Denis tengah bersantai sambil meminum segelas anggur merah demi merayakan dirinya yang sudah menjadi calon suami dari Laras. Saat tengah menikmati kebahagiaannya, ponselnya berdering nampak nama Naomi tertera di ponselnya. Membuat raut wajahnya menjadi kesal karena sudah mengganggu kebahagiaannya.
" Ada apa?" Denis mengangkat telponnya tanpa basa-basi.
" Bagaimana liburannya? Menyenangkan?" Tanya orang diseberang telepon.
" Sudah aku bilang aku kesini bukan untuk liburan, melainkan untuk membantu jual beli tanah." Denis mengelak akan tuduhan gadis bernama Naomi itu.
" Sekaligus melamar gadis itu?"
Denis terkejut mendengar pertanyaan itu, bagaimana Naomi bisa tahu jika dirinya baru saja melamar Laras. "Bagaimana kamu bisa tahu?"
" Aku mengikuti akun media sosialnya dan melihat gadis itu memamerkan cincin sialan itu." Jawab Naomi.
" Lalu apa urusanmu? Hubungan kita sudah berakhir."
Naomi adalah mantan kekasih Denis yang baru diputusnya saat dirinya berangkat ke Bali. Sebelum pacaran dengan Laras bahkan sesudah pacaran Denis sudah lama memiliki hubungan dengan Naomi. Naomi terkadang tak segan menemaninya tidur berdua.
" Itu bagimu, namun tidak bagiku. Aku harap kamu datang menemui ku. Jika tidak malam ini juga, maka aku akan datang menemui mu disitu dan mengatakan sebenarnya jika selama kamu berpacaran dengan Laras kamu juga berhubungan denganku." Ancam Naomi membuat Denis ketir, karena baru saja dirinya melamar Laras, namun seketika ingin dihancurkan saja oleh Naomi. Tak ingin hal itu terjadi, Denis segera menghentikan aktivitasnya lalu mengambil kunci mobilnya untuk segera kembali ke Jakarta menemui Naomi.
Denis keluar dari kamar hotelnya dengan terburu-buru, namun seseorang memanggil namanya. Denis menoleh yang ternyata adalah Laras. Laras tidak bisa tidur karena memikirkan perkataan dari Rani. Itu sebabnya dia ingin menemui Denis namun mengurungkan niatnya karena takut menggangu. Namun, melihat Denis keluar dari kamar hotelnya, Laras segera memanggil. Laras melihat Denis memegang kunci mobilnya, sepertinya pria itu hendak ingin keluar.
" Kamu mau kemana?" Tanya Laras melirik kearah kunci mobil yang dipegang oleh Denis.
" Aku harus segera ke Jakarta malam ini. Sebab ada klien yang memanggilku untuk segera kesana." Jawab Denis berbohong padahal dia ingin menemui Naomi mantan kekasihnya.
" Emangnya harus malam ini? Apa tidak bisa besok?" Tanya Laras yang khawatir karena sudah hampir tengah malam Denis harus menyetor mobilnya sendiri ke Jakarta.
" Tidak bisa, klien ku ini sangat sibuk. Jika dia menghubungiku malam maka aku harus pergi malam ini juga. Kamu tidak usah khawatir, aku akan baik-baik saja." Kata Denis mendekati tangannya di pipi Laras seolah memberikan penguatan agar gadis itu tidak merasa khawatir akan kepergiannya malam ini. Karena sikap Denis yang lembut seperti itu, membuat Laras luluh dan merelakan Denis untuk pergi ke Jakarta sendirian malam itu.
Jessica berbohong kepada suaminya jika dia akan menemui temannya, melainkan dirinya berada di bar sambil di temani sebuah minuman koktail. Jessica membuat janji dengan seorang pria muda yang baru saja dia kenal, mereka mulai dekat semenjak hubungannya dengan sang suami mulai retak. Pria muda itu bernama Vernon, yang merupakan anak kuliahan yang sering berkunjung di bar yang dimana Jessica tengah menunggunya. Mereka berkenalan di bar itu, karena saat itu Jessica tengah stres berat karena Damar sang suami tidak pernah pulang ke rumah dan sibuk dengan pekerjaannya.
Vernon datang menemui Jessica dengan memeluk wanita itu dari belakang, lalu Vernon mencium pipi Jessica sebagai tanda kedatangannya. Ditengah stresnya dalam hubungan rumah tangga, Vernon selalu setia menemaninya minum di bar. Entah kenapa malam ini Vernon nampaknya begitu murung, membuat Jessica bertanya padanya, " ada apa?"
