Episode 4

Darnell dan Perlie kembali ke rumah awal mereka membawa Carl. Darnell mengunci dan memaku pintu rumah, sedangkan Perlie menutup semua jendela menggunakan kain. Setelah selesai mengunci pintu, Darnell berencana pergi ke lantai atas.

"Baca buku novel mu! Kakak akan naik ke atas." ucap Darnell sambil mengambil koper kecil dan senapan.

Ketika sudah di lantai atas, Darnell duduk melihat-lihat foto-foto kenangan dirinya bersama kedua orangtuanya dan adiknya Perlie. Darnell melihat-lihat satu persatu foto kenangan dirinya bersama keluarganya. Sampai akhirnya, Darnell memandangi salah satu foto ketika dirinya bersama ibunya.

Setelah mengingat kenangan indah bersama keluarganya, Darnell pun menyimpan kembali foto-foto keluarganya tersebut. Lalu Darnell membuka salah satu jendela dan menggeser kursi ke dekat jendela. Setelah itu Darnell mengambil senapannya, lalu menyimpan senapannya di atas kursi dan langsung membidik kearah luar jendela.

Darnell melihat ada beberapa zombie diluar, lalu memancing zombie-zombie itu dengan bersiul. Siulan Darnell membuat salah satu zombie berbalik. Ketika zombie itu sudah berbalik, Darnell menembak zombie itu tepat di kepala guna memancing para zombie lain. Suara tembakan Darnell akhirnya membuat zombie-zombie lain terpancing dan mulai mendekat. Namun di lantai bawah, Perlie yang terkejut pun memanggil Darnell yang berada di lantai atas.

"Kakak?" panggil Perlie.

"Tidak apa-apa, Perl. Tetaplah disana! Jangan naik kemari!" ucap Darnell.

Perlie pun kembali duduk, lalu menutup telinganya. Darnell kembali membidik, lalu menembak sekali lagi guna memancing zombie ibunya. Tembakan Darnell berhasil mengenai sasaran.

"Ibu... Ayolah, ibu!" ucap Darnell.

Setelah beberapa saat, akhirnya zombie ibunya pun muncul. Darnell yang melihatnya langsung membidik kepala zombie ibunya. Namun begitu melihat wajah ibunya, Darnell tidak bisa menarik pelatuknya.

"Ayolah!... Ayolah!" ucap Darnell sambil menahan tangis.

Darnell pun kembali membidik zombie ibunya, namun Darnell masih tidak kuasa untuk membunuh ibunya meskipun ibunya sudah bukan manusia lagi. Keraguan Darnell akhirnya membuat zombie ibunya pergi. Darnell kembali menurunkan senapannya, kemudian menangis tersedu-sedu.

...**...

Ditempat lain, Carl sedang pergi menuju Heaven Feel menaiki mobil polisi yang dia bawa dari kantor polisi. Dalam perjalanannya, Carl menggunakan alat komunikasi yang ada di mobil, berharap ada seseorang yang menjawabnya.

"Disiarkan dari saluran darurat. Akan mendekati Heaven Feel melalui jalan raya KM 85. Siapa saja yang mendengarkan, tolong menjawab!..... Halo... Halo. Apa ada yang bisa mendengar suaraku?..... Ada orang diluar sana? Siapa saja yang mendengar ku, tolong menjawab!..... Halo. Kau bisa mendengar suaraku?"

Di suatu tempat, ada sebuah camp kecil yang terdapat beberapa orang disana. Di camp tersebut ada satu alat komunikasi yang sama seperti yang digunakan oleh Carl. Alat komunikasi tersebut mengeluarkan suara seseorang, yaitu Carl. Sontak orang-orang di camp tersebut mencoba menjawab panggilan dari alat komunikasi tersebut.

"Halo. Apa ada yang bisa mendengar suaraku?" tanya Carl di alat komunikasi.

"Hei, halo?" Panggilan Carl dijawab oleh seorang perempuan bernama Betty.

"Kau bisa mendengar suaraku?" tanya Carl.

"Ya, aku bisa mendengar mu. Suaramu terdengar. Ganti!" jawab Betty.

"Siapa saja yang mendengar, tolong menjawab!" ucap Carl.

Kembali ke Carl.

"Disiarkan dari saluran darurat. Akan mendekati Heaven Feel melalui jalan raya KM 85. Jika siapa saja mendengar suaraku, tolong menjawab!" ucap Carl.

Kembali ke camp.

"Kami ada diluar kota." ungkap Betty.

Tiba-tiba alat komunikasi nya tidak bisa digunakan.

"Sksksksk..."

"Sial! Halo? Halo?" Betty terus memanggil-manggil.

"Sksksksk..."

"Dia tidak bisa mendengar ku. Aku tidak bisa memperingatkannya." ucap Betty pada orang tua bernama Johnson yang ada disebelahnya.

"Coba hubungi lagi! Ayo, nak! Kau tahu cara mengoperasikannya." ucap Johnson.

Tiba-tiba muncul seorang polisi bernama Erick. Polisi itu mengambil alih alat komunikasi nya dari Betty.

"Halo, halo. Apa orang yang memanggil masih mengudara?" tanya Erick.

"Sksksksk..."

"Ini petugas Erick Thompson menghubungi orang tidak dikenal. Tolong menjawab!" ucap Erick.

"Sksksksk..."

"Dia sudah pergi." ucap Erick.

"Masih ada yang lain. Bukan cuma kita." ucap Emma.

"Kita tahu masih ada yang tersisa, bukan? Karena itulah kita kita membiarkan alat komunikasi menyala." ucap Erick.

"Ada banyak manfaatnya." ucap Emma.

"Baiklah." balas Erick.

"Aku sudah berkata selama seminggu. Kita harus meletakkan tanda dijalan 85 agar orang tidak pergi ke kota itu." ucap Emma.

"Orang-orang tidak tahu apa yang mereka hadapi." ucap Betty.

"Kita tidak punya banyak waktu." ucap Erick.

"Kurasa kita harus menyempatkan diri." balas Emma.

"Ya... Itu kemewahan yang tidak sanggup kita dapatkan. Kita bertahan hidup disini. Hari demi hari." ucap Erick.

"Menurutmu siapa yang harus pergi?" tanya Johnson.

"Aku yang akan pergi. Berikan kendaraan untukku!" jawab Emma dengan tegas.

"Tidak ada yang pergi sendirian! Kau tahu itu." ucap Erick.

Setelah mendengar perkataan Erick, Emma pun terdiam beberapa saat. Lalu dia pun berjalan pergi menuju tendanya.

"Ya, pak." ucap Emma sambil berjalan pergi ke tendanya.

Anak Emma yang masih berumur 10 tahun, yaitu Winston mengikuti Emma dibelakang. Namun akhirnya dihentikan oleh Erick.

"Hei, hei, hei, hei, hei. Kau duduk saja, kawan! Tidak apa-apa. Kau duduk saja disana! Ayo!" ucap Erick.

Emma berjalan menuju tendanya dengan diikuti oleh Erick.

"Kau kesal padaku?" tanya Erick.

"....." Emma sama sekali tidak menjawab.

Setelah sampai didepan tendanya, Emma langsung masuk kedalam.

"Kau bisa kesal padaku semaumu. Tapi itu tidak akan mengubah apapun." ucap Erick.

"....."

Erick pun masuk kedalam tenda juga.

"Aku tidak akan membiarkanmu dalam bahaya. Oke? Aku tidak akan membiarkannya untuk alasan apapun! Itu membuatmu ingin memukul kepalaku? Silahkan! Aku ada disini." ucap Erick.

"....." Emma berbalik dengan ekspresi khawatir.

"Kau tidak boleh pergi seperti itu tanpa persiapan! Dengar! Kau tidak mau melakukannya untuk diriku ataupun dirimu. Tidak apa-apa. Namun lakukan itu untuk dirinya! Anak itu sudah mengalami banyak hal... Dan dia tidak akan kehilangan ibunya juga. Oke?" Erick menegaskan.

"....." Emma mengangguk dengan ekspresi yang masih khawatir.

"Oke?" tanya Erick.

"Aku ibu yang baik." ucap Emma.

"Katakan padaku kalau kau mengerti!" ucap Erick.

"....." Emma hanya mengangguk.

"Itu tidak sulit." ucap Erick sambil sedikit tersenyum.

"....."

"Hei." Erick mendekat.

Erick dan Emma berciuman setelah tenang. Lalu beberapa saat kemudian anaknya Emma, yaitu Winston memanggil. Sontak mereka pun berhenti ciuman.

"Ibu?" panggil Winston.

Erick pun keluar dari tenda.

"Dia ada didalam. Ayo!" ucap Erick pada Winston.

Winston pun menghampiri tenda. Begitu sudah di depan tenda, Emma menghampirinya dan berlutut lalu memegang kedua pundak Winston.

"Ibu tidak ingin kau khawatir! Ibumu tidak akan pergi kemana-mana. Oke?" Emma menegaskan.

"....."

"Ya?" tanya Emma sambil mengangguk.

Winston pun mengangguk sambil tersenyum.

"Selesaikan tugasmu!" suruh Emma.

"Oke." balas Winston.

Begitu Winston pergi, Emma pun terdiam memikirkan sesuatu. Selama ini Emma mengkhawatirkan anak tertuanya, yaitu Carl. Itulah alasan kenapa Emma berencana pergi sendirian.

...**...

Carl berhenti di suatu tempat, karena bensin mobilnya habis. Carl berencana mencari bensin dengan berjalan kaki menyusuri jalan. Carl mengambil tas berisi senjata dibelakang, lalu keluar dari mobil. Sebelum pergi, Carl mengambil jirigen di bagasi mobil kemudian dia pun pergi.

Carl berjalan sambil menenteng tas dan jirigen menyusuri jalan. Carl berjalan sambil melihat kesana-kemari guna menemukan sesuatu seperti rumah.

...**...

...Bersambung....

...JANGAN LUPA LIKE NYA....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!