemes.

"Jun, kamu udah cuci tangan kan sebelum gendong Jessi?" selidik Julia.

"Udah kok"

"Sini, sama tante ya" Julia mencoba mengambil Jessi dari gendongan Juna, tetapi Juna langsung menjauhi Julia, menolak cewek itu mengambil bocah imut yang tengah ia gendong.

"Aku baru gendong, ntar aja gantian"

"Culik aja yuk, kita bawa pulang" bisik Julia.

"Ihh ngapain nyulik, buat aja lah kan bisa, kan udah bisa produksi sendiri" saut Hendra, papanya Jessi, yaitu kakak sepupunya Juna yang mendengar ucapan Julia tadi.

"Ya bisa dong, gimana Juliet?" Juna melirik ke arah Julia terus menaik turunkan alisnya sambil senyum genit, membuat Julia bergidik geli.

"Juna, mana anak gue?" tanya Mira, istri dari kak Hendra.

"Daritadi gue nyariin kemana Jessi, gue kelonin malah ngilang bocahnya"

"Iya elo ngelonin tapi yang tidur bukannya Jessi malah maknya, yaudah gue bawa aja si Jessi daripada main sendirian dikamar" jawab Juna.

"Sini Jessi sama mama"

"Ih pinjem bentar napa, lagian dia anteng kok sama gue" Juna masih enggan melepaskan Jessi dari gendongannya.

"Mau tidur dia, dari semalam gak bisa tidur, nangis terus" akhirnya dengan berat hati, Juna memberikan Jessi pada mamanya, "makanya buat sendiri, biar rumah gak sepi"

Akhirnya, Julia ikut masuk kedalam rumah bersama kak Mira karena digazebo depan didominasi dengan cowok cowok saja.

****

"Kamu sama Juna gimana?" tanya kak Mira.

"Gimana apanya?"

"Ya kehidupan setelah menikah"

"Biasa aja sih, Juna tetep nyebelin kayak dulu. Tapi dia sabar sama Julia, ngertiin Julia, terus makan gak rewel juga, dia mau makan apa yang dimasak Julia tapi kadang kalo lagi kepingin sesuatu, dia sendiri yang request buat dimasakin yang dia mau"

"Kalo dikampus gimana? temen temen udah pada tau status kalian apa belum?"

"Belum, mereka ngiranya kita sepupuan, tapi emang kita ada hubungan sepupu kan"

"Tapi emangnya gak ada yang curiga ya? Kalo tiba tiba Juna manja ke kamu?"

"Gak tau sih, tapi sahabat sahabat aku kayaknya agak curiga, udahlah biarin"

"Tapi aku belum siap aja sih kalo orang orang tau tentang hubunganku sama Juna, karena pandangan orang orang tentang nikah muda itu masih negatif banget kak. Terus males juga jadi bahan omongan orang orang"

Mira tertawa kecil, "kakak gak bisa bayangin gimana Juna, dia kan anaknya pecicilan dan ke anak anakan banget ya, terus gimana pas jadi suami, tapi ternyata dia bisa rubah sifatnya pelan pelan ya"

Julia ikut tertawa, kemudian melirik ke arah Juna yang ikut masuk kedalam rumah bersama Justin.

****

Tak terasa, malam sudah tiba, Julia dan cewek cewek lainnya sedang menyiapkan makan malam didapur, sedangkan cowok cowok berada diruang tengah menyusun piring piring dan peralatan makan lainnya diatas karpet, karena meja makan tidak cukup untuk keluarga besar mereka yang sangat banyak membernya.

Julia merasa kedingin karena ia mandi habis Maghrib, karena menunggu antrian kamar mandi yang amat banyak, dirumah Oma dan eyang, kamar mandi cuma ada 3 sedangkan orang orang yang menginap disana ada sekitar 20 an tentu saja, harus penuh kesabaran menunggu antrian mandi, ditambah lagi suasana tempat rumah eyang dan Oma sudah dingin, apalagi Julia lua tidak membawa Hoodie.

"Kenapa Lia?" tanya Juna yang ternyata memperhatikan Julia menggosok gosokkan lengannya berulang kali.

"Dingin Jun"

Juna pun langsung melepas Hoodie yang ia kenakan, dan menyodorkannya pada Julia.

"Pake aja nih"

"Kamu gimana?"

"Gapapa pake aja", Julia pun mengangguk kemudian langsung memakai Hoodie milik Juna itu.

"Masih dingin?"

"Nggak terlalu"

"Yaudah aku balik ke depan lagi ya" Julia mengangguk.

Setelah waktu makan malam tiba, Julia duduk disebelah Juna dan Nana yaitu adik sepupunya, Juna disebelah kanannya sedangkan Nana disebelah kirinya.

"Enak?" tanya Juna yang sedari tadi memperhatikan Julia makan dengan lahap, tak lagi mengatur pola makannya. Julia membalasnya hanya dengan ancungan jempol, karena mulutnya sudah dipenuhi makanan, susah untuk menjawab.

'Jarang banget gue ngeliat Julia makannya lahap, mana sekarang dia lagi pake Hoodie gue lagi, kegedean sih tapi keliatan gemesin banget, jadi pengen peluk dia tapi sekarang lagi gak dirumah, nyesel gue nge iyain nginep' batin Juna.

~•~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!