" Aku stres kak, harus dapat uang darimana lagi. Bentar lagi kami akan ujian, dan aku masih belum memiliki uang untuk membiayainya, jadi untuk malam ini aku tidak bisa minum bersama dengan kakak." Curhat Vernon mengenai stresnya hari ini.
Jessica terdiam sejenak, melihat minumannya dan sedikit melirik ke arah Vernon yang duduk diam disampingnya. Niat hati ingin membantu namun ada rasa ragu.
" Kayaknya malam ini aku tidak bisa bermalam dengan kakak, aku harus mencari pinjaman untuk biaya kuliah ku." Ujar Vernon berdiri dan hendak pergi. Namun Jessica kembali memanggilnya, dia tak ingin kesepian. Jessica menawarkan pinjaman padanya.
" Tidak perlu kak." Vernon menolak tawaran dari Jessica.
" Sudah! Kamu tidak usah pikir, ini ambillah untuk biaya kuliahmu. Nanti kamu boleh membayarnya lagi." Kata Jessica mengeluarkan beberapa kertas uang untuk dipinjamkan kepada Vernon.
Karena Jessica sudah berbaik hati padanya, rasanya Vernon ingin membalas kebaikan Jessica padanya. Awalnya Vernon berniat mengajak Jessica ke kosnya namun dia teringat jika ada temannya yang tengah menginap, akhirnya Vernon memutuskan untuk mengajak Jessica ke hotel. Saat tengah mengajak Jessica, tiba-tiba ponselnya Jessica berdering yang ternyata dari suaminya Damar.
" Suami kakak menelepon, lebih baik kita tidak usah ke hotel." Kata Vernon tak enak melihat suami Jessica menelfon.
Jessica melihat nama suaminya, namun dia malah mematikan telepon itu dan tak mau mengangkatnya. " Aku mau ke pantai." Ujar Jessica berjalan duluan.
Vernon yang tadinya kecewa mulai merasa senang karena Jessica mau bersama dengannya. Vernon mengikuti Jessica dari belakang.
Di rumah, Damar tidak bisa tidur. Dia mencoba untuk mengkonsumsi obat namun tetap saja matanya tidak bisa terpejam. Dia terus menunggu kehadiran Jessica, yang tak kunjung pulang. Dia mengingat kembali kenangan saat dirinya tengah bertengkar dengan Jessica. Sama seperti biasa dia menunggu Jessica pulang, saat itu Jessica pulang tengah malam. Hati suami yang khawatir merasa marah melihat sang istri pulang tengah malam dan tak perduli padanya. Jessica acuh tak acuh dan tidak memperdulikan Damar. Merasa marah, Damar membentaknya dan memintanya untuk bersikap layaknya istri yang normal.
" Bisakah kamu menjadi istri yang normal! Aku ini suamimu, kamu seolah tak menghargai aku sama sekali!" Bentak kasar Damar karena sikap Jessica yang mulai berubah.
" Apa? Istri yang normal? Kayaknya kamu salah, aku begini karena siapa." Ucap Jessica yang pergi begitu saja.
Damar hanya meratapi nasibnya yang sendirian didalam kamar, kehidupan rumah tangga hancur. Mereka layaknya pasangan hanya status namun sibuk dengan dunia sendiri.
Vernon membangunkan Jessica, dia membuka matanya melihat keindahan laut yang terpancar begitu indahnya. Jessica tersenyum, dia keluar dari mobil dan bermain dipinggir dengan gembira. Entah sudah lama senyuman itu hilang, dan kini kembali ketika Jessica tengah bermain dengan ombak kecil. Kenangan akan kejamnya sikap ayah dulu, yang tanpa rasa sayang berani menjodohkannya dengan kolega bisnisnya, hanya karena ingin memajukan perusahaannya. Beruntung Jessica orang yang keras dan menolak perjodohan itu demi kepentingan sang ayah. Namun saat Jessica memilih pilihan hatinya, justru malah suaminya dimanfaatkan oleh ayah untuk terus bekerja tanpa memberikan perhatian lebih kepadanya. Sungguh kejam sikap Lukman, hanya memikirkan kepentingan dirinya tanpa memikirkan kebahagiaan anak semata wayangnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments