Keesokan harinya Tania sudah rapi dengan setelan putih abu-abunya, Tania juga sudah selesai sarapan.
"Mama dan Papa belum pulang, Mba?" tanya Tania kepada Mba Sri.
"Semalam mereka pulang larut malam Non, lalu pagi buta tadi jam 5 sudah berangkat lagi, katanya ada dinas ke Bali," jawab Mba Sri.
Wajah cantik Tania langsung murung, apa Mama dan Papaku tidak pernah merindukanku? Sedikit saja mereka luang waktu untukku, hatiku sedih karena selalu kesepian sepanjang hari.
"Non kok bengong," kata Mba Sri membuat Tania buru-buru pergi. "Aku berangkat dulu Mba," pamitnya dan berlalu keluar rumah.
Sri melihat anak sang majikan ini cukup kasian, sungguh punya uang banyak itu tidak akan ada artinya kalau anak juga tidak bahagia.
Malang sekali nasib Non Tania, hidupnya bergelimang harta tapi dia selalu kesepian setiap hari.
***
Sesampainya di sekolah Tania berjalan sendirian menulusuri lorong sekolah, ia hanya menundukkan kepalanya tak ada senyum sedikitpun di sudut bibirnya. Dalam hatinya ia merasa sedih, ketika ia punya semuanya tapi kedua orang tuanya selalu sibuk dan ia merasa kurang perhatian dari kedua orang tuanya.
Sesampainya di kelas langsung duduk, lalu merebahkan kepalanya di atas meja. Terlihat lemas sekali, mungkin Tania begitu merindukan kedua orang tuanya.
"Tan, kamu kok diam saja, apa kamu sakit?" tanya Anita, teman satu bangku Tania.
"Pagi Tan," dengan riang Sella menyapa Tania tapi Tania hanya diam.
"Anit, Tania kenapa?" Sella tampak kawatir.
"Aku juga tidak tahu Sell, sejak datang dia murung," jelasnya pada Anita.
Sella menarik bangku di sebelah Tania, lalu ia mengusap punggung Tania dengan lembut.
"Tan, apa ada masalah?" tanya Sella dengan suara lirih.
"Iya Tan, ceritakan sama aku dan Sella," kata Anita dan di anggukin oleh Sella.
"Masalahku hanya kesepian saja, aku punya keluarga tapi seperti tidak punya keluarga, kedua orang tuaku selalu sibuk dengan pekerjaan mereka tanpa sedikitpun perduli padaku," buliran air mata membasahi kedua pipi Tania saat ia bercerita kepada Sella dan Anita.
"Sabar ya Tan, biar tidak kesepian kamu boleh main ke rumahku, kita bisa berbincang bersama dengan Ayah dan Ibuku," kata Anita pada Tania.
"Tan, kan ada aku, ada Anita, kamu jangan merasa kesepian lagi ya!" titah Sella dengan nada lembut.
Tania terdiam, aku hanya ingin kedua orang tuaku punya waktu lebih banyak untukku.
Saat Guru datang buru-buru Tania mengusap air matanya, ia membenarkan posisinya duduknya.
"Selamat pagi anak-anak, sebelum mulai pelajaran, mari kita berdoa dulu ya semuanya!" titah Bu Muti yang tidak lain adalah wali kelas di kelas Tania.
Semuanya menundukkan kepalanya dan berdoa dengan khusuk.
Setelah selesai berdoa, pelajaran pun di mulai.
"Buka halaman 69 ya semuanya, kalian kerjakan soal yang ada dihalaman itu! Ibu ada rapat di kantor, ingat jangan ada yang bercanda!" titah Bu Muti, lalu langsung pergi meninggalkan kelas.
Semua murid mengerjakan tugas dari Bu Muti dengan baik, tidak ada yang bercanda.
Detik demi detik berlalu, hingga jam menunjukkan pukul 9 dan semua murid istirahat.
Saat yang lain keluar untuk jajan ke kantin, Tania menggletakan kepalanya di atas meja, lagi-lagi ia terlihat murung.
"Tan, ayo ke kantin!" ajak Sella dan Anita. Namun hanya di sambut gelengan kepala.
"Anit, kamu ke kantin duluan ya! Aku ngobrol sebentar sama Tania," ujar Sella dan di anggukin oleh Anita.
Anita berlalu keluar dari dalam kelas, sedangkan Sella kembali duduk di bangku sebelah Tania.
"Aku tahu, kamu merasa kesepian kan Tan, kamu punya aku nanti kita bisa pergi bersenang-senang lagi seperti waktu itu," kata Sella menghibur.
"Kedua orang tuaku hanya sibuk mencari uang dan uang, lalu untuk apa aku di lahirkan di dunia ini?" keluh Tania, kelopak matanya kembali berembun dan buliran air mata kembali membasahi kedua pipi mulusnya.
Tania anak yang malang meskipun semuanya serba kecukupan namun kasih sayang dan perhatian dari kedua orang tuanya jarang sekali ia dapatkan.
***
Bell sekolah berbunyi semua anak-anak akhirnya pulang, Anita pulang lebih dulu karena dia harus membantu Ibunya untuk masak karena malam ini mau ada acara kumpul keluarga.
Sedangkan Tania dan Sella hendak pergi ke mall untuk nonton.
"Tan, aku ajak pacarku ya!" kata Sella pada Tania.
"Ya, nanti aku jadi obat nyamuk," keluh Tania malas.
"Tidak akan, nanti aku suruh Randi ajak Rizki, biar nemenin kamu," ujar Sella dengan senyum kecil.
Tania mengangguk, lagian daripada di rumah kesepian, lebih baik jalan-jalankan.
Bersambung
Terimakasih para pembaca setia
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments