Meski tanpa restu dari ayahnya, nyatanya pernikahan Jessica dan Damar tetap berlangsung. Pernikahan yang digelar dengan meriah. Pintu terbuka saat Jessica dan Damar bergandengan masuk ke altar pernikahan. Riuhnya tepuk tangan para tamu yang hadir saat melihat pasangan itu berjalan. Jessica begitu bahagia dengan gaun pengantin yang anggun dia tersenyum kepada semua tamu yang hadir. Ayah Jessica turut hadir diacara pernikahan anaknya. Raut wajahnya tidak menunjukan rasa bahagia dimana sebagian orang tua yang melihat anaknya menikah. Jessica melihat ayahnya justru tambah menjadi, dia terus lengket dengan memeluk tubuh Damar bahkan tidak lupa saat mc panggung meminta mereka berciuman. Jessica dengan agresif mencium Damar duluan. Ayah Jessica begitu muak dengan tingkah anaknya itu. Dia tidak percaya jika Jessica memilih pria miskin yang berkerja sebagai karyawan di perusahaannya.
Layaknya pengantin baru, mereka berdua juga melakukan bulan madu di tiga tempat. Bulan mau pertama ialah di Eropa, Jessica sendiri yang meminta untuk pergi ke Eropa. Setelah satu bulan di Eropa, Jessica meminta untuk bulan madu ke Hongkong. Dari Hongkong mereka berdua lanjut ke Bali. Di Bali layaknya dunia milik berdua. Mereka berdua jalan-jalan ke pantai menghabiskan waktu mereka disana. Mereka bahkan mengungkapkan rasa cinta satu sama lain dan berlari serta bermain dipinggir pantai. Jessica menarik Damar untuk ke laut, mereka berjalan masuk kelaut merasakan sensasi air laut ditubuh mereka. Jessica memeluk mesra suaminya, memandang wajah suaminya dengan tatapan menggoda. Hingga akhirnya Damar melayangkan ciuman mesra dibibir Jessica.
Damar membereskan pakaian ke koper, sudah tiga bulan mereka berbulan madu. Damar ingin segera pulang ke Jakarta dan melanjutkan pekerjaannya. Saat dirinya keluar dengan kopernya, dia melihat Jessica masih bermalas-malasan di sofa. " Jess, ayo siap-siap kita harus segera pulang."
" Aku gak mau." Ucap Jessica dengan santainya.
" Tapi Jess, kita udah 3 bulan berbulan madu. 1 bulan kita udah di Eropa, lalu kamu minta ke Hongkong, dan 1 bulan kita berada di Hongkong. Lalu sekarang di Bali, kita juga udah satu bulan disini. Aku harus balik kerja Jess." Kata Damar karena sudah tiga bulan dia meninggalkan pekerjaannya.
" Aku gak mau, aku ingin kita tinggal saja disini."
" Gak bisa Jess, aku harus kerja." Ucap Damar.
" Kalau begitu kita nginap satu malam deh," pinta Jessica dengan tatapan memohon.
" Gak bisa Jess, aku udah tiga meninggalkan pekerjaan ku." Damar tetap menolak.
" Baiklah jika kamu masih mau pulang, pulang saja sendiri. Aku akan bawa mobil ku untuk jalan-jalan disini." Ucap Jessica mengambil kunci mobilnya dan pergi.
Damar tidak tinggal diam, dia mengejar Jessica. Dia tidak bisa meninggalkan Jessica sendirian disini. Bagaimana pun juga Jessica harus ulang bersamanya. " Jess, tunggu sebentar." Pinta Damar.
" Apa! Kamu mau pulang, kan? Pulang sana. Berkutat lah dengan pekerjaanmu itu."
" Jess, dengerin aku dulu." Damar terus menahan Jessica untuk tidak pergi.
" Lepaskan! Biarkan aku pergi!" Jessica memberontak.
" Jess, aku minta maaf. Aku gak tahu apa salahku. Tapi aku mohon kita udah tiga bulan pergi, jadi aku mohon kita pulang ya. Aku harus bekerja."
" Ya, kamu pulang saja. Biarkan aku disini."
" Gak bisa, aku gak bisa ninggalin kamu sendirian disini."
" Tapi aku gak mau pulang." Ucap Jessica bersikeras.
Karena Jessica terus keras kepala, Damar bertindak kasar dengan terus memaksa Jessica untuk pulang bersamanya. Namun, Jessica mendorong Damar dengan dia tetap dengan pendirian. " Aku gak mau pulang Damar! Untuk apa aku pulang ujung-ujungnya aku ditinggal sendirian dan kamu sibuk dengan pekerjaanmu. Aku gak mau pulang!" Bentak Jessica.
Jessica merupakan anak tunggal di keluarganya, semenjak ibunya meninggal di rumah Jessica hanya tinggal sendirian. Ayah Jessica, Lukman Prakoso sibuk dengan pekerjaannya sehingga Jessica tidak mendapatkan kasih sayang dari ayahnya. Makanya Jessica bersikeras tidak mau pulang, karena dia tahu Damar akan sibuk bekerja sama seperti ayahnya. Jessica hanya butuh kasih sayang, dia tidak butuh hal yang lain. Namun, Damar masih saja tidak mengerti dengan keinginan istrinya.
" Aku pikir, kamu akan berbeda dengan ayah. Aku pikir kamu akan mengerti denganku. Ternyata kamu sama saja." Ucap Jessica sambil menangis menaiki mobilnya lalu pergi begitu saja.
Damar hanya menatap kepergian Jessica dengan tatapan sendu, mau bagaimana pun dia juga tidak bisa melepaskan pekerjaannya karena dirinya adalah bawahan ayah Jessica.
Lima kemudian...
Damar sudah membuktikan kepada ayah Jessica jika dirinya bukanlah bawahan yang selama ini diremehkan. Damar sebagai menantu sudah membuat perusahaan ayahnya sebagai perusahaan besar yang bahkan terkenal hingga ke luar negeri. Damar sebagai perwakilan perusahaan bahkan berkunjung keluar negeri untuk memperkenalkan perusahaan dan melakukan cabang bisnis disana. Lukman yang dulunya sangat tidak merestui hubungan Jessica dan Damar, kini mulai luluh karena kerja keras Damar untuk perusahaannya.
Damar baru saja tiba di Jakarta setelah dari luar negeri. Belum sempat bertemu dengan Jessica, Lukman sang ayah mertua segera menghubungi Damar untuk menemuinya. Mau tidak mau, Damar terpaksa menemui ayah mertua meski dia belum belum istrinya sama sekali. Rasa rindu yang memuncak terpaksa ditunda dulu oleh Damar. Damar pergi menemui ayah mertua yang sedang duduk dipinggir kolam sambil menikmati segelas kopi serta arah pandangnya fokus di tablet Androidnya.
" Ada apa bos?" Tanya Damar, meski sudah menjadi menantu ayah Jessica tetaplah bosnya mau tidak mau Damar tetap memanggil mertuanya itu sebagai bos.
" Aku akan ada pertemuan di Hongkong. Kebetulan orang ini adalah sahabat dekatku. Dan dia sedang merayakan pesta ulang tahunnya." Ujar Lukman.
" Lalu? Apa yang harus aku lakukan bos?" Tanya Damar.
" Aku akan mengajak mu pergi bersama denganku. Kamu segera bersiap-siap, kita akan berangkat jam 10 nanti. Jadi tunggu apa lagi!" Pinta Lukman.
Lagi-lagi rindu harus ditunda, Damar tidak bisa bertemu dengan Jessica karena waktu sudah mepet. Sebentar lagi dia akan berangkat lagi ke Hongkong untuk menemani ayah mertuanya. Damar hanya bisa menelfon Jessica setidaknya memberitahu istrinya itu.
Ponsel terus berdering, Jessica justru tidur dan tidak memperdulikan bunyi ponselnya. Meski sudah tahu Damar akan datang hari ini. Tidak ada hari spesial buat Jessica menurutnya itu sama saja. Karena dia tahu Damar akan pergi lagi dan tidak ada lagi waktu untuknya. Karena ponsel terus berdering, dengan kesal Jessica mengangkat telfonnya.
" Hallo!" Dengan suara yang baru bangun tidur.
" Jess, hari ini aku gak jadi pulang ke rumah. Ayahmu meminta ku untuk menemaninya ke Hongkong."
" O, Ya udah." Ucap Jessica lalu melemparkan ponselnya asal-asalan dan kembali tidur.
Damar hanya bisa diam saat Jessica mematikan telfonnya secara sepihak begitu saja. Damar memperhatikan wallpaper ponsel pernikahannya dan Jessica. Dia menghela nafasnya, semoga hal buruk tidak terjadi dalam pernikahan mereka, karena apapun yang Damar lakukan juga untuk kepentingan Jessica juga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments